Sembilan

Entah apa yang ada di pikiran Taehyung ketika mengajak Jihyun menunggu di Busan Station Square. Apa mereka akan naik Busan City Tour Bus? Ini aneh sekali bagi orang Busan asli seperti Jihyun. Tapi jujur dalam hatinya, dia penasaran dengan bus ini, dia belum pernah mencobanya.

Busan City Tour Bus sendiri adalah bus yang memiliki dua deck, yaitu lantai pertama dan kedua. Bus ini akan berhenti di spot-spot menarik sepanjang rutenya, penumpang boleh turun di mana saja dan naik bus berikutnya dengan menunjukkan tiket yang berlaku sehari penuh.
Tak lama kemudian Gaeun datang bersama seorang pemuda yang sangat familiar bagi mereka berdua.

"Jungkook!" seru Taehyung dan Jihyun hampir bersamaan.

"Ya, aku tidak ingin hanya mengekori kalian berdua pacaran," kata Gaeun yang langsung mendapat tatapan tajam dari Taehyung dan Jihyun yang diabaikannya, "Lalu aku bertemu Jungkook di jalan. Awalnya dia menolak, lalu aku bilang Taehyung yang akan membayari semuanya, tiba-tiba saja dia sudah mengekor di belakangku."

Jungkook tersenyum malu, "Aku belum pernah mencoba naik Busan City Tour Bus, lagi pula jika aku mencobanya sendiri pasti rasanya aneh. Seperti orang asing saja. Kalau ada kalian, aku tak jadi aneh sendirian."

"Kenapa kau tertawa lebar seperti itu sekarang? Ke mana kau saat yang lain menjauhiku?" Taehyung mengatakannya dengan muka serius, padahal dia tak benar-benar marah. Dia hanya sedikit jengkel karena Jungkook sempat menjauhinya.

"Maaf, Taehyung haengnim (hyung-dialek Busan). Mereka mengancamku jika aku bicara padamu."

Taehyung tak dapat menahan tawanya ketika melihat wajah memelas yang Jungkook tunjukkan, "Aku bercanda. Sana kau yang antre beli tiket. Itu hukuman karena kau mendiamkanku."
Taehyung kemudian menyerahkan beberapa lembar uang dan Jungkook dengan patuh menuju loket tempat pembelian tiket.

"Kenapa kau mengajak kami naik ini?" tanya Jihyun menyuarakan yang ada di pikirannya.

"Lebih praktis, lebih hemat waktu. Kurasa kalian juga belum pernah mencobanya. Bukankah mencoba hal baru itu menyenangkan?"
Taehyung tampak tersenyum sendiri, sementara Gaeun dan Jihyun menatapnya dengan pandangan aneh.

Tak lama kemudian, Jungkook datang dengan empat tiket Taejongdae Tour di tangannya seperti permintaan Taehyung. Bus yang mereka tumpangi datang beberapa saat kemudian.

Mereka berempat memilih duduk di lantai dua. Sebenarnya ini atas saran Gaeun yang ingin melihat pemandangan dengan bebas. Jihyun sendiri merasa sangat norak saat ini karena dia begitu terpesona melihat pemandangan dari atap bus. Bukan dari jendela seperti biasanya.

Belum sampai sepuluh menit mereka berjalan, Gaeun memekik kagum tertahan saat melewati jembatan Yeongdo. Benar-benar berbeda jika dilihat dari atap bus.

Tak jauh dari mereka, tampak sepasang muda-mudi yang tengah bercakap-cakap dengan bahasa yang asing di telinga mereka. Tapi, bukan Taehyung namanya jika tak mencoba mengajak mereka bicara.

"Excuse me, are you Indonesian?"

Sepasang muda-mudi itu saling pandang, lalu tersenyum ramah ke arah Taehyung dan tiga orang temannya.

"Annyeong haseyo." Tiba-tiba saja sang gadis menunduk ramah, menyapa dengan bahasa Korea yang terdengar aneh, "How do you know we're Indonesian?"

"I know some of the Indonesian words. And I've been in Bali some years ago."

Kini pemuda yang ada di sisi gadis itu menyahut dengan wajah bersemangat, "Indonesia is more than just Bali. Other than Bali, Indonesia has many more attractive places with great cultures and beautiful views."

"We have Lombok, Bunaken, Raja Ampat, Borobudur and many more," lanjut sang gadis tak kalah bersemangat.

"I should go there again someday. Enjoy your time here." Taehyung mengakhiri percakapannya dengan pasangan yang bersemangat mempromosikan keindahan Indonesia tersebut.

Tiga orang yang ada di sebelahnya, menatap Taehyung dengan takjub.
"Mereka bicara apa? Sepertinya semangat sekali," tanya Jungkook penasaran. Bukan rahasia umum jika bahasa Inggris orang Korea agak buruk, jadi jangan kaget jika Jungkook tak mengerti apa yang mereka bicarakan.

"Kau pernah ke Bali?" tanya Jihyun tak yakin. Yang dia tahu, Bali itu adalah pulau yang indah yang ada di Indonesia. Dan menurutnya itu sangat jauh. Segala macam kecurigaan tentang Taehyung muncul di benaknya. Memang pemuda itu tampak tertutup mengenai hal pribadi, tapi sepertinya dia buka orang biasa.

Gaeun pun turut menanyainya, "Bali? Itu kan, tempat yang sangat romantis. Dengan siapa kau ke sana?"

Taehyung agak gelagapan menanggapi berbagai macam pertanyaan dan sepertinya Jihyun menatap curiga padanya.

"Ah, mereka orang Indonesia yang sedang berlibur di sini. Mereka mengatakan Indonesia tidak hanya Bali. Tapi ada Lombok, Bunaken, Raja Ampat, dan lainnya."

"Kau pernah ke Bali? Dengan siapa?" Jihyun mengulangi pertanyaannya, kali ini dengan menambahkan pertanyaan dari Gaeun.

Taehyung merutuki kecerobohan karena terlalu bersemangat untuk mencoba komunikasi dalam Bahasa Inggris tadi. Dia membatin sedikit khawatir, "Mereka tak mungkin curiga padaku kan?"

"Kenapa kau malah diam?" tanya Gaeun membuatnya sedikit terkejut.
Taehyung menghela napas sebelum mengatakannya, berusaha tidak berbohong dengan ucapannya.

"Mantan pacarku yang mengajak ke sana."

Jungkook menatapnya tak percaya. Sepertinya mantan pacar Taehyung bukan orang sembarangan, "Haengnim, kau sudah putus dengannya? Kenapa?"

"Dia ... menyukai orang lain." Raut wajah Taehyung berubah ketika mengatakannya. "Dan orang itu adalah kakakku," imbuhnya dalam hati. Tiba-tiba saja, wajah Yoona muncul di pikirannya. Padahal selama beberapa minggu di Busan. Dia jarang memikirkan gadis itu. Ya, bagaimana mau memikirkannya jika dia kesusahan memikirkan nasibnya sendiri?

Jihyun dan Gaeun terdiam mendengarnya. Sementara Jungkook menepuk bahunya prihatin, "Tenang, Taehyung haengnim. Masih banyak gadis yang mau mengantre untukmu. Kau hanya perlu bekerja lebih keras agar tidak selamanya menjadi pelayan kafe seperti ini."

Bus berhenti sejenak saat tiba di 75 Square, mereka berempat tidak berminat turun dan melanjutkan perjalanan di Taejongdae Resort Park. Sepertinya pasangan Indonesia yang ada di dekat mereka juga berpikiran yang sama.

Setelah kurang lebih empat puluh menit naik bus, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Hampir seisi bus turun di sini. Ini pertanda bahwa Taejongdae Resort Park adalah tempat yang wajib dikunjungi saat berada di Busan.

Mereka berjalan menuju kereta danubi yang merupakan kereta shuttle, yang akan mengantarkan mereka mengelilingi Taejongdae.

"Neomu yeppeuda (sangat cantik)," gumam Taehyung tanpa sadar ketika kereta sampai di pemberhentian.

Jungkook menyikut perutnya pelan, membuat Taehyung menoleh tak suka, "Haengnim, kau sudah beberapa minggu di sini. Katakan dengan dialek Gyeongsang yang mantap. Kau adalah pemuda Busan sekarang."

"Seperti ini, yebbuneye (sangat cantik-dialek Busan)!" Jungkook memulai lagi kursus dialeknya dengan intonasi yang meningkat. Taehyung menirukannya dengan intonasi yang aneh membuat Gaeun dan Jihyun tertawa. Tepatnya Gaeun tertawa dan Jihyun tersenyum simpul.

Di hadapan mereka, langit biru terbentang luas dengan indah. Berpadu dengan suara deburan ombak yang terdengar jelas, membuat Taehyung menghirup napas dalam-dalam seolah ingin memenuhi rongga paru-parunya dengan oksigen. Bau khas laut yang masuk ke indra penciumannya, membuat dia sedikit melupakan kepenatannya.

"Nah, Taehyung haengmim, akan aku tunjukkan kemampuanku menjadi pemandu wisata." Jungkook dengan senang hati menjadi pemandu untuk Taehyung. Taehyung tersenyum, dia tidak rugi membayari tiket bus untuk Jungkook. Setidaknya dia jauh lebih bermanfaat dibanding dua gadis yang katanya mau menunjukkan Busan padanya, sekarang malah asik ber-selca berdua di tepi tebing.

Ya Tuhan, baru kali ini dia melihat tetangganya tersenyum selebar itu. Pasti Gaeun memberinya guna-guna. Tunggu! Sepertinya Jihyun cukup menarik jika tersenyum dengan mata berbinar seperti itu.

Tiba-tiba saja Taehyung tersadar dan memukul keras kepalanya, "Apa yang aku pikirkan? Mana mungkin seleraku berubah secepat itu!"

"Haengnim, kau sepertinya memperhatikan Jihyun noona."

Taehyung menoleh tak suka ke arah Jungkook, "Chugosipna (kau mau mati-dialek Busan)?"

"Daebak! Perkembanganmu sungguh luar biasa!" Jungkook bertepuk tangan heboh sendiri karena Taehyung menjawabnya dengan dialek Busan , "Lupakan saja mantanmu, gadis Busan tak kalah cantik dengan gadis Seoul. Kau lihat Eun-ji A pink, Lizzy After School, Sunhwa Secret, dan Suzy Miss A. Mereka semua cantik, kan?"

Taehyung menggeleng menyerah, "Aku tak begitu mengenal yang kau sebutkan. Tapi memang Suzy cantik. Tapi dia terlalu muda untukku."

Giliran Jungkook memandang Taehyung aneh, "Netizen pun akan mem-bully-mu sampai kau bunuh diri jika Suzy benar-benar denganmu."

Mata Taehyung menyipit tak suka, "Sudah, lakukan saja tugasmu."

"Taehyung haengnim, kau lihat tebing yang ada di bawah sana?" tanya Jungkook seraya menunjuk sekumpulan batu di tepi laut tanpa pembatas. "Itu Sinseonbawi. Kita bisa ke sana melalui tangga itu," katanya sembari menunjuk tangga yang mengular menuju Sinseonbawi.

"Lalu batuan yang di tengah itu namanya Mangbuseok. Menurut legenda, batu itu perwujudan dari istri yang menunggu suaminya pulang," lanjutnya menerangkan seraya memperhatikan Taehyung yang memotret sana-sini. Seperti turis saja.

Sedikit jengkel karena Taehyung tak begitu memperhatikan penjelasannya, Jungkook berujar, "Dulu di sini terkenal sebagai tempat bunuh diri. Mungkin jika dulu pacarmu memutuskan di sini, kau akan langsung terjun ke bawah."

Kini perhatian Taehyung tertuju sepenuhnya pada Jungkook, "Aku tak akan selemah itu. Kau pikir aku Jihyun yang mau melompat dari rooftop gara-gara di-bully Miyoung?"

"Kau bilang aku apa?" Jihyun datang bersama Gaeun yang langsung memngampiri mereka berdua, "Aku sudah bilang, kau salah paham. Aku tak ingin bunuh diri, hanya terpeleset. Tapi tiba-tiba saja kau menarikku mengira aku mau melompat."

"Jadi benar desas-desus itu. Soal Jihyun noona selalu di-bully Miyoung noona. Yang aku tahu mereka memang selalu bicara kasar pada Jihyun noona, tapi aku tak pernah melihat mereka mem-bully-nya secara langsung."

"Memang kau mau membantunya jika melihat secara langsung?" tanya Taehyung retoris. "Kemarin saja kau pura-pura tidak melihat saat Sangwoo sengaja gelas ke arahku."

"Itu ... aku ... haengnim, aku janji akan lebih berani lagi. Jimin bilang, sebaiknya aku tak terlalu ikut campur urusanmu dan Jihyun noona agar hidupku lebih tenang." Jungkook akhirnya mengaku.

Taehyung tersenyum simpul. "Aku bercanda. Sudah kubilang, aku tak selemah itu."

Gaeun mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sesuatu pada Jungkook, "Jungkook-ah, kau tak perlu takut pada mereka. Aku punya buktinya. Tapi Jihyun selalu melarangku melaporkan mereka pada manajer Min."

"Sudahlah, lagi pula mereka tak pernah mengangguku lagi sekarang," lerai Jihyun berusaha meredakan ketegangan di antara mereka.

"Berterima kasihlah padaku karena aku mengalihkan perhatian mereka darimu," kata Taehyung seraya menyeringai jail.

Tapi sepertinya Jihyun benar-benar menganggap serius ucapan Taehyung. Gadis itu langsung menghadap Taehyung dan menunduk sembilan puluh derajat, membuat Taehyung salah tingkah.

"Gomahaera (terima kasih-dialek Busan), Taehyung-ssi. Kau banyak membantuku selama ini."
Taehyung yang salah tingkah hanya bisa berucap, "Mworokkano? Ma geunyang kaja (apa maksudmu? Ayo kita pergi saja!) Kita di sini untuk bersenang-senang, kan?"

"Aku, kan, hanya melakukan yang dia minta. Dasar orang aneh," gumam Jihyun pelan ketika Taehyung dan Jungkook sudah mendahuluinya dan Gaeun.

"Noona... ayo kita foto di sini," teriak Jungkook seraya mengacungkan ponselnya. di belakangnya terhampar pemandangan laut dengan mercusuar yang menjulang.

"Bagaimana memotretnya?" gumam Gaeun, "Jika ingin mercusuar terlihat, kita harus foto dari jarak jauh. Tanganku tak akan sampai."

"Jika ada orang lewat, pasti lebih mudah," lanjutnya kemudian.
Tiba-tiba saja Jungkook menjentikkan jarinya, "Kita foto berdua saja, Noona. Sepertinya lebih baik dari pada foto bertiga dan satu orang yang memotret. Itu tidak adil."

"Kau pikir ini foto couple?" tanya Jihyun retoris. Dari suaranya, sepertinya Jihyun tak setuju dengan ide Jungkook.

"Memangnya dia bilang harus foto couple? Bisa saja kau foto dengan Gaeun, kan?" tanya Taehyung dengan seringai jailnya, muka Jihyun memerah seketika, "Tapi sepertinya foto couple bukan ide yang buruk."

Gaeun tersenyum penuh arti pada Jungkook. Sepertinya Jungkook menangkap kode darinya. Awalnya, Gaeun berfoto dengan Jihyun. Lalu, Gaeun dengan Jungkook, dan akhirnya bertiga dengan Taehyung dan Jihyun.

"Sekarang giliran kalian!" pekiknya terlalu bersemangat seraya memberi kode pada Jungkook.

"Kalian duluan saja, aku mau mencari toilet dulu." Jungkook berkedip ke arah Gaeun lalu segera pergi dari sana.

"Kau keberatan?" tanya Taehyung ketika melihat raut wajah Jihyun berubah.

Jihyun menggeleng cepat, "Tentu saja tidak. Kau, kan, tetanggaku."

Jihyun dan Taehyung bersandar di pembatas tebing yang ada di belakang mereka. Pemandangan laut terlihat jelas di sana.

"Kaku sekali! Kalian bukan patung, kan? Coba sedikit geser, kau tak tampak di layar, Taehyung-ssi!" teriak Gaeun dari seberang seraya memotret mereka.

Dari jarak sedekat itu, Jihyun bisa mencium aroma mint yang menguar dari tubuh Taehyung. Entah kenapa wajah Jihyun memanas.

Taehyung yang tanpa sengaja melihat ke arah Jihyun, bingung dengan perubahan raut wajah gadis ini. "Kau sakit, ya? Wajahmu memerah."

Tanpa aba-aba, Taehyung menyetuh dahi lebar Jihyun. Jihyun yang tanpa persiapan, terkejut dan hampir terjengkang ke belakang. Jika Taehyung tidak menahan dengan tangannya, dia pasti sudah benar-benar jatuh.

Manik mata mereka saling terkunci. Taehyung terdiam seolah tersedot ke dalam pesona iris berbeda warna itu. Sementara jantung Jihyun berdegup lebih kencang dari biasanya saat sedekat itu dengan Taehyung. Dengan jarak sedekat ini, pasti Taehyung bisa mendengarnya.

"Eommo! Aku dapat gambar bagus!" pekikan Gaeun membuat mereka berdua kembali ke alam nyata.

Taehyung melepaskan tangannya dari Jihyun, "Kau ceroboh."

Mulut Jihyun membuka dan menutup seperti ikan kurang oksigen karena sesuatu yang janggal terjadi pada jantungnya.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top