Jinguji Jakurai; Mochi

"Sensei, waktu kunjungan Kannonzaka-san akan segera berakhir."

Jakurai yang sedang berbicara dengan Doppo menoleh ke arah pintu ruang prakteknya, dimana asistennya, (Name) berdiri.

"Ah, terima kasih sudah mengingatkan, (Surname)-san."

(Name) hanya mengangguk singkat sebelum akhirnya perlahan menutup pintu ruang praktek Jakurai.

"(Surname)-san."

(Name) berhenti, menatap ke arah Jakurai yang sedari tadi menatapnya.

"Ya, sensei?"

"Setelah ini, apa kau mau menghabiskan ini bersamaku?" tanya Jakurai sambil mengeluarkan sebuah kotak, "salah satu pasienku memberiku ini."

(Name) terdiam, sebelum akhirnya mengangguk.

"Saya akan datang saat jam istirahat."

(Name) kemudian menutup pintu ruang praktek Jakurai, dan berjalan menuju tempat kerjanya, meja resepsionis.

'Baru kali ini sensei mengajakku makan bersama,' pikir (Name) kemudian melirik termos minuman yang ada di atas mejanya, 'apa tidak apa-apa kalau kubawa teh?'

"Um, permisi...."

(Name) langsung tersentak kaget, lalu mengangkat kepalanya.

"Y-ya?"

"Oh, maafkan aku karena mengangetkanmu!"

"Kannonzaka-san?" (Name) berdiri kemudian tersenyum canggung melihat Doppo yang membungkuk meminta maaf, "t-tidak perlu meminta maaf, salahku karena melamun di saat bekerja."

Doppo menegakkan tubuhnya, membuat senyum (Name) tidak lagi canggung.

"Jadi, ada apa Kannonzaka-san?"

"Em, sensei meminta padaku untuk memanggilmu karena sesiku sudah berakhir."

"Oh!" (Name) kemudian mengambil termos minumannya, "terima kasih sudah memberitahuku, Kannonzaka-san."

Doppo hanya mengangguk dari kejauhan, melihat (Name) yang berjalan cepat menuju ruang praktek Jakurai.

Sesampainya disana, (Name) berhenti di depan pintu, lalu menarik napas singkat dan membuka pintunya dengan pelan.

"Sensei?"

"Oh, (Surname)-san, silakan masuk."

(Name) mengangguk singkat, setelah dirinya masuk ke dalam ruangan, (Name) menutup pintunya.

"Tumben sensei mengajak saya," komentar (Name) duduk di kursi pasien yang ada di sebrang Jakurai, "oh, aku membawa teh."

"Wah, terima kasih, (Surname)-san."

(Name) menuangkan teh yang dia bawa ke dalam dua gelas yang memang di sediakan di ruang praktek Jakurai, "biasanya sensei memang mendapat hadiah dari pasien sensei kan?"

"Ya, lalu kudengar kau suka mochi."

"Eh?" gerakan (Name) terhenti dengan pipinya yang memerah, "s-sensei tahu?"

Jakurai membuka kotak yang awalnya dia tunjukkan pada (Name), menampilkan beberapa buah mochi berbagai rasa dan warna. Iris (Name) langsung berbinar dan senyum terlukis di wajahnya—tak sadar bahwa ekspresinya juga membuat Jakurai tersenyum kecil.

"Silakan diambil, (Surname)-san."

"Jaa, ittadakimasu~" ucap (Name) mengambil salah satu mochi lalu memakannya, "mhm, yang ini enak lho sensei!" komentar (Name) menunjukkan mochi yang sudah tergigit setengah tersebut.

"Benarkah?"

"Mhm," kemudian (Name) menunjuk kotak mochi dengan tangannya yang lain, "sepertinya ini mochi yang sama."

Namun perhatian (Name) langsung teralihkan saat Jakurai memegang pergelangan tangan kanan (Name), mendekatkan tangan (Name) ke arahnya, lalu memakan mochi yang ada di tangan (Name).

Iris (Name) melebar, dan rona merah menyapa pipinya. Sementara Jakurai yang melihat ekspresi (Name) hanya tersenyum.

"Mhm, kau benar, mochi yang ini enak—tapi aku lebih tergoda merasakan yang ada di depanku sekarang."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top