II. Tadaima

Boku no Hero Academia
by Kohei Horikoshi

Tadaima
by me

OOC

BakuDeku, TodoBaku, KiriBaku, DekuOcha

.

.

.

Furee tte furee tte nando mo iwaseru nante iu sainou?
Zutto tachimukatte yo yuuki wo kure-

Televisi itu baru menayangkan separuh lagu ending dari anime yang ditampilkan di layar kacanya, tapi sang pemilik malah mematikannya. Bukan hanya TV, pemuda berambut merah itu juga hampir mematikan semua lampu di rumahnya. Pemuda itu, sebut saja Kirishima karena memang itu namanya, ia pergi ke kamarnya, bersiap untuk pergi ke alam mimpi, tapi sebelum itu ia mau mengecek ponselnya dulu. Siapa tahu ada pesan masuk atau notifikasi dari aplikasi peliharaan di ponselnya.

"Pesan dari Katsuki? Jam segini? Tumben dia belum tidur," ucapnya setelah membaca pesan di ponselnya. "Eh?! Dia ingin bertemu denganku besok?!" Kirishima agak terkejut dengan pesan yang diterimanya, tidak bisanya Katauki mengiriminya pesan, biasanya selalu Kirishima yang mengirim pesan duluan. Ia pun cepat-cepat membalasnya.

Beberapa menit menunggu, tapi masih belum ada balasan.

"Mungkin Katsuki sudah tidur. Kalau begitu aku juga harus tidur!

Hampir 1 jam pemuda berambut merah itu-Kirishima Eijiro-duduk di pojok kafe ditemani segelas jus jeruk yang tinggal sedikit.

Kring...

Lonceng di pintu berbunyi, pertanda ada seorang pelanggan yang datang. Kirishima segera menengok ke arah pintu, melihat apakah pelanggan yang barusan datang itu adalah orang yang ditunggunya?

Sayangnya bukan. Jika ia masih harus menunggu, maka satu gelas saja tidak akan cukup untuknya.

Kringg...

Sekali lagi pintu kafe terbuka.

"Katsubro! Akhirnya kau datang!" kata Kirishima yang agak meninggikan suaranya agar terdengar hingga ke pintu.

Orang yang dipanggil 'Katsubro' itu segera menghampiri Kirishima. Ia seorang pemuda berambut ash blond yang sudah tentu orang itu adalah Todoroki Katsuki.

"Maaf aku terlambat, susah sekali menghindar dari bawahan Shoto agar tidak mengikutiku," kata Katsuki. Kemudian ia duduk di kursi yang berharap dengan Kirishima.

"Tidak apa, aku juga baru sampai." Kirishima berbohong dan Katsuki tahu itu. "Jadi, apa yang ingin kau bicarakan? Apa ini tentang Shoto?" tanyanya dan Katsuki mengangguk.

"Kau tahu, kan, aku masih belum ingat apa pun tentang diriku setelah kecelakaan waktu itu?" tanya Katsuki dan kali ini Kirishima yang mengangguk.

"Kemarin aku bertemu seseorang, dia sangat terkejut karena melihatku masih hidup, mungkin orang itu memang mengenalku. Saking kepikirannya, aku sampai memimpikan dia tadi malam. Shoto bilang dia bukan orang baik dan aku harus menjauhinya, tapi entah kenapa perasaanku mengatakan kalau Shoto sedang berbohong. Jadi, menurutmu aku harus bagaimana?"

"Hmm ...." Kirishima berpikir sebentar, kemudian berkata, "Jadi kau ingin aku membantumu menyelidikinya, begitu?"

Katsuki mengangguk pelan, bagaimana pun dirinya bertele-tele begini dan begitu, Kirishima selalu tahu apa yang diinginkannya.

"Baiklah, tapi kita makan dulu dong, aku lapar dan kau akan mentraktirku, kan?" Kirishima menunjukan senyum khasnya disertai gigi putihnya yang lebar, Katsuki menghela napas sembari memutar bola matanya malas.

"Baiklah, panggil saja pelayannya dan cepat pesan apa yang kau mau!" Kirishima langsung memanggil pelayan, salah satu pelayan di Torino Cafe pun menghampiri mereka.

"Ada yang bisa saya bantu? Anda mau pesan a ... pa?"

Brakh!

"Kau?!" Katsuki berteriak keras, berdiri sambil menggebrak meja saking terkejutnya melihat pelayan yang ada di hadapannya saat ini adalah Midoriya Izuku, orang yang semalam ia mimpikan. Otomatis hampir semua orang yang ada di sana langsung memperhatikan mereka.

"Ahk!"

"Kacchan!"

"Kacchan!"

Tiba-tiba kepala Katsuki terasa sakit, apa lagi ketika suara Izuku terdengar bersamaan dengan suara di pikirannya.

"Katsubro! Kau kenapa? Apa kepalamu sakit lagi?" tanya Kirishima khawatir, ia juga mendudukan Katsuki ke kursi tempatnya duduk sebelum Izuku datang.

Katsuki menggelengkan kepala, kemudian berkata, "Aku baik-baik saja. Oh iya, Kirishima ... dia ... orang yang aku mimpikan semalam." Katsuki mengarahkan jari telunjuknya ke Izuku dan Kirishima pun langsung menoleh ke arah Katsuki menunjuk.

"M-maksudmu orang ini-"

"Jadi kau benar-benar Kacchan, ya? Syukurlah ... syukurlah ... kau masih hidup, Kacchan." Izuku memotong ucapan Kirishima.

"Hei, kau! Air! Tolong bawakan air!" kata Kirishima.

"Ah, iya. Tunggu sebentar!" Izuku segera mengambil segelas air, kemudian memberikannya pada Katsuki. Pemuda ash blound itu langsung meminum habis hanya dengan tiga tegukan.

"Hei, kau!" Katsuki menatap lekat Izuku. "Apa kita saling mengenal? Jawab dengan jujur! Jangan coba-coba berbohong padaku!"

Izuku tersenyum, kemudian berkata, "Aku tidak mungkin berbohong padamu, Kacchan." Ah, Izuku sudah tidak sanggup membendung air matanya, ia begitu rindu dengan pemuda yang sedang duduk di hadapannya ini.

'Sepertinya Kacchan hilang ingatan. Ah, tidak apa, yang penting dia masih hidup. Mitsuki-san dan Masaru-san pasti senang mendengarnya. Aku harus mengembalikan ingatannya!' Begitu kata Izuku dalam hati.

"Kita ini hampir menikah tahu."

"Uhuk! Uhuk! APA?! H-hampir menikah?" Kirishima yang sedang meneguk jus jeruk terakhirnya itu tiba-tiba tersedak setelah mendengar Izuku berkata 'hampir menikah'.

Izuku menganggukan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan Kirishima. "Jika saja kecelakaan itu tidak terjadi, pasti sekarang kita sudah menikah. Mungkin juga sekarang kita sudah punya anak, ahahaha!"

Ya ampun Izuku, ingatlah bahwa kau sekarang milik Ochako!

Kirishima yang mendengar perkataan Izuku barusan semakin melongo karena terkejut bukan main. Lebih terkejut dadi Katsuki yang sedang dibicarakan ini.

"Oh iya, aku juga memegang akun sosial mediamu loh. Mau lihat?"

Katsuki melirik Kirishima sejenak, seolah bertanya 'Apa aku boleh melihatnya?' atau "Aku ingin melihatnya, kau mau lihat juga?' kemudian kembali menatap Izuku dan berkata, "Iya, boleh. Aku ingin tahu diriku yang dulu itu seperti apa."

Izuku pun langsung mengeluarkan ponselnya, membuka sosial medianya, laku logout dair akun miliknya dan beralih ke akun milik Katsuki. Setelah itu ia memperlihatkannya pada Katsuki dan Kirishima.

Terlihat di sana ada beberapa foto lama Katsuki. SMP, SMA, dan masa kecilnya saat bermain dengan Izuku pun tertera di sana.

"Ah, ini postingan terakhirmu sebelum kecelakaan itu terjadi," kata Izuku sambil memperlihatkan foto Katsuki bersama dirinya, Mitsuki, dan Masaru, dengan caption 'KTP, ATM, SIM udah. Tinggal buku nikah! wkwkwk.'

"Itu ... apa mereka orangtuaku?" tanya Katsuki dan Izuku mengangguk sebagai jawaban 'Iya.' "Apa orangtuaku masih ...."

"Orangtuamu baik-baik saja, walau tidak sebaik itu sih." Izuku menjawab pertanyaan Katsuki, seolah tahu apa yang akan Katsuki tanyakan padanya.

"Tunggu! Tunggu! Bukankah kau bilang Shoto mengatakan kalau orangtuamu itu sudah tiada sejak kau masih kecil dan kau dirawat oleh keluarga Todoroki?" tanya Kirishima sekaligus mengingatkan ada yang janggal di sini.

"T-Todoroki?! M-maksudmu keluarga Todoroki pemilik perusahaan Endeavour yang terkenal itu?! Apa selama ini kau tinggal di sana, Kacchan?"

"Iya, tapi aku hanya tinggal bersama Shoto. Aku tidak pernah bertemu dengan ayahnya, Shoto bilang ayahnya selalu sibuk dengan pekerjaannya. Oh iya, kau bilang orangtuaku baik-baik saja, apa kau bisa mengantarku menemui mereka?" tanya Katsuki.

"Mm ... kalau sekarang tidak bisa. Aku bisa saja izin keluar sebentar pada bosku, tapi kita ke rumahmu pun tidak akan bertemu dengan Masaru-san atau Mitsuki-san karena mereka sedang pergi dan biasanya baru pulang malam hari."

Terlihat kekecewaan di wajah Katsuki. Jika orang di depannya ini-Izuku-tidak berbohong, maka ia ingin sekali bertemu dengan kedua orangtuanya.

"Bagaimana kalau besok? Kita berkumpul lagi di sini, lalu pergi ke rumah orangtuamu. Dan kau, pelayan! Tolong katakan pada mereka kalau besok akan ada tamu istimewa yang datang, cegah mereka agar tidak bepergian!" usul Kirishima dan semuanya setuju.

Seorang pemuda berambut putih dan merah, dengan bekas luka bakar yang masih tidak mau hilang sampai ia tumbuh dewasa ini sedang berjalan menuju ruangannya, tapi tiba-tiba seseorang menghentikannya.

"Kau dari mana, Shoto?" tanya seorang pria paruh baya berambut merah yang tentu orang itu adalah Todoroki Enji, pemilik perusahaan Endeavour.

"Bukan urusanmu!" jawab Shoto.

"Jangan bilang kau habis menemuinya lagi!" tebak Enji.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti, memangnya aku menemui siapa?"

"Kau pikir aku tidak tau kalau selama ini kau menyembunyikan anak itu, huh? Kau tau, kan, Touya dan Natsu sudah punya perusahaan sendiri, Fuyumi juga sudah sibuk mengurus bisnisnya, makanya kau yang akan mewarisi perusahaan ini nanti. Kau tidak lupa dengan perjodohannu, kan? Bulan depan kau akan bertunangan dengan Momo."

Shoto menatap ayahnya tidak suka, matanya menunjukan keberanian bahwa ia akan melawan ayahnya. "Kalau kakak-kakakku boleh memilih jalan hidupnya sendiri, maka aku juga akan memilih jalan hidupku sendiri! Dari dulu aku tidak pernah mencintai perempuan itu! Aku tidak akan bertunangan dengannya, apa lagi sampai menikah dengannya!" Shoto berlalu begitu saja, meninggalkan ayahnya yang masih berdiri di lorong.

"Aku belum selesai bicara, jadi cepat kembali ke sini! Ini perintah! Shoto!" teriak Enji.

"Aku bukan bonekamu, jadi kau tidak bisa memerintahku!" Shoto terus berjalan menuju ruangannya, tidak peduli walau ayahnya yang sudah tua itu masih memarahinya.

Brakh!

Shoto menutup keras pintu ruang kerjanya, seolah memperingatkan orang-orang yang di luar sana tidak masuk ke ruangannya karena ia sedang tidak ingin diganggu.

Brukh!

"Sial!" ucapnya sambil meninju tembok di depannya. Tangannya terasa sakit, tapi ia tida terlalu mempedulikannya. "Apa aku harus pindah lagi? Tapi kalau Katsuki bertanya, aku harus jawab apa?!"

Drtttt ... Drtttt ...

Ponselnya bergetar, menandakan ada pesan atau telepon masuk dari seseorang. Di lihatnya ternyata ada pesan dari Yaoyorozu Momo, calon tunangannya yang tadi dibicarakan Enji.

Katanya Momo mau mau membawakan kue untuknya, Shoto pun langsung membalasnya dengan cepat.

Kemudian ada telepon masuk dan Shoto langsung mengangkatnya.

"Moshi-moshi."

"..."

Sekarang pekerjaan Izuku sudah selesai dan seperti biasa sekarang ia sedang menemui kekasihnya, Ochako.

"Ne, Deku-kun," panggil Ochako. "Besok kau libur, kan? Aku ingin jalan-jalan ke taman, apa kau mau menemaniku?" tanyanya.

"Besok ya? Ano ... gomen, tapi besok aku ada acara," jawab Izuku.

"Acara?"

"Sebenarnya bukan acara sih, hanya saja seseorang memintaku mengantarnya ke suatu tempat, jadi ...." Izuku tidak mau mengatakan bahwa orang yang sedang dibicarakan ini adalah Katsuki karena ia tahu Ochako tidak begitu suka jika dirinya membahas masa lalu.

"Seseorang? Siapa? Dan mau kemana kalian?" tanya Ochako penasaran.

"Kirishima-kun. Apa kau mengenalnya? Dia kuliah di UA juga, tapi kita berbeda jurusan. Oh iya, kalau kau mau ikut juga boleh."

Ochako berpikir sejenak, biasanya Izuku tidak terlalu dekat anak jurusan lain. "Baiklah, kalau begitu aku ikut!" Tidak apa walau tidak berduaan dengan Izuku, yang penting ia bersama Izuku.

.

.

.

つづく

Yoah!
Chapter 2 BakuDeku dah ketemu-;
Kecepetan? Emang sengaja biar cepet tamat🗿
Kenapa? Karena PENGEN SEMUA PROJECT CEPET KELAR!!! 👁👄👁

Oke abaikan capslock jebol:v //plak!

Voment nya jan lupa:3
Jaa ne~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top