Jinguji Jakurai; Pudding

"Sensei! Sensei! Disini!"

Jakurai yang berjalan di taman rumah sakit pun menoleh ke sumber suara, dan melihat seorang anak kecil berumur enam tahun sedang melambai padanya dengan bahagia. Rambut (h/c)nya yang diberi pita berwarna (f/c) tampak ikut menari karena pergerakannya. Jakurai tersenyum lalu berjalan mendekati anak itu, kemudian berjongkok di depannya.

"Halo, (Name)," sapa Jakurai, "bagaimana kabarmu?"

"Baik!" jawab (Name) dengan semangat, "(Name) sudah menunggu sensei! (Name) ingin memberi sesuatu pada sensei!"

"Oh ya, (Name) ingin memberi apa?" tanya Jakurai duduk di rumput yang sudah dialasi oleh kain piknik, tak lupa melepas sepatunya.

"Ini!" ucap (Name) tersenyum lebar, memberikan kotak berwarna biru pada Jakurai.

Jakurai menatap kotak yang dia pegang, dimana di dalamnya terdapat puding yang bentuknya berantakan, namun masih dapat ditebak kalau itu adalah puding.

"Tadi (Name) mencoba membuat puding bersama suster!" jelas (Name) penuh semangat, "dan saat suster bertanya untuk siapa puding ini, (Name) langsung bilang untuk sensei!"

"Benarkah?" tanya Jakurai mengelus kepala (Name), "terima kasih, (Name). Apa aku boleh memakannya sekarang?"

Wajah (Name) mencerah, dan gadis kecil itu mengangguk dengan semangat.

"Un! Douzo sensei!"

Jakurai kembali tersenyum, lalu memakan puding yang (Name) beri.

"Bagaimana, sensei?" tanya (Name) tidak sabar.

"Enak," jawab Jakurai, "kau akan menjadi koki yang hebat saat dewasa nanti."

"Mhm! (Name) ingin menjadi koki terhebat di dunia!"

"(Name)-chan, saatnya kembali ke kamarmu."

(Name) menoleh ke sumber suara, dan melihat suster yang biasanya merawatnya sudah menunggunya untuk kembali. (Name) menunduk dan mengembungkan kedua pipinya.

"Kenapa waktu bermain (Name) sedikit sekali?" gumam (Name) berdiri kemudian menoleh ke arah Jakurai, "sampai ketemu besok, sensei!"

Jakurai hanya mengangguk, kemudian melihat (Name) kembali ke kamarnya dipandu oleh suster. Tak lama kemudian datang seorang suster dengan membawa sebuah clip board.

"Maaf menganggu waktu Anda, sensei," ucap sang suster, "tapi ini mengenai operasi jantung (Name) (Surname) yang akan dilakukan besok."

Jakurai menoleh ke arah sang suster, dengan senyum penuh keyakinan terlukis di wajahnya.

"Aku akan melakukan yang terbaik demi masa depan (Name) besok. Karena aku ingin anak itu tumbuh besar menjadi koki yang hebat."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top