Prolog

Mayat di Bak Mandi

Angin malam bulan Novemberberembus basah dan dingin. Setelah seharian mendung tanpa hujan, langitterbelah dan memuntahkan isinya ke permukaan bumi yang lembab sejak petang menjelang. Berhenti sesaat, kemudian turun lagi.Berhenti, lalu turun lagi.

Mahesa semakin mengurangi kecepatan saat mobilnya mendekati titik share loc yang dibagikan Bara. Sebuah gapura cluster menyambut moncong mobilnya, ia menginjak rem perlahan sebelum melewati gerbang yang dibiarkan terbuka.

Cluster itu baru diresmikan tak lebih dari satu tahun. Hunian baru di tepi kota, jauh dari keramaian, dan sekarang terjadi kasus seperti ini. Gambaran masa depan yang suram. Selebaran peresmiannya tersebar hingga lingkup asrama tempatnya tinggal. Ada sekitar dua puluh rumah dalam cluster tersebut, dan hanya setengahnya yang terisi. Kemungkinan karena lokasinya terlalu jauh dari kawasan strategis, tidak banyak yang tertarik membelinya.

Kaki kanan Mahesa kembali menginjak gas. Dia memutuskan mematikan penunjuk arah dan menyakui ponsel dengan tangan kiri sementara tangan kanannya yang menjepit rokok mengambil alih kemudi. Sudah lebih dari satu jam sejak laporan masuk ke kantor polisi setempat, berbagai pihak yang terkait dalam penyidikan sudah hadir. Mahesa memarkir mobil beberapa meter di belakang sebuah ambulans.

Beberapa orang yang berkerumun teralihkan perhatiannya oleh Civic tua yang baru tiba.

Sambil berjalan pelan mendekati kerumunan kecil di belakang pita pembatas, sebatang rokok baru dinyalakannya untuk mengganti yang sudah tercampakkan ke tanah. Sebelum memasuki rumah, ia menyempatkan diri memeriksa garasi. Camry hitam mewah berplat luar kota yang ditemukannya di dalam membuatnya refleks melirik ke arah serakan batu di halaman. Beberapa orang petugas yang sedang sibuk mengumpulkan kejanggalan dan barang bukti menyapanya, Mahesa hanya mengangguk dan menyilakan rekannya kembali bekerja. Seorang polisi wanita mengulurkan sepasang kaus tangan karet, sekaligus menyita rokoknya.

"Bau rempah-rempah," adalah gumaman pertama yang diucapkan Mahesa begitu menemukan Bara memunggunginya di dapur.

Bara sedikit terkejut dan menoleh. "Dapurnya memang cukup aktif. Tubuhnya ditemukan di kamar mandi oleh tetangga sebelah sekitar dua jam lalu, tenggelam di bath tub. Waktu perkiraan kematiannya sekitar pukul sepuluh. Penyebab tenggelamnya belum bisa dipastikan, tapi sepertinya habis minum beberapa gelas anggur."

Alis Mahesa mengerut. "Tetangganya? Apa yang dilakukan tetangganya tengah malam begini, apa terdengar keributan?"

"Yang bersangkutan sedang ditanyai, tapi dari sekilas pandang... sepertinya tidak ada tanda-tanda perlawanan. Tidak ada pendobrakan, atau pengerusakan. Jelas bukan perampokan."

Mahesa mengikuti langkah-langkah Bara yang menuntunnya ke tempat ditemukannya tubuh tak bernyawa itu. Beberapa orang yang sedang mengumpulkan rekaman sidik jari menyingkir untuk memberinya ruangan di dekat bath tub. Mahesa melipat lututnya di dekat bak mandi, mengamati mayat yang belum dipindahkan.

Matanya mengerling pada jari manis mayat itu. "Di mana pasangannya?"

"Dalam pencarian," Bara menjawab. "Gimana, Bos?"

"Terlalu dini buat menyimpulkan. Buat berjaga-jaga, jangan biarkan beberapa orang yang sanggup melakukannya terlalu jauh dari tempat kejadian perkara. Ada yang bisa kita pegang sekarang?"

"Ada draft email yang ditinggalkan dalam keadaan belum terkirim. Ditujukan kepada seseorang." Bara mengangsurkan selembar kertas yang disambut Mahesa sembari beranjak. Dia mencetaknya dengan izin petugas terkait di TKP. "Hubungan pernikahan di ujung tanduk," dengusnya, dengan nada meremehkan.

Napas Mahesa terembus berat, matanya melirik sekilas pada Bara sebelum kembali menekuri selembar kertas di tangannya. "Diketik. Tidak bisa dijadikan acuan," gumamnya.

"Tapi ditulis di draft surel resmi korban," kata Bara.

Dengan saksama, Mahesa membaca kata demi kata yang tertuang dalam paragraf pendek tersebut berulang kali. "Menurutmu gimana?" tanyanya sebelum mengungkapkan dugaannya sendiri.

Bara menggedikkan bahu gempalnya. "Kemungkinan bunuh diri itu ada, suratnya terdengar sangat putus asa."

"Menenggelamkan diri di bak mandi?" Mahesa menekan nada tanya pada akhir kalimatnya seolah ia sedang menguji ketajaman rekan kerjanya. "Orang yang berniat bunuh diri dengan menenggelamkan diri pastinya memilih kedalaman yang cukup. Salah satu cara mati yang paling menyakitkan adalah tenggelam, dan biasanya mereka mati setelah berjuang mati-matian melawan rasa sakit. Jika memungkinkan menyelamatkan diri, mereka akan melakukannya. Orang ini sudah mati saat ia tenggelam, atau paling tidak... tertidur seperti orang mati...."

"Lagi pula...," lanjut Mahesa sambil kembali mengamati mayat tanpa busana di hadapannya. "Kalau dia sangat ingin memperbaiki hubungan dengan pasangannya, kenapa dia justru menghabisi nyawanya sendiri?"

Bara mengangguk-angguk.

"Ada lagi?"

"Hmmm... pasangannya meninggalkan rumah sebelum petang, kamera CCTV pos keamanan merekamnya."

Mahesa terdiam. "Bagaimana dengan tetangga sebelah? Apa mereka juga pasangan muda seperti yang tinggal di TKP?"

Bara mengernyit. "Eng... ya...."

"Apa mereka berdua yang menemukan ini?"

"Salah seorang dari mereka," bisik Bara.

Lambat, kepala Mahesa menoleh pada rekannya.

"Mobil tetangga sebelah juga terekam meninggalkan gerbang cluster beberapa saat setelah mobil pasangan korban pergi." Bara mengukur bagian belakang telinganya. Gestur yang biasa ia gunakan saat ia tak yakin pada apa yang akan diucapkannya. "Sebenarnya..., ada yang sedikit menggelitik mengenai kasus ini. Seorang perempuan hamil yang tinggal di seberang kelihatannya cukup yakin tentang itu, termasuk... siapa yang menurutnya tega melakukan semua ini."

"Kenapa dia punya pikiran seperti itu?"

"Terjadi pertikaian sore ini di depan rumahnya. Dia hampir saja lapor polisi, tapi suaminya yang sedang berada di kantor mencegahnya. Menurut suaminya, kemungkinan istrinya terbawa perasaan karena sedang hamil besar. Tapi... dia sendiri yakin... detail yang diketahuinya mungkin akan sangat berguna nantinya."

"Ada kaitannya dengan tetangga lain yang menemukan korban?"

"Ya... ada gosip miring mengenai... dua pasang suami istri yang bertukar pasangan."

Swing akan segera terbit dan tersedia di Gramedia dan toko buku online dan offline kesayangan kamu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top