Yamada Ichiro; Shortcake
"Ini shortcake pesanan tuan, nya~"
"Oho, terima kasih."
(Name) langsung membanting tangannya ke meja.
"Jangan bilang terima kasih padaku!" ucap (Name), "apa yang kau lakukan disini, Ichiro!?"
Ichiro hanya tertawa.
"Kau bilang kau bekerja di kafe ini kan?" tanya Ichiro, "aku penasaran jadi aku datang kemari, dan aku tidak menyangka kau bekerja di kafe seperti ini."
Pipi (Name) memerah, "s-salah ya?"
"Tidak kok, aku malah bersyukur karena aku bisa melihatmu memakai pakaian maid dengan telinga kucing," ucap Ichiro tersenyum puas.
Pipi (Name) semakin merah, "ternyata itu maksudmu!"
Seperti yang Ichiro ucapkan, (Name) bekerja di salah satu kafe anime yang berada di Ikebukuro, kafe yang setiap minggunya memberikan tema yang berbeda—yang minggu ini adalah kucing.
"Oh iya, kudengar aku akan mendapat bonus jika membayar lebih ya?" tanya Ichiro.
(Name) menatap curiga Ichiro, "aku tidak akan melakukan apapun untukmu—aku tidak pernah melakukan apapun pada pelanggan yang lain walaupun mereka membayar lebih."
Ichiro langsung menoleh ke arah kasir, dimana manajer (Name) berdiri memperhatikan mereka.
"Manajer-san~ apa aku mendapat pengecualian?"
"Ara, kau kekasih (Name) kan? Tentu saja, tapi jangan lupa bayarannya~"
Ichiro tersenyum mantap, mengeluarkan kartu dengan percaya diri.
"Itu bisa diatur."
(Name) langsung menoleh ke arah manajernya.
"Manajer-san!"
"Tidak apa-apa, kan? Lagipula dia adalah pelanggan terakhir disini, kafe kita sudah tutup daritadi."
(Name) mengembungkan kedua pipinya kemudian kembali menoleh ke arah Ichiro yang sudah menyeringai bahagia.
"Jadi tuan ingin apa, nya~?" tanya (Name) mencoba seimut mungkin, dan mencoba meniru suara kucing sebisanya.
Karena bagaimana pun situasinya, pekerjaan adalah pekerjaan—itulah prinsip (Name).
"Uuuh, kenapa kau bisa seimut ini saat bekerja?" tanya Ichiro gemas langsung menarik kedua pipi (Name), "padahal saat tidak bekerja kau tidak seperti ini."
Ingin rasanya (Name) menampol kekasihnya ini, tapi karena dia masih dalam mode bekerja—jadi mungkin dia akan menampol Ichiro sepulang bekerja.
"Nyaa~ tuan, jangan menarik pipiku."
"Baiklah," ucap Ichiro melepas pegangannya, "permintaan pertamaku, duduk di pangkuanku."
Pipi (Name) kembali memerah.
"Wha—baiklah, nya~" ucap (Name) tersenyum paksa, duduk di pangkuan Ichiro.
"Salah arah, (Name)—kau harus menghadap ke arahku."
Pipi (Name) semakin merah.
"Ichiro, ini teralu berlebihan," ucap (Name), "awas kau—akan kukuras habis uangmu setelah ini."
"(Name), tidak baik memeras kekasihmu," sahut Ichiro.
(Name) hanya memutar bola matanya, kemudian membuang pandangannya.
"Kemudian, tuan ingin apa lagi, nya~?"
"Hm... peluk aku," titah Ichiro.
(Name) menghela napas lalu memeluk Ichiro, meletakkan dagu kecilnya di bahu kanan Ichiro. Namun tiba-tiba tangan kiri Ichiro memeluk pinggang (Name), membuat perempuan itu sulit bergerak dari posisinya.
"T-tunggu, Ichiro!?"
Tangan kanan Ichiro kemudian menepuk kepala (Name) beberapa kali, sebelum akhirnya mengambil garpu untuk memakan shortcake yang dia pesan.
"Sekarang peluk aku sampai aku selesai memakan ini, malam ini cukup dingin jadi aku perlu kau menghangatkanku sampai aku selesai."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top