Yamada Ichiro; Permen
"Ini permen yang kau inginkan, (Name)."
"Terima kasih, Ichiro."
Ichiro meletakan plastik berisi bermacam-macam permen itu di meja, kemudian menghela napas dan meletakkan kedua tangannya di pinggang, menatap (Name) dengan heran.
"Tapi yang benar saja, (Name)? Makan permen saat demam?"
(Name) mengembungkan kedua pipinya, menatap Ichiro dengan mata lelahnya.
"Apa salah? Apa kau tidak terima!? Lawan aku—uhuk!"
Ichiro menggeleng saat melihat teman nge-vvibu-nya itu batuk-batuk, mengambil segelas air yang ada di meja sebelah kasur (Name) dan duduk di tepi kasur (Name).
"Apa kau bisa duduk sendiri? Minumlah air dulu, tenggorokanmu terdengar sekarat."
(Name) mendecih, duduk dan bersandar pada dinding kemudian menyambar gelas yang Ichiro pegang. (Name) meminum semuanya dalam beberapa kali teguk kemudian mengembalikan gelas tersebut pada Ichiro.
"Terima kasih, Ichiro—sekarang, kau boleh pulang dan biarkan aku bermesraan dengan permen-permenku~" ucap (Name) memberikan gestur mengusir pada Ichiro.
Tangan (Name) kemudian meraih plastik yang ada di dekatnya, namun tiba-tiba Ichiro mengambil plastik tersebut terlebih dahulu, membuat kedua iris (Name) melebar dan menatap Ichiro dengan ekspresi syok.
"Kau hanya boleh makan satu untuk hari ini," ucap Ichiro.
"Eeeeh!?" pekik (Name), "kau bukan ibuku!"
"Kau harus istirahat," sahut Ichiro, "jika kau sakit, aku tidak punya teman untuk sange bersama."
Perempatan muncul di kepala (Name), dan perempuan itu menyilangkan kedua tangannya.
"Oh, jadi pedulimu itu hanya karena kau perlu teman sange, huh?"
Ichiro tertawa, kemudian mengelus rambut (Name)—atau mungkin mengcak rambutnya.
"Sekarang kau ingin makan permen apa—tunggu semua permennya sama."
Ichiro lalu merogoh satu permen dan memberikannya pada (Name).
"Aku ingin yang rasa strawberry," gumam (Name).
"Semua bungkusnya sama, kau tidak bisa memilih, (Name) sayang," sahut Ichiro terkekeh.
Pipi (Name) memerah, namun karena dia demam—rona itu menyatu dengan wajahnya. (Name) kemudian berusaha untuk membukanya.
Berusaha.
"Aaah! Kenapa bungkusnya keras sekali!?" kesal (Name) kemudian melempar permen tersebut dan masuk ke dalam selimutnya.
"Jadi tidak mau makan permen?" tanya Ichiro.
"Tentu saja mau! Bukakan satu untukku, dan pastikan dapat rasa strawberry!"
"Kalau kubuka dan bukan rasa strawberry?"
"Makan itu!"
"Kalau semuanya tidak ada!?"
"Makan semuanya!!"
Ichiro menepuk kening, tapi tersenyum kecil mendengar suara (Name).
"Baiklah, beruntung kau imut, (Name)."
(Name) langsung duduk dengan tegak, wajahnya menyerupai tomat sekarang.
"Siapa yang kau panggil imut!?"
"Tentu saja itu kau, (Name) sayang," jawab Ichiro mengambil salah satu permen lalu membukanya.
"A-aku tidak imut—"
"Imut kok. Ngomong-ngomong, rasa strawberry warna apa?"
"Merah, tapi itu bisa saja apel atau strawberry. Tunggu, barusan kau memotong ucapanku—"
"Jadi aku harus mencobanya dulu?" gumam Ichiro memakan permen tersebut.
"Hei dengarkan aku—"
"Mhm, ini strawberry. (Name) buka mulutmu."
"Haah—"
Ichiro langsung memegang kedua pipi (Name) dan mencium perempuan itu, dan memberikan permen rasa strawberry itu pada (Name) dengan lidahnya. Setelah itu Ichiro melepaskan ciuman mereka, menyisakan benang saliva yang terhubung diantara mereka.
(Name) berkedip beberapa kali, rasa asam-manis strawberry memenuhi mulutnya, tapi bukan itu yang menjadi fokus (Name) sekarang.
"Ichiro, b-barusan kau...."
"Memberimu permen," jawab Ichiro mengambil permen yang (Name) lempar kemudian memasukkannya ke dalam plastik.
"T-tapi...."
Ichiro mendekati (Name) lalu mengecup kening (Name)—sukses mengejutkan permpuan itu.
"Sudahlah, sekarang tidur cantik agar kau bisa sembuh dan kita bisa date saat acara manga minggu depan, oke?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top