9. mereka lagi buat keputusan

Tae balik dengan perasaan gusar, entah galau atau tengah emosi jiwa karena mendengar Asep tadi melantangkan rasa sukanya.

Rumah besar itu nyatanya tak ada seorangpun selain Tae, hanya ada embak embak yang bersihin rumah dan pak satpam penjaga rumah. Kedua orangtua Tae tak ada, mereka dinas diluar kota.

Namun kali ini tak disangka ada hal yang mengesalkan bagi Tae. Saat Tae pulang dengan kesal serta basah kuyup Tae mendapati ada seorang wanita muda ada dirumahnya. Seolah ramah akan kedatangannya tapi itu sungguh tak membuat Tae senang.

"Tae udah pulang. Sini nak" Sang ayah memanggil Tae dan menyuruh untuk mendekat. Tapi Tae tahu apa yang akan dibicarakan ayahnya dan kini dia berasalan untuk kabur.

"Tae basah, ingin mandi dulu" Tae buru buru masuk dalam kamarnya. Enggan menyapa wanita itu.

" Tae, diluar tak hujan kenapa bisa basah?" Tanya sang ayah yang sempat mendekat.

"Bendungannya bocor!"Jawab Tae asal asalan. Sang ayah mikir keras, di desa tempat tinggal baru Tae gak ada bendungan. Dan kini sang ayah mendekat lagi kearah wanita yang lebih muda itu.

.......

Saat makan malam.

"Tae Ayah akan mendaftarkan pernikahan ayah." Sang ayah hendak meminta ijin pada puteranya. Wanita itu hanya diam dan sesekali tersenyum. Tae tahu keduanya sudah menikah cukup lama, tapi Tae gak nyangka ayahnya datang hanya sekedar minta ijin untuk itu. Tae ingin ayahnya bilang "Rindu Tae" "Sayang Tae" Apa susahnya coba.

"Terus?" Balas Tae dengan nada ketus, dia gak suka ayahnya menikah lagi dari dulu dan Tae memilih tidak tinggal bersama mereka.

"Rae akan masuk sekolah dia butuh akte dan kartu keluarganya" Nyatanya itu alasan sang ayah memutuskan untuk mendaftarkan pernikahan mereka. Tae punya adik dari pernikahan kedua ayahnya.

"Apa hubungannya denganku. Biasanya ayah memutuskannya secara sepihak" Tae marah kembali dan hendak pergi tanpa menyantap makan malamnya.

"Tae" Sang ibu tiri hendak berbicara sesuatu, dia sebenarnya tak enak akan ini. Dia ingin membuat akte tunggal buat puteranya tapi sang suami tak mengijinkan. (Bukan tipe ibu tiri yang jahat).

"Ah sudahlah" Tae pergi.

"Tae, ayah sudah ngomong baik baik ya!" Sang ayah ikutan emosi.

"Terserah apa yang mau ayah lakukan, Tae udah gak peduli lagi." Tae melengos pergi meninggalkan rumah.

"Tae" Sang ayah mulai sedih dan disanalah wanita itu mencoba menenangkan suaminya.

Tae kini pergi dari rumah, tanpa membawa mobil dan berlari keluar rumah. Yang dia inginkan adalah menjauh dari keluarganya. Setelah ibunya meninggal sang ayah memang memutuskan untuk menikah lagi. Dulu sebelum pindah Tae tidak mau tinggal dengan keluarga barunya dan memilih tinggal dengan kakek dan neneknya namun keadaan tak berpihak padanya juga. Kedua orang yang dicintainya juga meninggalkannya yakni kakek dan nenek nya. Dan Tae memilih pergi ke vila sang ayah yang pernah dibuat oleh ibunya. Dulu sang ibu hendak pegi ke pedesaan itu, nyatanya waktu berbicara lain.

Tae terlihat seperti kehilangan arah, dia berjalan sembari bertelanjang kaki. Dia seakan muak dengan kehidupan yang ia jalani. Semuanya baik baik saja, ayahnya tak memperlakukan dia dengan buruk sang ibu tiripun sama, tapi hatinya tak pernah bahagia.

Dia kemudian teringat akanku yang unyu nan manis tiada tandingannya, senyuman ku yang membuat hatinya hangat. Tae merindukan ku, Tae ingin bertemu aku. Bahagianya diriku, narsis dikit boleh lah.

Dan sampailah diujung jalan keramat. Disana Tae melihat pemandangan yang membuatnya makin jengkel. Kenapa juga Alpha selalu ada di tempat strategis dan mudah ditemukan dan disana memang ada aku yang nyemil eskrim dua ribuan. Yang murah itu, sambil nge wifi .

"Tee...." Tae memanggil ku dengan suara parau, aku langsung bangun dan heran dengan keadaan Tae. Telanjang kaki dengan hanya memakai kolor dan kaos tanpa lengan. Aku langsung berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Tae. Anak orang kasihan banget.

"Tae kenapa, kerampokan?" Aku sengaja tertawa melihat keadaan Tae. Dikampungku juga gak mungkin ada rampok toh desaku maju makmur. Tae tak menjawab dan langsung nemeluk ku. Menang banyak ini.

Greep, aku sempat berontak gengsi aja, malu juga plus ada takut takutnya. Takut Tae kesurupan. Tapi apalah daya usahaku sia sia, Tae lebih keker dan kuat. Aku pasrah aja menerima pelukan itu. Gak rugi juga.

"Tee gak minta dipeluk lho?" Aku cengar cengir malu, aku gak mau dituduh uke binal. Tapi sebenernya aku ber lebel itu.

"Gak kamu minta aku siap meluk kamu kapanpun kamu mau, tolong lima menit saja biarkan aku memelukmu" Nada suara Tae sendu dan itu membuat ku merasa kalau Tae tengah butuh pelukan. Spontan tangan ku kini menepuk pelan punggung Tae.

"Sabar ini ujian" Aku mencoba menenangkan.

"Ujiannya udah kelar" Balas Tae.

"Jadi sedih kagak sich?" Aku kesal.

"Jadilah, sebentar aja!" Tae mempererat pelukannya.

Krucuk,

Suasana syahdu itu nyatanya tak berangsur lama. Padahal Yudi udah siap siap update status dengan apa yang dia lihat barusan.

"Couple baru, selamat Tee"
#jomlominggat
#byebyecintalama
#akhirnyateeberhentingapelinaku

Perut Tae tiba tiba berbunyi dia tadi gak sempat makan keburu kabur.

"Laper?"Tanya ku. Tae mengangguk sembari malu malu.

"Kuy, kita makan bareng. Aku masakin spesial pake telor" Aku menggandeng tangan Tae dan mengajaknya pulang bersama ku. Aku gak mau kepo sebelum Tae ngomong langsung. Itu bukan ranah urusan yang harus aku ikut campuri. Weh, bahasanya berat. Seberat karung cintaku padamu.

....

Jenk jenk.....

"Mami gak ada, jadi makanya seadanya eoh" Aku menyiapkan makanan buat Tae. Mamiku lagi kencan sama papi mungkin pulangnya besok, malam mingguan.

#Emangnya para jomblo penghuni gc "Ogenki desuka".

Dan dirumah kebetulan gak ada makanan. Tadi aku sengaja pergi ke Alpha cuman nungguin Yudi buat traktir, karena Yudi suka traktir aku. Walau sepiring berdua, biar irit nan mesra.

"Makasih" Tae tersenyum dan kini makan bareng sama aku. Mie goreng instan pake telor ceplok special buatan Tjarot. Aye aye.

"Boleh nginep sini?" Tanya Tae spontan.

Uhuk

Uhuk

Aku keselek garbu beserta mangkoknya.

"Pelan pelan makannya?"Tae ngasih minum ke aku.

Blushhhh pipiku merona ala ala Barbie.

"Hmmm, anu.... Aku. " Gagap say, gagu say. Ada cogan mau nginep. Kalau khilap siapa mau tanggung jawab?

"Gimana ya ngomongnya?" Aku bingung, ah dirumah gak ada orang klo aku diapa apain gimana? Tapi alasannya apa coba?

Tae hanya menunggu jawabanku sembari masih menikmati makan malam teririt didunia.

"Aku mau main game sampai pagi di alpha, dirumah wifi belum diisi sama mami" Alesanku, toh besok libur dan alpha emang buka 24 jam.

"Pake punyaku" Tae nyodorin hpnya. Kuota full tanpa takut jaringan eror. Spontan aku diem, alasan apa lagi coba. Gak mungkin juga aku usir Tae kelihatannya ada masalah dan disini Tae sendiri.

"Kuy baiklah. Boleh nginep disini. Tapi awas jangan macem macem" Todongku sambil ngambil hp milik Tae. Mayan, kuota asli mah lebih lancar dari wifi.

"Eh" Tae senyum sarkas.

.........

Aku dan Tae kini berbagi ranjang. Gak mungkin juga aku kasih tidur dilantai. Aku bukan orang jahat, aku bukan tirisan minyak jelantah. Aku masih sibuk main game. Tapi tiba tiba penyakit kepo ini kumat. Maafkeun aku Tae.

"Putus?" Tanyaku tanpa melihat wajah lurus Tae. Dari tadi lemes beut itu muka.

"Enggak"

"Terus?"

"Mau tau aja apa tau banget?" Tae tiba tiba menempel kepadaku. Wah, adik kecilku meremang.

Oh no

Oh yes

"Gak jadi!' Aku gak jadi nanya, aku harus menyelamatkan adik kecil yang ada dibawah sana. Dari godaan godaan syaitonirojim.

"Tee"

"Ape?"

"Aku mulai suka kamu" Tae mengucapkannya dengan lantang dan kini jantungku berhenti berdetak.

Game over

Aku kalah

Cup

Tae nyium pipiku kilat. Spontan aku memberikan hp itu dan nenyelimuti diriku sampai kepala. Apa maksudnya coba?

Tbc

Maaf typo.




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top