26. Nathan ?

Hari ini Asep pinjam moge punya babenya buat nengokin enyak. Walau orangtua mereka pisah. Anak ya tetap anak gak ada ceritanya mantan anak. Yang ada mantan pacar, mantan suami istri atau mantan anu. Hehehe.

Tapi waktu hampir sampai perbatasan Asep gak sengaja lihat Nathan, sang kakak tiri karena umur lebih tua Nathan jadi otomatis Nathan dijadikan kakak. Nathan adalah putera dari suami baru enyak Asep. Sudah kebiasaan Nathan pergi mabok jadi Asep gak begitu heboh untuk nanggepinya. Tapi baru baru ini Nathan pindah untuk ngekost sendiri yang bikin Asep rada kepo. Asep gak mau enyaknya dituding jadi perebut suami orang. Itu gak syahdu, toh sebelum keduanya menikah dan punya anak mereka sama sama sudah bercerai.

Gitu singkat ceritanya. Dan kini Asep merasa terganggu ngelihat Nathan keluar club malam dengan keadaan mabok menggandeng seorang gadis.

......

"Nathan, kamu Nathan kan?"Asep mencoba memastikan seseorang yang ada dihadapannya adalah Nathan yang dikenal. Asep sok asyik, sebenarnya dia tahu cuman biar gadis  yang ada disamping Nathan merasa tak nyaman. Usir ganteng gitu lho.

"Bukan kamu salah orang."Balas Nathan yang acuh dan tak mengakui dirinya dan kini berusaha pergi dengan gadis yang juga mabuk bersama dirinya. Nathan juga gak mau tahu itu yang ada dihadapannya adalah Asep.

"Siapa?"Suara serak keluar dari gadis itu. Dia mulai kepo karena Asep mencoba melepas pegangan gadis itu dan memaksa membawa Nathan.

"Abaikan aku tak kenal dia!"Nathan masih acuh dan hendak pergi meninggalkan Asep. Sebelimnya Nathan berusaha mendorong Asep untuk menjauh.

"Yak.....kamu harus beri penjelasan padaku!!"Asep kesal dan kini mengambil tubuh Nathan secara paksa untuk pergi bersamanya. Gadis yang mabuk itu kini ditinggal Asep begitu saja. Toh mereka masih ada diluar gedung ajib ajib. Nanti juga ada yang mau sama gadis itu. Bye....

"Lepaskan, kenapa kamu menarikku!!' Nathan berusaha berontak saat Asep memaksanya ikut.

"Gila ya kamu, papahmu udah kerja keras buatmu apa yang kamu lakukan. Main main diluar, main ML dirumah aja, lebih afdol!!' Asep kesal dan membawa motor secara ugal ugalan. Nathan itu kayak kurang bersyukur baginya. Udah dibiayai, udah dikasih apapun yang dia mau. Tapi kerjaannya main main dan mengabaikan otak encernya.

"Kenapa harus jadi gila dulu biar papah peduli!" Nathan kini tak mau pegangan dia malah sempoyongan ingin menari bebas diatas motor yang diunggangi Asep. Asep yang keburu ngebut juga gak bisa berhenti tiba tiba. Jadi kini di memegangi Nathan dengan menggapai tangan itu supaya berpegangan di pinggangnya

"Pegangan!!" Perintah Asep.

"Ha. Apa!! Bawa aku mati saja aku udah muak" Nathan mulai bicara gak karuan dan kini Asep memilih menghentikan motornya ditengah jembatan. Angin yang membelah sungai besar itu nyatanya tak membuat Nathan sadar begitu saja.

Dia masih mabuk, kadar alkohol didalam tubuhnya begitu tinggi.

"Apa sich maumu?" Tanya Asep dan kini Asep memilih duduk ditepi trotoar.

"Mauku ya seperti ini, bahagia dengan caraku sendiri" Nathan menatap Asep. Senyumnya kecut mengisyaratkan ketidakbahagiaan.

"Papahmu, apa kamu tak kasihan dengan papahmu?" Tanya Asep lagi. Asep tahu papahnya Nathan sayang sama Nathan apalagi enyaknya yang kini jadi ibu tiri Nathan. Tapi apalah daya orangnya yang sayang pada anaknya tapi kalau anaknya terlanjur suka dengan hal hal yang negatip. Susah juga dibilanginya.

"Sekarang apa papah kasihan padaku, dia menikah dengan wanita itu. Dan membiarkan mamah dipenjara!!" Nathan sengaja menekan kata wanita itu dengan nada tinggi seolah mencibir Asep. Yaps, enyak Asep menikah dengan papah Nathan. Tapi pernikahannya tak berjalan mulus dipihak keluarga Nathan. Mamah Nathan tak mau digugat walau jelas bersalah. Dan yang ada mamah Nathan terus lakukan selama ini adalah membuat puteranya membeci papah dan ibu barunya.

"Beliau enyakku kunyuk. Yang sopan."Asep kesal tapi mau bagaimanapun Asep juga gk bisa menyalahkan Nathan untuk tidak membenci enyaknya. Semuanya butuh proses dan Nathan kini memang tengah kacau.

"Ha, apa? Apa dia sopan ngambil papah!"Nyatanya Nathan belum bisa terima. Asep kini mengacak rambutnya prustasi.

"Siapa yang ngambil siapa, kamu lupa mamah dan papahmu bercearai." Asep mengingatkan kronoliganya.

"Iya, tapi mamah mau memperbaikinya dan nyatanya wanita itu masuk ke keluarga kami" Nathan terluka. Asep juga gak bisa mengadili Nathan begitu saja kalau enyaknya datang untuk memperbaiki kekacauan itu. Walau Asep tahu mamah Nathan memang tersandung kasus narkoba dan keluar masuk penjara membuat papah Nathan jengah. Tapi Asep gak bisa melontarkan kata kasar untuk Nathan untuk mengembalikan ingatan Nathan bahwa mamah kandungnya yang salah. Bagaimanapun beliau mamah Nathan. Nathan puteranya yang masih ingin keluarganya utuh.

"Iya enyakku yang salah terus maumu apa? Mamahmu balik, trus papahmu apa setuju?" Asep mencoba bicara dengan halus mau naikin urat pun percumah yang duhadapinya juga orang mabuk.

"Udah lima tahun berlalu, ada bayi disana lantas aku harus memisahkan mereka. Aku gak bisa!" Nathan mengacak rambutnya. Asep punya adik kecil Nathan juga. Walau Nathan kasar dan dingin tapi dia juga peduli dengan bayi itu. Dia gak mau bayi itu juga terluka kalau akhirnya orangtuanya berpisah.

"Ah, mumet ngobrol ma kamu?" Asep kini berdiri dan mengeluarkan rokoknya. Dia makin prustasi dengan apa yang dihadapinya kali ini.

"Hey, sejak kapan kamu ngerokok?" Tanya Nathan yang tiba tiba kaget melihat Asep yang mulai ngerokok.

Sejak Asep patah hati dari Tjarot. Aye aye.... Move on in dong bang Nathan.

"Apa pedulimu, mau?" Tawar Asep dan menyodorkan satu batang rokok.

"Aku gak ngerokok" Balas Nathan menolak. Nathan mulai mual dan ingin muntah dan disana Asep setia menepuk punggung itu.

"Gak ngerokok tapi doyan alkohol aneh kamu!" Asep mencibir Nathan.

"Itu beda" Nathan membela diri dan sambil mengusap bibirnya.

"Beda dari bungkusnya doang, akhirnya juga jecabduan. Sama aja bego!"Asep menatap Nathan dan berharap Nathan tak nyobain narkoba.

"Kanu berani ngatain abangmu bego" Nathan membela diri.

"Abang dari Hongkong, kuy balik besok aku ada ujian" Ajak Asep. Asep ingin ngantar Nathan balik.

"Lantas kenapa kamu berkeliaran disini?" Tanya Nathan heran.

"Jenguk enyak, rindu. Tapi disini malah ketemu kamu. Udah tua otak kayak bayi" Gerutu Asep kini memasang helmnya.

"Yang sopan!" Nathan noyor Asep. Harga dirinya sebagai yang tua merasa direndahkan Asep.

"Eh" Asep kini mengemudikan motornya dengan kencang buat bawa balik Nathan.

......

"Bawa ke kosan aja!" Perintah Nathan.

"Kenapa kamu gk tinggal sama orangtuamu aja sich?" Tanya Asep heran.

"Enggak, udah jangan banyak protes." Nathan kini mengencangkan pegangannya pada pinggan Asep. Biar cepet sampe kosan.

Tapi sebelumnya Nathan dan Asep mampir ke apotik buat beli obat pengar untuk mabuk.

.....

"Kosanmu gede juga" Asep terkesima dan kini duduk diatas ranjang Nathan yang gede.

"Jangan buat berantakan!" Ancam Nathan dan kini Nathan pergi buat mandi. Ngilangun bau alkohol dari tubuhnya.

"Iya..." Asep senyum senyum. Dia gak lagi senyumin Nathan tapi dia senyum karena kepo. Nathan yang prefeksionis terlihat dari kamarnya yang rapi, berbanding terbalik dengan yang ada dikamarnya, semuanya berantakan.

Asep mulai kepo dari rak satu ke rak lainnya. Dari buku bukunya tebal dan Nathan terlihat punya banyak piagam pernghargaan disana.

"Gak usah kepo!" Nathan keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang masih dililitkan di pinggangnya. Tapi Asep yang tadinya memegang buku besar kaget dan akhirnya buku itu mendarat langsung ke kakinya.

"Aduh!" Gerutu Asep.

" Hati hati kunyuk" Nathan yang reflek kini berusaha membantu Asep.

Grepppp

Dugun

Dugun

Jantung keduanya terpacu. Untung gak ada siluman ngerasuk ditubuh keduanya. Jadi masih aman.

"Aku ganti baju!" Nathan langsung ngacir pergi. Asep yang juga salah tingkah kini mengembalikan buku itu dan kembali rebahan dikasur Nathan.

...

"Aku pulang!" Pamit Asep gak mau keadaan jadi horor. Yang horor udah di episode sebelumnya.

"Eh, hati hati" Nathan juga bersyukur Asep pulang. Daripada nanti mau ngobrol apa. Canggung juga.

.....

Tbc
Abaykan typo

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top