Yamada Saburo; Bubble Gum
"Ciuman pertama itu terasa seperti apa?"
(Name) menoleh ke sumber suara, melihat teman-temannya sedang menatapnya.
"Eh, kenapa bertanya padaku?" tanya (Name) terkekeh, membuka permen karet yang dia beli di kantin tadi siang kemudian memakannya.
"Habisnya, di antara kita semua, hanya kau yang sudah pacaran!"
"Terlebih lagi dengan Yamada Saburo, murid populer sekolah kita."
"Ya, tidak lupa dia juga anggota Buster Bros bersama kedua kakaknya."
"Kau pasti sudah pernah ciuman dengannya, kan?"
(Name) yang sedang mengunyah permen karet hanya bisa terdiam cukup lama, tersenyum lalu menggeleng pelan.
"Kami belum pernah ciuman."
"SEKALIPUN!?"
"Whoa-whoa-whoa," (Name) hanya mengangkat kedua tangannya melihat reaksi teman-temannya.
"Kalian sudah pacaran 8 bulan loh!"
"Lalu?" tanya (Name) kemudian meniup permen karetnya, membentuk sebuah balon.
Teman-teman (Name) hanya saling pandang, kemudian kembali menatap (Name).
"Kalau begitu, menurutmu ciuman pertama itu terasa seperti apa?"
Balon permen karet yang ada di mulut (Name) pecah, kemudian (Name) membersihkan mulutnya dengan tisu dan membuang permen karet tersebut.
"Hm, strawberry?"
Teman-teman (Name) memandang lama dirinya.
"Kau menjawabnya dengan asal ya?"
"Eh, kok tahu?" tanya (Name) cengengesan.
"Sudah kuduga!"
"Jangan jawab begitu setelah kau makan permen karet rasa strawberry!"
(Name) hanya tertawa melihat reaksi teman-temannya.
"(Name)."
Perhatian mereka kini tertuju ke arah pintu kelas, di mana Saburo sedang berdiri.
"Oh, Saburo," panggil (Name) berdiri dari kursinya sambil mengambil tasnya, "kalau begitu aku duluan, teman-teman~"
Setelah itu (Name) berjalan mendekati Saburo, dan mereka berdua berjalan bersama.
"Apa yang kalian bicarakan tadi? Terdengar heboh sampai keluar kelas."
"Oh, kami membicarakan tentang ciuman pertama," sahut (Name), "lebih tepatnya aku diinterogasi oleh mereka."
"Kenapa kau?"
"Karena ini," sahut (Name) menunjuk dirinya lalu menunjuk Saburo, "mereka terkejut kita belum pernah ciuman."
"Lalu?"
"Ah, kemudian mereka mengganti pertanyaannya, menjadi pendapatku mengenai rasa dari ciuman itu sendiri."
"Dan jawabanmu?"
"Apa kau penasaran juga?" tanya (Name) kembali, tersenyum miring muncul di wajahnya dengan mantanya menatap Saburo.
"Kau tidak perlu menjawabnya jika tidak mau," jawab Saburo cuek.
(Name) hanya memutar matanya kemudian memukul pelan pundak Saburo.
"Aku hanya bercanda," sahut (Name), "karena aku sedang memakan permen karet rasa strawberry, jadi kujawab strawberry."
"Jawaban asal, ya?"
"Tepat!" sahut (Name) tersenyum, "dan mereka langsung menyadarinya."
Seolah tersadar sesuatu, (Name) kemudian mengeluarkan sebungkus permen karet dan mengarahkannya pada Saburo.
"Ngomong-ngomong permen karet, ini untukmu," ucap (Name).
Saburo menatap permen karet yang ada di tangan (Name), sebelum akhirnya menatap (Name). Tangan Saburo terangkat untuk menyentuh pipi (Name)—sukses membuat sang perempuan tersentak kaget dan berhenti.
"Saburo?"
"Strawberry, ya?" gumam Saburo mendekatkan wajahnya pada (Name), "aku ingin tahu apakah benar akan terasa seperti itu."
(Name) spontan menutup kedua matanya, dan menahan napasnya.
Satu menit berlalu, (Name) perlahan membuka matanya dan dia tidak melihat siapa pun berada di depannya. Spontan (Name) melepas napasnya.
"Eh?"
"Tentu saja rasanya seperti strawberry, bodoh. Kau baru makan permen karetnya kan?" tanya Saburo mengunyah permen karet yang baru dia buka.
(Name) menoleh ke tangan kanannya, permen karet yang dia tawari sudah hilang. Beberapa saat kemudian wajah (Name) menjadi merah seperti tomat.
"JANGAN MEMPERMAINKANKU!"
Saburo hanya terkekeh, kemudian meletakkan sebelah tangannya di depan mulutnya, menutupi rona merah yang muncul di pipinya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top