Prolog
-Raffa-
"Bukan abang yang nolak, Ma. Abang bisa terima dia, tapi dia yang nggak mau! Mama sendiri yang bilang, belum ketemu aja dia langsung nolak abang. Abang males sama cewek sok kecakepan kayak gitu!" Sungut Raffa yang sudah mulai kesal karena mamanya yang selalu saja menyalahkan dirinya soal perjodohan-nya dengan anak teman mamanya.
"Makanya kamu ubah sifat sama perilaku kamu sedikit aja, bang. Gimana dia mau sama kamu kalau kamu nya aja kayak gitu? Ya pasti kamu bakalan di tolak sama dia. Lagipula kalian kan belum pernah ketemu, makanya mama mau ketemuin kalian biar kalian bisa saling kenal, abang," balas wanita paruh baya yang tak lain adalah mama Raffa yaitu mama Reka.
Mama Reka juga merasa kesal. Menantu idaman yang tak lain adalah putri sahabatnya, ditolak oleh Raffa. Padahal ia sudah menyayanginya sejak masih kecil. Tali Raffa begitu kekeh menolak perjodohan ini karena alasan sifatnya yang menurutnya akan sangat sulit diterima cewek itu.
Padahal mereka belum saling bertemu. Tapi, Reka dan Frisca, sahabatnya, sengaja memberitahu seperti apa sifat dari masing-masing anak mereka, untuk permulaan mereka saling mengenal.
"Berubah jadi apa? Superman? Batman? Ironman? Atau ulat jadi kupu-kupu?"
"Raffa!!"
"Apa sih ma? Kalau emang dia mau di jodohin sama abang, ya dia harus bisa terima abang apa adanya. Sifat dan sikap abang emang kayak gini ma, abang nggak mau jadi orang lain cuma untuk cewek yang nggak bisa terima abang apa adanya. Nanti kalau udah nikah, terus abang balik ke sikap abang semula, apa nggak jadi masalah nantinya?"
Mama Reka memijit pelipisnya. Kenapa jadi rumit begini?
-Arletha-
"Ma, aku nggak mau ya mama jodoh-jodohin. Emang ini jaman Siti Nurbaya? Hellow ma, jangan berkubang di tradisi orang jaman dulu deh. Aku bisa cari jodoh sendiri ma. Lagian tante Reka bilang kalau anaknya tuh sifatnya dingin, angkuh gitu. Ya mana mau lah aku sama cowok begitu!" Letha mengungkapkan kekesalannya pada sang mama yang sedari tadi hanya menatapnya dengan senyum.
"Udah ngomongnya?"
"Iiihhhh mamaaaa!" rengek Letha.
"Sayang, kalian aja belum pernah ketemu. Kenapa langsung menilai orang dari omongan orang lain?"
"Tapi itu omongan dari mama nya langsung. Bukan orang lain ma."
"Ketemu aja dulu, siapa tau kalian cocok. Pokoknya, mama nggak mau tau, mama udah jodohin kalian dari kecil. Nggak ada penolakan."
Tanpa menunggu jawaban Letha, mama Frisca langsung meninggalkan Letha yang sudah siap meluapkan isi hatinya. Melihat mama-nya melenggang pergi, ia hanya menggerutu seraya menyilangkan kedua tangannya.
🍀🍀🍀
-Raffaza Aditya-
-Arletha Naura Shabira-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top