About the Girl Who Took Pictures
[1/1]Kuharap, aku tidak pernah tahu isi kamera gadis itu.…
[1/1]Kuharap, aku tidak pernah tahu isi kamera gadis itu.…
Dua alasan sederhana mengapa menjadi pengasuh anak teman Mama (ternyata) merupakan pekerjaan terkutuk:1. Anak yang kuasuh (ternyata) adalah bocah paling kurang ajar yang pernah kutemui.2. Dan kurasa, poin pertama tadi menular dari kakaknya--cowok (yang memang) paling kurang ajar yang pernah kutemui!…
#56 in Teen Fiction [25/05/16][]Warning:Cerita ini belum diedit. Masih banyak kalimat tidak efektif, kata tidak baku, kesalahan tanda baca, dsb, dsb.... Kerusakan mata ditanggung sendiri ya wkwkwk---Alasan mengapa aku tidak setuju menjadi penjaga perpustakaan keluargaku:1. Aku masih enam belas tahun.2. Yang berarti, aku masih remaja dan seharusnya menikmati masa mudaku.3. Namun, waktuku malah dihabiskan untuk mencatat nomor-nomor buku perpustakaan keluargaku sendiri!4. Sepulang sekolah aku tidak bisa nongkrong dengan sahabatku. (Bisa sih, tapi di perpustakaan, dan bagiku itu sama sekali bukan nongkrong.)5. Ini pekerjaan yang sangat membosankan, omong-omong.Tapi, tahu yang paling parah? Aku harus membiasakan diriku menghadapi cowok paling datar sedunia!…
#41 in Short Story [01/06/16][]Hubungan Tiara dan kakakku memang agak aneh. Atau paling tidak, yang bertingkah aneh cuma Tiara.Sebenarnya dia kenapa, sih?…
Closed…
Closed…
[1/1]Seperti kata Dul, dia tidak mati. Hanya hilang. Seperti jam tanganku--dia masih ada, masih bisa dicari dan ditemukan.Hanya saja, di mana?…
[1/1]"Kapan kau pergi dari situ?" tanyaku. "Kau bisa sakit."Seperti yang sudah-sudah, gadis itu menjawab, "Kalau hujan sudah berhenti."…
[1/1]Dia bilang, waktunya sebentar lagi.Dia bilang, kehadiranku membuatnya ingin memiliki lebih banyak waktu.Dia bilang, dia tidak seharusnya mengenalku.Dia bilang, selamat tinggal.Dia bilang, pergi, Rai.…
[1/1]Hal yang kutahu mengenai gadis itu: dia suka warna hitam.…
[1/1]Sebelum kakiku sempat melangkah mundur, jemarinya yang dingin mencengkeram tanganku. Dan bersama jiwaku di cengkeraman jemarinya itu, dia melompat.Seharusnya aku tidak pernah menyadari keberadaan sebuah siluet di layar kameraku.…
[1/1]"Kau tidak perlu tahu siapa aku," kata gadis itu dengan suara lembutnya, seperti suara angin malam yang berhembus. "Datanglah bersamaku."Aku pikir, gadis ini sangat bodoh berpikir aku akan dengan senang hati datang entah ke mana dengan orang asing seperti dirinya."Aku yakin kau akan senang datang bersamaku."Aku memperlihatkan wajah marahku. "Mengapa aku akan senang? Pergilah!""Karena kau ingin mati, bukan?"…
[1/1]Sebelum dia mendorong papan biru yang sudah kuketuk empat kali, gadis bersuara angin itu menoleh. "Kau," mulainya, "mungkin akan terkejut melihat ini."Setelah itu, dia mendorong pintu.Dan, teori kau-mungkin-akan-terkejut bukan hanya sebuah perkiraan yang tak berdasar. Aku memang terkejut.…