Amemura Ramuda; Patisserie
(A/N)
Oke aku baru nyadar pas mau buat ini, patisserie itu ilmu membuat kue, bukan kuenya wkwkwk. Tapi gak papa lah ya, pengecualian karena dia Ramuda /ngek
Happy reading, oneesan tachi~
___
"Oneesan~"
"Selamat datang di Dream Puffs—oh, Ramuda-san, doumo."
"Seperti biasa hari ini oneesan begitu cantik~"
(Name) yang baru selesai meletakkan kue-kue buatannya itu di rak hanya memutar bola matanya, namun tak dapat menyembunyikan senyum kecil dan rona merah di pipinya.
"Kau tidak akan mendapat kue gratis karena memujiku, Ramuda-san."
"Hee, aku tidak memujimu karena ingin kue gratis kok~" ucap Ramuda meletakkan tangannya di atas counter kasir, "aku hanya mengutarkan fakta, oneesan~"
"Hai' hai', hentikan itu, Ramuda-san."
Ramuda mengembungkan kedua pipinya.
"Panggil aku Ramuda, oneesan."
(Name) mengerutkan alisnya, "aku memang memanggilmu begitu?"
"Maksudku tanpa suffix -san," protes Ramuda, "panggil aku Ra-mu-da!"
"Jaa, kalau begitu berhenti memanggilku oneesan," sahut (Name) meletakkan kedua tangannya di pinggangnya, "kau lebih tua dariku."
Ramuda kembali mengembungkan kedua pipinya.
"Tapi itu cocok untukmu~"
"Kalau begitu aku akan tetap memanggilmu Ramuda-san," ucap (Name).
"Hm, itu cukup adil."
(Name) kemudian berjalan menuju pintu dan memutar tanda 'TUTUP' menjadi 'BUKA' lalu menoleh ke arah Ramuda.
"Jadi, Ramuda-san ingin membeli apa?"
"Mhm, tidak ada~"
(Name) kembali memutar bola matanya, kemudian menghela napas.
"Kalau begitu kenapa Ramuda-san kemari setiap hari tanpa membeli apa-apa?" heran (Name), "aku tahu banyak oneesan diluar sana yang lebih asyik diajak berbicara dan bermain dariku, yang hanyalah seorang pembuat kue biasa di Shibuya."
(Name) menepuk tangannya—seolah tersadar sesuatu.
"Oh, Ramuda-san selalu datang sebelum aku membuka tokoku," ucap (Name), "apa Ramuda-san ingin belajar ilmu patisserie? Ilmu membuat kue? Aku selalu melihat Ramuda-san memakan atau meminum sesuatu yang manis saat bersama oneesan yang lain."
"Hm, belajar membuat kue, ya?" gumam Ramuda memasang pose berpikir.
Ramuda hanya tersenyum, kemudian meletakkan kedua tangannya di pipi (Name), mengusap tepung yang memenuhi wajah (Name) dengan kedua jempolnya. Sementara (Name) sendiri refleks menutup matanya saat jari Ramuda mengusap tepung yang berada di bawah matanya.
Saat (Name) membuka matanya, (Name) melihat Ramuda sedang menyeringai seduktif—sukses membuat pipi (Name) merona hebat.
"Ketimbang itu, aku lebih ingin belajar lebih banyak tentangmu."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top