❄ 06

Mark menghela napas untuk kesekian kalinya. Ia menepuk punggung Yena pelan berkala. Mark masih memeluk Yena selama duapuluh menit sampai gadis itu ketiduran sehabis menangis dalam diam.

Dipikir-pikir, Mark seharusnya dulu lebih mengekang gadis ini lagi. Tapi, Mark malah menjadi lelah untuk menasehati gadis kepala batu ini, dan membiarkannya menjalin kasih dengan Jeno.

Ia terluka.

Pria itu terluka.

"Harusnya kamu dulu mendengarkan perkataanku, sweety pie." Kata Mark dengan sendu. Ia tahu sendiri, bahwa ada alasan terkuat jika Yena tidak mau mendengarkan perkataannya.

Dirinya sendiri.

Mark Lee sendiri yang membuat Yena tidak mau percaya kepadanya. Dia sendiri yang menghancurkan kepercayaan Yena kepadanya.

"Maaf, sweety pie." Kata Mark dan mengecup pucuk kepala Yena dengan lembut. Ia memejamkan matanya, membiarkan sensasi ini dinikmati oleh dirinya sendiri. Mark hanya merindukan moment seperti ini.

Yena melenguh khas orang terusik dari tidurnya. "M ... Mark ..." kata Yena dengan serak. Walaupun, hanya tertidur beberapa menit.

Mark tersenyum, "Sudah tidurnya? Untung matamu tidak semerah tadi lagi, sweety pie." Kata Mark dengan senyum lembut. Sedikit bahagia saat melihat Yena mengucek matanya agar melihat lebih jelas.

Sebuah tinjuan melayang ke lengannya, "Berhenti memanggilku seperti itu, Mark. Aku bukanlah sweety pie-mu." Kata Yena dengan pelan. Kenyataan itu menampar Mark lagi dan lagi.

"Kue matchanya mana?" Tanya Yena dengan mata sedih saat melihat piring bekas noda hijau diatas meja.

Mark membeku, "Itu ... tadi aku memakannya. Kupikir kamu tidak mau lagi. Ya sudah, sekarang kamu disini, rapikan dirimu, aku akan membelikan kue matcha lagi untukmu." Kata Mark yang langsung menjauh dari tempatnya dan berjalan kearah kasir. Tanpa peduli dengan Yena yang ingin menghentikannya.

Jeno Lee 💕
| Bae, apa kamu masih dikampus?
11.45

| Bae, kok kelasmu kosong? Kamu dimana?
11.48

| Bae, kamu sudah pulang ya?
11.55

| Ya sudah deh, besok saja ya kita ngedatenya ... mungkin kamu tengah tertidur dirumah. Love you 💕
11.59

Yena menghela nafasnya dengan kasar. Ia membalikkan ponselnya tanpa berniat membalas satupun pesan dari Jeno. Kenapa hidup harus serumit ini?

Apa tidak bisa jika Jeno memfokuskan dirinya padanya? Kenapa harus ada Reina ditengah mereka?

Ponselnya berdering lagi, tanda notifikasi muncul, Yena membalik ponselnya dengan malas. Itu awalnya, namun, saat ia melihat nama Reina Jung tertera disana, ia sedikit bersemangat.

Reina Jung
| Yen, aku tahu kamu tidak sebodoh yang orang lain pikirkan. Kamu hanya tidak mau melukai siapapun. Maka dari itu, kamu selalu diam saat Jeno bersamaku.
12.01

Yena terdiam, apa yang dibicarakan Reina ini? Kenapa tiba-tiba mengiriminya pesan seperti ini? Apa sangkut pautnya dengan Jeno?

Reina Jung
| Sejujurnya, aku juga risih dengan panggilan mahasiswa kepadaku, si pelakor Perfect couple. Jauh dari lubuk hatiku, aku tidak berniat merusak hubungan kalian.
12.01

Yena terkejut. Ia tidak tahu menahu masalah pelakor ini. Tidak ada satupun yang mengatakan hal tersebut didepannya, apalagi di belakangnya. Seperti, semua telah diatur, agar hanya Reina yang terluka.

Reina Jung
| Kuakui, kusuka dengan Jeno. Kurasa pepatah yang mengatakan bahwa tidak mungkin sahabat berbeda jenis kelamin, murni menjalin persahabatan. Selalu ada rasa lebih dari sahabat. Apalagi itu Jeno, sosok lelaki yang melindungiku sejak kami anak-anak.
12.02

| Kamu juga merasakan hal yang sama kan dengan Jeno? Haha ... pertanyaan bodoh ... kalau tidak, kenapa kamu mau pacaran dengannya.
12.02

Yena menjilat bibir bawahnya. Tingkah interaksi mereka berdua bahkan lebih dari sekedar hubungan pacaran. Bisakah Yena mengatakan hal tersebut seperti, ... soulmate? Sejenis saling melengkapi satu sama lain.

Tanpa Reina mengakuinya seperti ini juga ... Yena tahu. Karena, Yena mengalami hal yang sama seperti yang dialami Reina dengan lelaki yang sama juga.

Kenapa harus Jeno dari sekian banyaknya populasi pria dimuka Bumi ini?

Reina Jung
| Aku hanya sekedar memberitahumu, kalau aku akan move on dari Jeno. Kuharap, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan untuk membantuku. Kamu mau kan?
12.02

| Aku bisa memberitahumu segala sesuatu yang ingin kamu ketahui dari Jeno seperti dulu.... saat kita masih berteman. Yah... walaupun, sekarang juga teman. 😊
12.03

| Bagaimana? Kamu mau kan?
12.03

Yena menatap ponselnya dengan mata yang bergerak pelan. Ia membaca kembali pesan Reina. Dan tetap seperti itulah adanya. Ia tak bisa mempercayai hal ini. Tapi, ia harus.

Ia mengira, Reina akan mengajaknya perang dengan sportif seperti orang kebanyakan. Reina malah menyerah.
Kalau sudah begini, Yena harus menjawab apa? Yena bahagia, tentu saja. Tapi, disisi lain, Yena sedikit ada rasa bersalah.

Bukankah ini berarti, ia tak sengaja menghancurkan hubungan persahabatan Reina dan Jeno?

Yena membalas pesan Reina beberapa menit setelah berhasil menimbang keputusan.

Reina Jung
| Kita bisakan bicarakan hal ini secara face to face?
| Ayo meet up, besok jam 7 malam di cafe dekat kampus.
12.06

Yena menghela napas pelan. Berdoa dalam hati, supaya jalan yang ia pilih tidaklah salah.

Semoga saja ...

"Ini kue matcha untuk Choi Yena. Dimakanlah..." kata Mark yang menghamburkan segala persepsi Yena diotak kecilnya.

Yena tersenyum.

Setidaknya, ia bisa berbahagia hanya hari ini.

▪︎▪︎▪︎

Sweetest Problem
Chapter 06 | Done

︎▪︎▪︎▪︎

Haiii, maaf telat update. Filenya berada di laptopku. Tidak dipindahkan ke device.

Krisar tetap terbuka, ya.

See ya ^^

︎▪︎▪︎▪︎

To Be Continue

︎▪︎▪︎▪︎

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top