Kannonzaka Doppo; Parfait
Sebuah parfait diletakkan di depan (Name), sementara (Name) menoleh ke arah sosok yang meletakkan parfait tersebut lalu tersenyum.
"Terima kasih, senpai."
Doppo yang baru duduk di sebrang (Name) hanya mengangguk singkat.
"Senpai hanya memesan kopi?" tanya (Name) melihat cairan hitam pekat yang ada di hadapan Doppo.
"Hari ini aku harus lembur," jawab Doppo menghela napas panjang, menyesap minuman pahitnya itu.
(Name) mengerutkan alisnya, "apa mau kubantu, senpai? Hitung-hitung ucapan terima kasih dariku karena senpai mau mengajari semua hal tentang perusahaan selama ini."
Doppo menggeleng, "jangan khawatirkan aku, (Name). Kau sendiri punya banyak pekerjaan, kan?"
(Name) terdiam, "memang benar aku punya banyak pekerjaan, tapi itu semua tidak sebanding dengan pekerjaan senpai."
Doppo terdiam sejenak, sebelum akhirnya menggeleng.
"Tidak apa-apa, (Name). Ini semua karena salahku membawa Hifumi ke kantor saat itu. Ya ini semua salahku, kenapa tidak pernah terpikirkan olehku saat itu, gara-gara aku, karena aku, posisiku sekarang juga karena salahku...."
"Senpai!" tiba-tiba (Name) berdiri dan menepuk kedua pipi Doppo—memegang kedua pipi Doppo dengan lembut.
Doppo menatap (Name), dan sedikit terkejut saat melihat (Name) tersenyum.
"Senpai sudah melakukan yang terbaik, jangan pesimis! Buktinya senpai bisa memanduku yang baru ini sampai sekarang," kemudian (Name) mengembungkan kedua pipinya, "jika senpai masih menyalahkan diri senpai, aku akan melakukan ini terus-menerus, paham?"
Pipi Doppo sedikit merah saat melihat ekspresi (Name), kemudian mengangguk singkat. (Name) yang melihat respons yang diinginkannya pun tersenyum manis, melepaskan pegangannya di pipi Doppo lalu kembali duduk.
"Ah, karena aku sudah menyemangati senpai, aku bantu senpai bekerja ya?"
Doppo yang baru menyesap kopinya itu tersedak, kemudian menatap (Name) yang tersenyum manis sambil memakan parfait-nya.
"Tapi...."
Ekspresi (Name) berubah menjadi sedih.
"Ah, senpai tidak mau ya? Dapat bantuan dari pemula sepertiku? Ah, bahkan setelah bimbingan senpai selama sebulan ini pun, mungkin aku masih perlu bantuan senpai—"
"K-kau bisa membantuku kok, (Name)," potong Doppo, takut dirinya makin bersalah jika kouhai-nya ini dibiarkan berbicara.
'Senpai tidak bisa menahan rasa pesimis orang lain, padahal dirinya sendiri begitu,' pikir (Name) menatap Doppo lalu tersenyum lebar, 'yap, tipu dayaku berhasil~'
"Benarkah? Terima kasih senpai!"
"Ya, sama-sama—sepertinya sebentar lagi waktu istirahat akan berakhir."
Iris (Name) melebar, dan panik mulai menyerang.
"Astaga!"
(Name) langsung mempercepat makannya, berakibat makannya yang sedikit berantakan. Sementara Doppo hanya bisa berkedip beberapa kali, kemudian tersenyum kecil.
"Tidak perlu terburu-buru seperti itu, (Name)," ucap Doppo meraih pipi (Name).
(Name) tersentak kaget saat jari jempol Doppo menyapu lembut pipi (Name), membersihkan cream yang menempel di sudut bibir (Name).
Iris (Name) melebar saat Doppo menjilat jarinya, kemudian tersenyum seduktif.
"Jika kau makan berantakkan seperti itu, aku akan memakanmu, lho."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top