Chapter 3
"Jadi bagaimana. Siapa yang akan menyadarkannya?"
Beralih ke waktu sekarang. Di mana Mibuchi Reo, Murasakibara Atsushi, dan Furihata Kouki mempermasalahkan sikap Yang Mulia Akashi Seijurou. Kalau boleh jujur, melihat Akashi bodoh seperti ini jauh lebih horror dibanding apapun.
"Kau saja Atsushi. Kau 'kan panglima Rakuzan!" Mibuchi mendorong tubuh besar pria itu meski kesannya sia-sia. Sedangkan korban yang didorong mencebik kesal, "Aku masih ada Muro-chin yang menunggu di rumah"
"Kalau begitu kau saja Kouki. Kau juga masih bujangan!" setelahnya pria bersurai hitam ini menarik Furihata yang malang. Tapi beruntung ia bisa menahan badannya untuk tak masuk ke kamar Akashi. "Apa hubungannya?! Kau sajalah Mibu-chin. Kau paling berani kalau cari mati."
"Tapi aku masih ingin hidup lebih lama."
"Kau pikir kami semua yang di sini mau mati begitu?!" kali ini Murasakibara angkat bicara. Bahkan logat bicara beda seperti biasa akibat jengkel dengan pria ini.
"Kalau begitu biar aku saja."
"Bagus, akhirnya ada--" seketika sukses membuat Mibuchi kicep begitu saja saat melihat ke arah orang yang menumbalkan dirinya.
Bagaimana tidak, yang berkata demikian itu Nijimura Shuzo, Raja yang paling dihormati di Rakuzan. Pria single parent itu tiba-tiba muncul begitu saja. Membuat mereka semua langsung membungkam mulut.
"Aku sudah menduga kalian yang ribut," ucap Nijimura yang melipat kedua tangannya menatap ketiga orang yang menunduk itu. Kemudian ia mendekat ke arah ambang pintu. "Tapi aku tidak menduga kalau putraku bisa gila seperti itu."
"Kalian pergilah. Biar aku saja yang mengurus ini."
Akhirnya mereka bertiga meninggalkan Akashi bersama ayahnya. Sambil berjalan, Mibuchi masih sempat membisikkan sesuatu pada Furihata. "Pstt... kira-kira yang Mulia mau bicara tentang apa ya?"
"Aku tidak tahu pasti," Furihata menjawab dengan berbisik pula. Sedang Murasakibara sudah pergi entah kemana. "Tapi aku yakin ini pasal perjodohan."
------
Keesokkan harinya, Akashi Seijirou tidak berada lagi di istana. Bahkan peliharaannya, Taiga juga tidak ada. Hal itu membuat Furihata dan Mibuchi penasaran. Apalagi notabenenya, Furihata yang harusnya paling tahu karena ia adalah sahabat akrab dan Mibuchi yang merupakan orang paling update soal berita dalam istana.
"Jadi kalian tidak tahu pangeran ke mana?" tanya Mibuchi pada kumpulan pelayan kerajaan. Sekarang ini mereka berada di dapur.
Semua orang kompak menggeleng, dengan beberapa orang yang menjawab 'tidak'. Mereka sepertinya cuek bebek soal ini, toh ini masalah bangsawan. Kalangan bawah seperti mereka tidak sopan membicarakan para anggota keluarga raja dari belakang.
"Huhu... aku jadi bingung," pengecualian untuk Mibuchi. Dia ingin memojokkan diri karena rasa kepo yang membunuh (ditambah dia adalah pelayan dengan motto lobster teman dari sponge kotak). "Teganya Sei-chan tidak memberitahu kita kalau dia pergi..."
"....."
"Kenapa tidak ada yang mempedulikan aku huhu...."
"Tentu saja. Memang Anda siapanya Yang Mulia?"
"Diam kau. Jangan banyak ngomong!"
Seketika Furihata memukul kepala sahabatnya dengan gerabah terdekat. Mungkin sesekali dirinya harus bertindak kurang ajar demi akal sehat Mibuchi dan semua orang. "Jangan melemparkan kekesalanmu pada orang lain. Tak ada gunanya juga."
"Kau tidak mengerti aku Kou-chan," ucap Mibuchi sambil memajukan bibirnya. Membuat Furihata ingin menambah pukulannya lagi. "Bukannya Akashi selalu memberi tahu kita meskipun akan kena hajar setelahnya."
"Kau benar," Furihata terdiam sejenak. Akashi memang akan selalu memberitahu mereka, karena dia dan Mibuchi adalah orang beruntung menjadi temannya. Tapi, teringat ucapan Hanayama tempo hari, dia tetaplah pelayan. Orang yang hanya bertugas melayani keluarga bangsawan,
Meskipun dia berteman dengan Akashi, Taiga si harimau atau bahkan panglima seperti Murasakibara. Sampai kapanpun tak akan ada gelar istimewa padanya, tanah tetaplah tanah.
"Berilah dia privasi sekali-kali," final Furihata. Setelahnya dia mengaduk sup dengan tak semangat.
-----
Di sinilah Ayame.
Mulut ternganga, mata berbinar takjub, badan berdiri tegap, dengan Aomine yang hampir sama dengannya. Lupakan tatapan beberapa orang yang bingung. Ayame dan kawan sedang takjub!
Bagaimana tidak. Baru pertama kali ia menginjakan kakinya di depan istana Rakuzan. Bagunan ini amat megah! Ayame bagai berada di benteng surga terbaik di dunia.
Jangan bilang Ayame kampungan. Kalian kalau melihat ini juga akan memasang muka cengo.
Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Fokus Ayame. Kau kemari bukan untuk pariwisata!"
Ia megenggam kalung dan sepasang cincin. Tekadnya sudah bulat, ia akan mengembalikan harta milik para bangsawan itu dengan diam-diam. Memasuki istana lalu menaruhnya seolah hanya jatuh di lorong kerajaan. Itu rencana Ayame.
"Baik, saatnya!"
-----
Tarik kembali optimisme Ayame. Baru saja setelah 2 jam berpikir cara masuk ke istana. Tak lama kemudian ia malah kena kepung seperti ini. Padahal niatnya setelah menaruh barang curiannya di lantai istana ia langsung kabur.
Salahkan Aomine yang malah menyenggol kendi di lorong hingga memanggil para prajurit ini. Seandainya Aomine itu seekor ayam, mungkin setelah ini ia akan memasak gulai.
Sudahlah Ayame, lupakan semua kekesalanmu sekarang. Mengeluh juga tak ada gunanya.
"Beruntung Yang Mulia dan Pangeran tidak ada di sini," Hanayama, pria yang berhasil memergoki aksi mereka berdua mendekat ke arah Ayame. "Aku bahkan tidak tahu hukuman terburuk seperti apa jika mereka mengetahui tikus sepertimu yang mencuri dan seenaknya masuk."
Meskipun perkataan Hanayama cukup menyakitkan. Ayame tidak gentar sama sekali, dia malah menatap tajam pria itu.
"Aku hanya ingin mengembalikan benda itu. Aku menemukannya terjatuh di tanah, tapi tidak sempat mengembalikannya," ucapan Ayame memang benar meski hanya 60% (karena niat pertamanya dia ingin menyimpannya tadi).
"Penjaga masukan ia ke penjara," titah Hanayama tiba-tiba sambil menunjuk gadis itu. "Dan kau, hanya tinggal ajalmu menjemput..."
"Ajal-- apa?! Apa maksudmu?" lupakan soal tata krama, Ayame tidak paham kenapa orang baik sepertinya (menurut dirinya sendiri). Malah terkena hukuman mati. "Aku hanya ingin mengembalikanya kenapa aku dihukum mati?!"
"Kau Mizuko Ayame bukan? Tikus jalanan yang kerap beraksi di pinggiran Rakuzan, mencuri beberapa harta warga dan berbuat ulah."
Gadis itu bungkam seketika, ia tidak menyangka pria di depannya itu tahu segala. Ia sempat berpikir kalau pencuri sepertinya tidak akan menarik perhatian para kalangan atas. Ingin sekali ia kembali membantah. Namun Hanayama kembali menyelanya.
"Darimana aku tahu? Tentu saja kami memiliki mata-mata kerajaan. Rakuzan selalu menjamin warganya mendapat keamanan."
"Menjamin keamanan katamu? Kenapa kau baru memergokiku sekarang?" Ayame mencoba menyudutkan Hanayama. Agak konyol rasanya mendengarnya. Namun ucapan Hanayama selanjutnya membuat ia kembali bungkam.
"Seperti ikan dan penjerat. Penjerat tidak perlu mengejar si ikan bukan? Hanya perlu waktu agar ikan itu kemari."
Skatmat, Ayame berusaha memutar otak agar bisa melawan tuduhan Hanayama. Beruntung otaknya masih bisa bekerja sedikit. "Lalu kau mau menghukumku. Aku itu orang miskin yang sengaja mencuri? Bukannya tidak adil jika Tuan memenjarakanku?"
"Tidak adil jika kau mencuri dari para tuan tanah. Dalam kasusmu, kau mencuri beberapa di rumah rakyat-rakyat yang tergolong miskin. Masih ingin membantah?"
Baik. Kali ini Ayame kalah, harusnya ia tidak mendengar ucapan Aida untuk mengembalikanya kalau tahu akan seperti ini. Sedangkan Aomine entah pergi kemana meninggalkan tuannya yang akan duduk di kursi kesakitan nanti.
Dasar monyet!
Hanayama menatap gadis itu sejenak. Entah kenapa dirinya seperti pernah melihat seseorang. Bukan, perempuan di depannya seperti sesosok yang ia kenal.
"Bagaimana aku beri penawaran? Jika kau berhasil, semua tindak kejahatanmu akan aku hapuskan."
Binar biru itu menengok ke Hanayama. Penawaran yang menarik tapi entah kenapa itu belum cukup.
"Akan aku bayar dengan beberapa perhiasan."
Masih belum.
"Dan vanila spesial dari Yosen?"
"Baik aku terima!"
Sepertinya Ayame terlalu gampang tergiur sesuatu. Hanayama yang mendengar itu menyeringai kemenangan. "Tugasmu adalah..."
TBC
MAAF AKHIR-AKHIR INI JARANG UPDATE GARA-GARA LAGI ENEG MENULIS. TUGAS INI MEMBUNUHKU!!!!! T_T
Oh ya ini visualnya Ayame. Maaf belum ada gambar dia versi baju timur tengah gt:"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top