Long Live the Queen!


Kau melangkah anggun memasuki ruangan. Tiara bertakhta permata terbaik dari benua seberang menghiasi kepalamu. Rambut panjang emasmu kau biarkan tergerai indah hingga lutut. Kalung dengan liontin batu ambar milik pulau tetangga melingkari leher jenjangmu. Rantai emas tanah kelahiranmu melilit sempurna di masing-masing lenganmu. Tubuh putih mulusmu dibalut kain emas terbaik dengan corak benang perak yang membentuk motif matahari.

Sebuah penampilan yang sempurna. Penampilan terbaik hanya untuk dirimu seorang. Untuk wanita yang akan menjadi satu-satunya nomor satu di tanah makmur nan terkutuk ini.

Langkahmu terhenti saat tiba di depan altar. Pendeta Agung menyambutmu, menyelimuti tubuhmu dengan jubah merah yang diwariskan turun-temurun. Motif bunga mawar tersulam rapi dengan benang emas di seluruh bagian jubah kebesaranmu. Kau menunduk, membiarkan tiara kesukaanmu dicabut dari kepalamu sebagai bayaran atas jubah kerajaan yang menyelimuti tubuhmu. Tapi kau tak keberatan, tiara itu tak sebanding dengan hal yang akan kau dapat.

Pendeta Agung lalu mengucapkan doa-doa berbahasa lama. Kau memejamkan mata sembari mengulangi doa-doa dengan hikmat. Suaramu bagai alunan musik di tengah genderang perang. Dan saat matamu terbuka, kepalamu kini bertakhtakan mahkota emas yang dipenuhi permata merah. Lambang kekuasaanmu.

Semua bersorak. Semua bergembira. Penerus telah diakui. Pemimpin kerajaan telah lahir. Sang pemilik singgasana yang sah.

Kau berbalik, menghadap para subjekmu. Mereka sontak berlutut saat tanganmu mengangkat mahkotamu ke depan.

Mahkotamu bersinar. Cahaya emasnya kian membesar hingga menyelimuti seluruh aula. Kau memakai mahkotamu kembali. Dan kini, seluruh tubuhmu diselimuti cahaya.

Sang Matahari telah terbit.

"Panjang umur sang Ratu!"

*****

Long may she reign!

\ ^o^ /

.
.
.

or not

:D


27 April 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top