Izanami Hifumi; Waffle

(Name) membuka matanya dengan perlahan, yang kini terasa sangat berat.

'Demamku masih belum turun, ya?' pikir (Name) merasakan napasnya yang pendek.

"Haah, aku ingin tidur lagi," gumam (Name), "tapi aku lapar."

(Name) memaksakan dirinya untuk turun dari kasur, kemudian berjalan dengan sempoyongan menuju dapur apartemennya. Begitu sampai di dapurnya, (Name) mendapati kehadiran seseorang yang sudah familiar baginya.

"Hifumi...? Sejak kapan kau datang?"

Hifumi menoleh ke arah (Name), kemudian tersenyum kecil.

"Koneko-chan, kau baru bangun?"

"Koneko...," (Name) melihat Hifumi yang masih memakai pakaian kerjanya kemudian batuk kecil, "oh—kau sedang dalam mode host ya?"

Hifumi mengangguk singkat, "aku baru pulang. Ngomong-ngomong, apa kau baru bangun? Waffle yang kubuatkan untukmu pagi ini tidak tersentuh."

"Ah, sepertinya belum," ucap (Name) duduk di kursi makan, "memangnya ini jam berapa?"

"Jam sepuluh malam," jawab Hifumi, "apa kau tidur seharian? Kau tidak memakan obatmu?"

(Name) menggeleng.

"Ah, mana waffle yang kau buat, Hifumi? Biarkan aku memakannya."

Hifumi menggeleng, meletakkan segelas susu hangat di depan (Name).

"Aku akan membuatkan yang baru untukmu, untuk sekarang minum dulu ini," ucap Hifumi.

Hifumi kemudian menempelkan keningnya ke kening (Name)—membuat perempuan itu menutup matanya karena refleks.

"Hm," Hifumi mengerutkan alisnya, "masih panas—setelah makan, jangan lupa makan obatmu."

(Name) mengangguk singkat, kemudian mulai meminum susu yang diberikan. Setelah habis, Hifumi datang dan meletakkan waffle yang masih hangat di depan (Name), lalu mengambil gelas susu yang sudah habis.

"Maaf merepotkanmu, Hifumi," ucap (Name) memakan waffle buatan Hifumi, "kau pasti sangat lelah setelah bekerja."

"Jangan meminta maaf, Koneko-chan," ucap Hifumi mendekati (Name) lalu mengalungkan tangannya di leher (Name) dari belakang, dengan kepala Hifumi berada di atas kepala (Name).

"Sebenarnya kau tidak harus mengurusku, aku bisa sendiri kok," gumam (Name) masih memakan waffle yang ada di depannya, "jadi jangan khawatir."

Pelukan Hifumi mengerat, dan laki-laki itu mencium puncak kepala (Name).

"Biarkan aku khawatir dan mengurusmu, Koneko-chan," ucap Hifumi, "karena kau adalah perempuan pertama yang tidak membuatku takut—walaupun sosok off-host ku masih takut untuk mendekatimu, tapi aku yakin suatu saat nanti aku bisa melawan rasa traumaku."

Kemudian tangan Hifumi mengusap pipi (Name), dan laki-laki itu tersenyum kecil.

"Jadi, cepatlah sembuh agar aku bisa melihat senyum cerahmu, (Name)."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top