Hasrat Sang Pecinta
Naya tersentak, punggungnya membentur pintu sebelum mencerna apa yang terjadi. Tubuh Isaac tiba-tiba sudah menghimpitnya dan bibir pria itu menangkap bibirnya. Membawanya dalam ciuman yang dalam. Di tengah ketidak siapannya."I-Isaac ...." Naya akhirnya mendapatkan kesempatan memanggil nama pria itu di tengah ciuman dengan memiringkan wajah. Melepaskan ciuman pria itu bersama suara tangis bayi yang terdengar dari monitor bayi. "T-tunggu se ...""Aku tak ingin keberadaannya mengganggu hubungan kita, Naya. Apa aku sudah mengatakannya padamu? Aku mempekerjakan mereka untuk mengurusnya."Raut wajah Naya membeku dengan suara Isaac yang sedingin tatapannya. Kepalanya menggeleng pelan, bersama tangisan Aaron yang mulai berhenti. "Kupikir tiga bulan waktu yang cukup bagimu untuk terbiasa dengan kehidupan pernikahan kita, kan?"Naya menelan ludahnya yang pekat, ia butuh waktu untuk mempersiapkan hal ini dan di saat yang bersamaan tahu kalau Isaac tak butuh mengulur waktu. Napas panas pria itu berhasil membuat kedua kakinya gemetar. Pria itu benar, seharusnya tiga bulan waktu yang cukup baginya untuk mempersiapkan diri. Kepalanya mengangguk pelan, yang langsung disambut ciuman oleh Isaac. Ciuman yang lebih dalam dan lebih panas.…