💛3. Hug
Chapter 3.
Sierra sudah hendak tidur saat ia mengingat hadiah kopi yang ia dapatkan dari Eros. Segera ia mengambilnya beserta dua kertas panduannya dari saku kecil tasnya. Dia ingin membaca panduannya karena penasaran dengan konsepnya.
"Kafe itu benar-benar totalitas dalam memberi konsep imajinatifnya. Dia sampai-sampai membuat dua kartu panduan yang terlihat indah seperti ini," gumam Sierra menatap dua kertas kartu berwarna pink pastel dengan tulisan emas di tangannya.
Kartu pertama hanya berisikan beberapa kata, yaitu nama kopi itu. Leo Cor Americano: Amor Feram by Eros Cupid. Sedangkan kertas kedua berisi saran penyajian yang benar. Bahkan di kartu itu diterangkan bahwa ia harus mengikuti saran penyiannya dengan tepat.
Cara penyajian:
1. Seduh dengan air panas yang direbus selama tujuh menit.
2. Campurkan air panas dan kopi ke dalam tumblr.
3. Goyangkan tumblr ke kanan dan ke kiri hingga tercampur rata.
4. Masukkan tumblr yang berisi kopi tadi ke dalam kulkas dan biarkan dingin hingga pagi hari.
Berikan minuman ini pada orang yang diinginkan. Hanya dalam sekali teguk, dia akan terbangun dengan perasaan dengan cinta yang menggebu padamu. Selamat mencoba~
Sierra membacanya dan menggeleng-geleng dengan hal-hal aneh yang ada di kalimat-kalimat akhir. Sungguh, baik pria yang bernama Eros dan kafe indahnya itu sangat aneh. Apakah hal-hal seperti ini memang metode marketing terbaru? Jika iya, benar-benar kreatif orang ini.
Namun, Sierra tertegun saat ia melihat tanggal di kalender duduk di atas nakas di dekat tempat tidurnya. Kebetulan sekali besok hari valentine. Ia juga mengingat tantangan Hayden tadi dan tiba-tiba membuatnya menjadi tertantang.
Dia sudah bertekad bahwa ia ingin memiliki seorang kekasih sebelum umurnya menginjak delapan belas tahun nanti. Sierra mungkin harus sedikit menunjukkan perasaanya pada Gino dengan memberikan hadiah valentine seperti contohnya kopinya itu. Tentu saja, bukan maksudnya Sierra memberikan ramuan cinta, tetapi hanya sebagai bentuk perhatian Sierra. Bagaimana pun Sierra juga tidak percaya dengan hal-hal mistis seperti itu. Karena memang hal seperti itu tidak nyata. Memberi hadiah valentine segelas kopi terasa unik.
Akhirnya Sierra mengikuti saran penyajian kopi itu. Hingga ke tahap Sierra sudah menaruhnya ke dalam kulkas sebelum kemudian Sierra bersiap tidur. Dia sendiri menjadi gugup, menyadari besok ia harus memberikannya secara langsung pada Gino. Pria yang selama ini ia kagumi.
***
Jam pertama di hari valentine di sekolah Sierra memang selalu kosong. Karena jam itu dipakai oleh para siswa untuk saling memberikan hadiah. Itu sendiri merupakan salah satu tradisi dari sekian yang sering dilakukan oleh sekolah Sierra agar kehidupan para siswa di sekolah tidak selalu monoton soal belajar.
Biasanya di saat seperti itu Sierra hanya menghabiskan waktunya membaca komik atau menonton film di ponselnya hingga jam pelajaran berikutnya di mulai. Namun, tahun ini berbeda. Sierra sekarang berdiri gugup tak jauh dari kelas 3-A. Ia ragu akan bagaimana cara memberikan tumblr yang berisikan Americano yang ia buat semalam.
Tidak mungkin dia langsung memasuki kelas itu seperti orang-orang lain yang memberikan hadiah valentine ke para siswa di kelas itu. Dia tidak mau menjadi tontonan teman kelas Gino. Namun, menemui Gino dua mata tanpa memanggilnya langsung di kelas pria itu juga tidak mungkin.
Akhirnya Sierra menemukan cara. Ia kemudian memanggil salah satu siswa berkacamata yang merupakan teman kelas Gino. Dengan gugup ia meminta tolong untuk menyuruh Gino menemuinya di samping kelas pria itu. Dan untungnya siswa itu menurutinya tanpa banyak tanya. Siswa berkacamata itu tahu bahwa Sierra pasti salah satu penggemar Gino dan ingin memberikan hadiah valentine pada Gino.
Setelah melihat siswa itu masuk ke dalam kelasnya, Sierra kemudian pergi ke samping kelas 3-A. Menunggu Gino. Dan benar saja, hanya dalam beberapa menit, suara langkah mendekat terdengar.
Sierra melihat Gino dengan tubuh tinggi dan wajah bersahabatnya yang tampan seperti biasa, mendekat ke arahnya. Sungguh ini adalah interaksi ketiga yang dimiliki Sierra dengan Gino setelah insiden bola basket dan botol milk tea yang diganti oleh Gino.
"Kau Sierra, kan?" tanyanya tampak terkejut mengetahui orang yang ingin menemuinya adalah Sierra. Gadis yang sangat jarang berinteraksi dengannya.
Sierra benar-benar senang sekaligus tidak menyangka Gino masih mengingat namanya. Belum lagi senyuman lebar Gino membuatnya semakin malu dan tidak bisa berkata-kata. Sierra kemudian hanya bisa mengangguk mengiyakannya.
"Ada apa mencariku, Sierra?" suara Gino lembut seperti biasa. Membuat Sierra benar-benar berbunga.
"I—ini." Sierra akhirnya menyodorkan tumblr yang ia pegang sejak tadi dengan malu-malu. "Selamat hari valentine."
Gino tampak sangat terkejut. Tidak menyangka Sierra sampai memberikannya hadiah valentine. Dia memang sudah menerima beberapa hadiah dari gadis-gadis lain yang tentu saja ia terima sebagai sopan santun hari ini. Namun, hadiah dari Sierra yang paling mengejutkannya. Mengingat mereka benar-benar juga jarang berinteraksi.
"Kau memberikanku hadiah valentine?"
Sierra mengangguk.
"Gawat..."
"Kenapa?" Tanya Sierra heran dengan ucapan Gino.
"Kau membuatku jadi tersipu," balas Gino.
Sierra menjadi merona dan salah tingkat dengan jabawan Gino.
"Kenapa tumblr? Biasanya gadis lain akan memberikan bunga, cokelat, kue, atau permen," ucap Gino lagi.
"Itu kopi. Aku mendapatkannya dari sebuah kafe baru dan minuman di kafe itu benar-benar enak dan berbeda. Aku ingin kau mencobanya juga," balas Sierra tidak berani menatap kedua mata Gino secara langsung karena gugup.
Gino terdiam sebentar sebelum akhirnya terkekeh. "Tidak heran... Sierra memang berbeda dari yang lain. Terima kasih, ya."
Kedua pipi Sierra rasanya panas mendengar suara Gino yang benar-benar memiliki nada lembut yang membuat siapa pun mendengar terhanyut. Dan di lain sisi, ia lebih tidak percaya bahwa Gino menerima hadiahnya dengan tangan terbuka. Ia merasa menjadi selangkah lebih dekat dengan pria yang ia sukai selama ini.
Ia sangat antusias sampai ia benar-benar melupakan konsep kopi itu. Yang ia tahu hanyalah setidaknya Gino sekarang sadar bahwa Sierra memberikannya perhatian. Walau ia tidak yakin hatinya akan diterima mengingat Gino memiliki beberapa siswi yang juga mengangumi dan tentu saja lebih baik dari Sierra. Setidaknya ia bangga dengan dirinya bisa menunjukkan perasaannya walau dalam hal yang kecil seperti tadi.
Puas dengan hadiah, Sierra berjalan kembali ke kelasnya dengan suasana hati yang berbunga antusias. Mengingat senyuman Gino padanya tadi benar-benar membuat Sierra melayang senang. Bahkan hingga ia kembali duduk di tempatnya, ia tetap tersenyum seperti orang bodoh.
"Hei, Sierra. Kau mau cokelat?" tawar Gabie yang membawa beberapa bungkus cokelat dan beberapa tangkai bunga mawar hadiah dari siswa-siswa lain.
"Tentu," jawab Sierra. Ia melihat jumlah cokelat yang diterima Gabie semakin banyaknya. "Wah, hadiahmu semakin banyak saja. Aku bersyukur berteman dengan gadis populer sepertimu. Aku tetap bisa makan banyak cokelat gratis setiap valentine."
"Nikmati sebanyak yang kau mau. Kau tahu aku 'kan tidak terlalu suka cokelat jadi anggap saja semua ini sebagai hadiah valentine-ku untukmu," balas Gabie terkekeh melihat ekspresi imut Sierra yang melihat cokelat-cokelatnya.
Sierra kemudian mengeluarkan sekotak kecil kue yang ia letakkan di laci mejanya. "Aku juga punya hadiah valentine untukmu, sahabat terbaikku. Cheesecake kesukaan Gabie."
"Sierra, memang hanya kau yang mengerti diriku di hari valentine!" seru Gabie antusias memeluk Sierra yang sibuk memakan es krim cokelat milik Gabie.
"Memang hanya aku dan si tulip yang mengerti dirimu. Bunga tulipmu ada di laci meja," balas Sierra santai mengigit es krimnya.
Sedangkan Gabie langsung terdiam dan meraba laci mejanya. Benar saja ada setangkai bunga tulip kuning di sana. Bunga kesukaan Gabie. Di tangkai bunga itu, terikat sebuah kartu kecil yang bertulisan selamat valentine untuk Gabie.
"Kuharap aku mengetahui siapa yang mengirim tulip ini. Hanya dia yang tahu bahwa aku suka tulip kuning daripada mawar."
Sierra sendiri hanya terkekeh. Sierra memang tahu siapa yang diam-diam selalu menyelipkan tulip kuning di laci meja Gabie setiap valentine. Bahkan ia pernah membantu si pengirim untuk meletakkannya ke laci Gabie.
Gabie yang mendengar kekehan Sierra, memicingkan matanya. "Jangan bilang ini dari kau! Hanya kau yang tahu aku suka tulip kuning!" tuduhnya.
"Hei! Kau kira aku kurang kerjaan memberikan bunga untuk seorang gadis? Aku lebih baik membelikanmu seratus Cheesecake daripada memberimu sebuah bunga."
"Kalau begitu ini dari siapa?" gumam Gabie menatap bunganya.
"Siapa yang mau cemilannnnn?!"
Hayden masuk ke dalam kelas dan menghamburkan berbagai cokelat, cemilan, dan kue di atas meja Sierra dan Gabie. Bahkan meja keduanya hampir tidak sanggup menampung hadiah-hadiah itu. Tampak pula teman kelas Sierra yang lain datang dan memperebutkan makanan-makanan gratis itu dengan senang hati hingga hampir habis.
"Wah, Hayden! Ini semua hadiah valentine-mu?" tanya Gabie takjub. Setidaknya ada tiga puluh lebih hadiah yang dibawa oleh Hayden tadi.
Hayden menggeleng polos dengan wajah antusiasnya mengigit sebuah makaron, salah satu hadiah yang ia bawa. Sedangkan Sierra hanya menggeleng-geleng.
"Itu bukan hadiahnya. Dia palingan habis berkeliling kelas-kelas lain dan mencari makanan-makanan valentine yang tidak sanggup dihabiskan oleh siswa lain," ucap Sierra mengetahui kebiasaan Hayden yang suka mencari gratisan di acara-acara seperti ini.
"Kali ini aku hanya ke satu kelas," jawab Hayden bangga. "Kelas 3-A."
Sierra terkejut. "Ini semua hadiah yang diterima anak-anak 3-A?"
"Tidak, yang tadi itu semuanya cuma hadiah Jayson."
"Dia mendapatkan sebanyak ini sendirian?!" tanya Gabie terkejut.
Hayden mengangguk. "Iya, kau tahu, kan? Jayson dan aku adalah teman bermain game dan dia memberikan semua hadiah valentine-nya padaku. Padahal tadi aku hanya meminta makaronnya tapi dia malah memberiku semuanya."
"Dia benar-benar populer ya, tiga tahun berturut-turut dia menjadi siswa yang paling banyak menerima hadiah," balas Gabie takjub.
"Seperti kau tidak tahu Jayson Nicholas saja. Dia itu sangat tampan. Bahkan pria sepertiku juga terkejut saat pertama kali melihat Jayson. Aku selalu mengira bahwa aku yang paling tampan tapi setelah melihat Jayson, aku mengaku kalah. Tapi di antara semua itu aku paling respect keahlian bermain gamenya. Wah, anak itu bisa mythic di hanya dalam sehari bermain game mobile. Bahkan pria sepertiku rasanya ingin mengaguminya," ucap Hayden membanggakan teman gamenya.
"Kudengar ibunya juga seorang dosen sastra dan ayahnya dokter bedah yang handal. Tampan, muda, pintar, dan kaya. Bukankah itu terlalu sempurna?" timpal Gabie menggeleng-geleng tidak percaya bahwa pria seperti Jayson adalah teman sekolahnya.
"Makanya tidak heran hampir semua siswi terutama adik-adik kelas sangat menyukainya."
Sierra sendiri hanya terbengong mendengar percakapan Gabie dan Hayden. Ia sendiri bukan fokus kepada isi obrolan mereka. Melainkan ia kembali mengingat senyuman yang diberikan Gino padanya tadi. Senyuman ramah dan manis itu benar-benar meninggalkan kesan yang indah untuk Sierra lupakan begitu saja.
***
Di lain sisi, di kelas berbeda, di waktu yang sama, tampak sebuah bibir tipis tengah meneguk minuman dari tumblr merah marun dengan nikmat. Ia menenguk lama dan cukup banyak. Sebelum akhirnya berhenti.
Perlahan bibir itu tersenyum. Sebuah senyuman yang sangat tampan. Seolah ia sangat puas akan minumannya. Minuman itu tiba-tiba saja membuat suasana hatinya terasa bahagia seketika layaknya sebuah sihir yang tiba-tiba mempengaruhi seluruh kontrol suasana hatinya.
Rasa kopi itu sedikit aneh baginya karena ia jauh lebih suka kopi yang pahit. Namun, entah kenapa rasa itu tidak membuatnya tidak menyukainya. Malah anehnya ia ingin terus meminumnya. Sebelum akhirnya ia bergumam pelan.
"Kopinya... manis," gumamnya.
***
Hari ini lebih cerah dari sebelumnya. Bahkan Sierra terbangun dengan mudah hari ini karena ia mendapatkan tidur yang cukup. Dia tidak perlu terburu-buru ke sekolah dengan sepatu rodanya. Hari ini dia bisa berangkat dengan santai.
Sembari menyeruput susu kotaknya, Sierra berjalan mengikuti trotoar yang mengarah ke sekolahnya sembari menyenandungkan nada lagu baru di groupmusik kesukaannya. Tampak beberapa siswa dengan seragam yang sama juga sedang menuju ke sekolah dengan santai. Ada yang naik sepeda, ada yang berjalan sambil mendengar musik, ada yang mengobrol dengan temannya, dan ada yang sambil mengunyah sarapan rotinya.
Gerbang sekolahnya pun semakin terlihat dan semakin banyak siswa yang berdatangan dan masuk ke dalam sana. Beberapa yang mengenal Sierra juga saling menyapa. Seperti biasa, Sierra hendak melewati gerbang besar yang masih terbuka lebar itu masih sambil memegang susu berkemasan kotaknya.
"Heeei! Sierra!!!"
Tiba-tiba ia mendengar seseorang memanggilnya dari belakang. Sierra pun berbalik dan tidak menemukan wajah akrab yang berkemungkinan memanggilnya. Ia berpikir mungkin dia salah dengar namanya yang mirip dengan orang lain. Hingga kemudian dia bertemu pandang dengan seseorang yang juga sejak tadi menatapnya. Membuatnya mau tidak mau membalas tatapan itu dengan spontan.
Namun, Sierra merasa tidak yakin karena orang yang dia pandang sekarang adalah orang yang tidak mungkin memanggilnya. Namun, pria itu terus membalas tatapan Sierra tanpa berkedip sedikit pun. Membuat Sierra menjadi bingung. Apa pria itu yang benar-benar memanggilnya?
Sedetik kemudian, Sierra mengerutkan alisnya saat melihat pria itu perlahan tersenyum padanya. Senyuman itu kemudian semakin lebar hingga memperlihatkan deretan gigi putihnya. Seolah ia sedang sangat bahagia menatap hal di depannya.
"Sierraaa!"
Bak sebuah kilat yang menyambar, pria itu berlari ke arah Sierra, menjatuhkan tasnya ke tanah dan langsung membukus Sierra dalam pelukan tubuh indah dan tinggi semampainya. Bahkan pria itu sedikit menunduk untuk benar-benar melilit Sierra dalam pelukannya.
Semua pasang mata menatap keduanya. Bahkan berhenti melangkah memasuki gerbang sekolah. Satpam yang menjaga gerbang juga tertegun dengan adegan di depannya. Dan Sierra, kaku dalam pelukan pria tinggi berseragam sekolah yang persis dengan miliknya. Sierra terlalu kaget hingga mulutnya terbuka dan matanya memandang tidak fokus.
Hanya kotak susu yang terlepas dari tangan kaku Sierra dan jatuh ke tanah yang bergerak. Sekitarnya yang lain berhenti layaknya waktu sedang berhenti berputar. Hingga beberapa saat hening terjadi, suara-suara bisikan mulai terdengar samar.
"Bukankah itu Jayson?"
To be continue...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top