❄ 14

Awalnya, Jeno mengira kalau Reina hanya sedang memiliki masalah yang tidak bisa dibagikan kepadanya. Jeno juga tidak mempusingkan kalau Reina langsung pergi setelah kelas telah usai, tidak juga mempusingkan bagaimana Yena berusaha mendapatkan seluruh atensinya.

"Tidak bisa, aku ada urusan. Permisi, Jeno."

"Professor Jung memanggilku, Jeno. Aku harus segera pergi."

"Aku hanya di luar rumah, jalan-jalan. Aku akan pulang malam, Jeno. Kamu tidak perlu menungguku pulang."

Berbagai macam penolakan halus dilayangkan pada pemuda itu ketika mendekati Reina. Jeno saat itu tidak menyadari kalau perubahan sikap Reina.

Padahal, kalau dipikir-pikir, sejak kecil, Reina tidak pernah menyembunyikan masalah apapun dari Jeno. Semua kehidupan rumah, sekolah, maupun teman. Jeno mengetahui semuanya.

Karena, sebesar itulah rasa percaya Reina pada Jeno.

"Ren mana, Tan?"

Itu adalah kalimat pertama yang Jeno tanyakan setelah dua hari tidak melihat Reina dimanapun matanya memandang. Jeno memutuskan untuk bertandang di depan rumah Reina siang itu.

Matanya merindukan senyum tulus yang tersemat di wajah kecil Reina setiap kali Jeno bersamanya.

Tangannya merindukan tangan Reina yang terasa pas untuk digenggam.

Hatinya merindukan wanita tersebut.

"Dia belum pulang, Jen. Mungkin agak larut."

Jawaban Barbara yang membuka pintu untuknya tidak bisa membuat perasaan Jeno lebih baik.

"Jeno tidak melihat Ren dimanapun, Tan. Ren sakit?"

"Tidak. Dia baik-baik saja. Tante masuk dulu, Tante lagi buat brownies di dalam." Barbara dengan pelan mendorong pintu yang kemudian dicegat oleh Jeno.

"Jen?" Tanya wanita beranak dua itu dengan bingung.

"Tante, tolong jelasin semuanya ke Jeno. Ada apa dengan Reina?" pinta Jeno dengan nada lemah. Satu-satunya harapan yang tersisa hanyalah di pangkuan wanita di depannya.

"Ren tidak apa-apa, Jen. Dia hanya-"

"Jeno putus dengan Yena, Tan."

Kedua netra wanita tersebut membulat seiring telinganya mendengar berita mengejutkan ini.

"Apa katamu?" Tanya Barbara yang tidak percaya.

"Jeno putus dengan Yena. Jeno tidak bahagia dengannya, Tan." Kata Jeno melemah, tangannya menahan pintu masuk, wajahnya terangkat menatap wanita tersebut dengan penuh binar keharapan.

"Karena itu, Jeno mohon, Tan. Pertemukan Jeno dengan Ren."

▪︎▪︎▪︎

Yena menusuk-nusuk kue matcha di depannya dengan mata redup. Sekelibat bayangan yang terjadi tiga puluh menit yang lalu di dalam kelas Jeno memenuhi pikirannya.

"Kita tidak bisa bersama, Yena."

Satu kalimat yang membuat dunianya terasa berhenti seketika.

Dengan mata yang bergetar menahan bendungan air mata, Yena bertanya mengapa pada pemuda yang melindunginya beberapa tahun silam.

"Aku hanya melukaimu selama ini, Yena. Aku tidak bisa membuatmu bahagia sempurna." Ucapan Jeno yang terdengar tenang dan telah dipikirkan matang-matang, membuat Yena mengerti kondisinya.

"Apa itu Reina?" Tanya Yena dengan mata sembab menatap Jeno.

"Kau tahu dimana dia, Yena?"

Yena menggeleng pelan, "Di luar urusanku."

Yena bisa melihat pandangan Jeno yang berubah redup ketika mendengar jawabannya, dia terpaksa berbohong. Walaupun, itu tidak akan bisa menyelamatkan hubungan romansanya. "Terima kasih untuk beberapa tahun ini, Jeno. Aku ... sangat bahagia menjalani hubungan ini denganmu. Sayangnya, hubungan ini harus kandas."

"Maaf, Yena."

Yena menggeleng, tungkai kakinya mundur perlahan dengan mata yang mengerjap mengurai air mata, "Aku pergi dulu."

Yena membenamkan kepalanya di tangan yang terlipat, membiarkan kue matcha yang berantakan itu di tengah meja. Bahu sempitnya berusaha untuk tidak bergetar; tidak mau mengundang perhatian dari orang asing yang ikut masuk ke dalam café ini.

"Aku di sini, Yena."

Bisikan lembut yang diiringi dengan sebuah jaket yang disampirkan pada bahu Yena dan menutupi ujung kepalanya. Yena menahan tangis ketika tahu Mark yang ada di sebelahnya.

"Biarkan aku melindungimu mulai sekarang, Yena ... aku berjanji."

▪︎▪︎▪︎

Sweetest Problem
Chapter 14 | Done

▪︎▪︎▪︎

Haiii, bagaimana kabarnya? Baik-baik saja, kan?

Jangan lupa minum air di sela aktivitas sibuk, ya.

See ya ^^

︎▪︎▪︎▪︎

To Be Continue

▪︎▪︎▪︎

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top