Labirin Cinta Nayla
Ini tentang sulitnya melupakan. Ini tentang beratnya mengikhlaskan. Ia ingin marah, namun lidahnya kelu tak terarah. Ia ingin menangis, namun air matanya telah habis terkikis. Ia ingin menyampaikan segala perasaan, namun kenyataan memporak-porandakan impiannya tanpa kasihan. Lima tahun bukan waktu yang sebentar. Seharusnya, ia telah mampu berdamai dengan segala sesal. Sayang, pertemuannya dengan lelaki di masa lalu justru meruntuhkan seluruh benteng pertahanan. Kesal, marah, dan sedihnya hilang menjadi rindu yang luruh pada pertemuan yang tak ia inginkan. Luka yang telah ia obati dengan susah payah kembali terbuka dan menganga. Kisahnya belum khatam dengan sempurna. Dia Nayla Kanaya Rohim, penulis cantik yang terjebak pada ruang labirin. Ia berputar-putar di tempat yang sama, bersama orang yang sama, dengan tujuan yang tak terbaca. Ia ingin pamit, namun tempat itu terlampau rumit. Tempat itu, hatinya.…