Empat Belas
Jihyun mengetuk pintu ruangan manajer Min dan segera masuk ketika suara di dalam mempersilakan.
"Nah, Jihyun. Aku ingin mendengar penjelasan versimu, karena menurut Yoonji dan Miyoung tadi, kalian hanya bercanda," tukas manajar Min tanpa basa-basi lebih banyak lagi.
Gadis itu melirik Yoonji dan Miyoung sekilas yang menatapnya tajam, seolah mengancamnya untuk bungkam.
Jihyun terdiam sejenak. Rangkaian peristiwa berbulan-bulan lalu berkelibatan di pikirannya. Ketakutan akan ancaman kekerasan yang dia terima dan nasib orang-orang di sekitarnya, membuat bibir Jihyun kelu.
Namun, kalimat dari teman-temannya tadi dan kenyataan bahwa Gaeun memiliki bukti rekaman perundungan, membuat gadis itu memberanikan diri untuk mengungkapkan kebenarannya.
"Jihyun? Kau tak apa-apa?" tanya manajer Min lagi karena Jihyun belum membuka mulut sedari tadi.
Menghela napas pelan, gadis itu berujar, "Sudah sejak pertama saya bekerja di sini, mereka merundung saya."
"Omong kosong!" seru Yoonji tak terima yang langsung mendapat tatapan tajam dari manajer Min.
Jihyun menelan liurnya, lalu melanjutkan, "Bukan hanya Miyoung dan Yoonji, tapi juga Sooyeon. Mereka selalu membawa saya ke tempat yang jauh dari jangkauan CCTV sehingga tindakan mereka tak terlacak. Saya... saya... tak berani melapor karena mereka mengancam akan mencelakakan saya bahkan di luar tempat kerja. Mereka juga... mengancam akan mencelakai orang-orang yang ada di sekitar saya jika saya tidak menuruti kemauan mereka."
"Jangan dengarkan bualannya!" sela Miyoung cepat dan berapi-api. "Apa Anda tahu manajer Min? Dia bahkan berbuat mesum dengan Taehyung di rooftop. Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri!"
Jihyun menggeleng keras. "Tidak, tidak! Itu bohong. Dia memfitnah kami. Taehyung-ssi saat itu mengira saya akan bunuh diri dengan meloncat dari rooftop sehingga dia menarik saya dan kami terjatuh bersama."
Gadis itu berhenti sejenak sebelum melanjutkan. "Lagi pula, semua orang juga tahu. Taehyung-ssi tidak akan mungkin tertarik pada saya yang seperti ini. Apalagi sampai melakukan hal mesum seperti yang dikatakan Miyoung tadi. Sungguh, saya merasa kasihan padanya yang ikut terseret masalah saya dengan Miyoung."
Manajer Min tampak mengangguk paham lalu menelepon bagian service. "Tolong panggilkan Taehyung ke ruanganku sekarang."
Tak butuh waktu lama, pintu ruangan kembali diketuk. "Manajer Min, ini saya Taehyung."
Pemuda itu masuk setelah dipersilakan. Namun, ternyata dia tidak datang sendirian. Gaeun mengikuti di belakangnya.
"Joesonghamnida, Bujang-nim. Dia memaksa ikut walaupun saya sudah melarangnya." Taehyung membungkuk sopan untuk meminta maaf.
"Saya ikut karena memiliki bukti kuat berkaitan dengan perundungan Miyoung, Bujang-nim," ucap Gaeun sebelum manajer Min sempat menanyainya.
Melihat Gaeun datang bersama Taehyung, mata Yoonji dan Miyoung membelalak, lalu mereka saling sikut yang ternyata tindakan itu tak luput dari pandangan manajer Min.
"Taehyung, aku memanggilmu ke mari karena ingin mengonfirmasi beberapa pernyataan yang diucapkan Jihyun dan Miyoung tentang peristiwa di rooftop. Aku hanya ingin mendengar versimu, karena terus terang, mungkin ini salahku yang kurang peka dan teliti terhadap lingkungan kerja kalian."
Taehyung mengangguk, lalu menceritakan yang dia alami di rooftop bersama Jihyun, seolah membenarkan yang diucapkan Jihyun tadi, dan membantah fitnah dari Miyoung.
Pemuda itu kemudian menambahkan. "Selain itu, mungkin Anda pernah memergoki saya hampir memukul Sungjae, saya minta maaf untuk itu. Saat itu saya kurang bisa mengendalikan diri karena fitnah Miyoung ternyata menyebar dengan sangat cepat, dan pegawai yang lain ikut merundung kami."
Manajer Min mengangguk, lalu beralih ke Gaeun, "Bukti apa yang kau bawa?"
Gaeun tersenyum sekilas ke arah Jihyun, dan mengejek ke arah Yoonji dan Miyoung. Dengan langkah tegas, gadis itu menghampiri meja manajer Min dan menyerahkan ponselnya.
"Maaf jika saya lancang. Saya tidak bermaksud memperkeruh situasi, tapi saya hanya ingin menyampaikan bukti perundungan Miyoung dan teman-temannya."
Manajer Min tampak terkesiap saat melihat video rekaman yang ditunjukkan Gaeun.
"Sebenarnya sudah lama saya ingin melaporkan ini, tapi Jihyun melarang saya karena tidak ingin Anda terbebani karena hal sepele seperti ini."
Sesaat kemudian pemuda itu menghela napas pelan dan berkata pada Jihyun, "Sepele katamu? Ini masalah serius, Jihyun. Ini termasuk tindak kriminal. Secara tidak langsung, aku mempekerjakan kriminal di kafe ini."
Lalu pandangannya beralih ke Miyoung dan Yoonji. "Apa yang kalian dapat dari merundung Jihyun, hah? Kepuasan? Kekuasaan? Kau bahkan bisa bekerja di sini karena aku tak tega pada ibumu yang memohon padaku, Miyoung, tapi apa yang kau lakukan sekarang? Tidak kah kau malu pada ibumu?"
"Saya... saya hanya ingin memberinya sedikit pelajaran agar tidak seenaknya sendiri," ujar Miyoung berusaha membela diri.
"Omong kosong macam apa ini?" tanya Gaeun retoris. "Kau bahkan merundungnya sejak hari pertama Jihyun bekerja di sini. Kau juga mengancam pegawai lain agar tak ada yang membantunya, hingga membuatnya merasa terkucil dan rendah diri."
"Bukan salahku dia merasa rendah diri. Dengan wajah bercodet seperti itu, siapa pun pasti akan merasa rendah diri."
"Kauuu!"
Jihyun langsung menahan tangan Gaeun yang ingin menampar mulut Miyoung.
"Kalian semua diamlah," tegur manajer Min. Pemuda itu mengamati pegawainya satu per satu kemudian berujar. "Sementara ini, kembalilah bekerja. Aku akan memberi keputusan segera. Dan kalian berdua," ujarnya pada Miyoung dan Yoonji, "beri tahu Sooyeon untuk menjaga sikap. Aku mengawasi kalian."
Mereka berlima membungkuk sekilas, dan menuju pintu. Ketika pintu dibuka, ternyata Jimin, Jungkook, dan beberapa pegawai lain menguping di balik pintu.
"Kalian ... ." Ucapan Jihyun terpotong karena Miyoung dan Yoonji sengaja menabrak bahunya saat meninggalkan ruangan manajer Min.
"Ish... benar-benar ya mereka itu. Sudah mau dipecat saja masih bisa sombong," ucap Gaeun sinis.
"Jadi, mereka akan dipecat?" tanya Jimin yang langsung dijawab Gaeun dengan anggukan.
Jihyun menepuk pelan bahu gadis itu lalu menggeleng dan mengajak mereka segera menjauh dari ruangan. "Manajer Min belum memberi keputusan. Sebaiknya kita kembali bekerja saja seperti semula."
"Seharusnya aku tak perlu ikut dipanggil. Bukti dari Gaeun saja cukup untuk membawa mereka ke jeruji besi," keluh Taehyung. "Mau ditaruh di mana mukaku jika hanya karena hal ini saja mengeluh. Hah~ bagaimana pandangan manajer Min padaku? Apa dia akan mengangapku lemah?"
"Kau tidak dengar tadi, bullying termasuk tindak kriminal. Lagi pula kau tidak melapor, hanya menjadi saksi. Kau tidak akan kehilangan pekerjaan ini," kata Gaeun menjelaskan.
Jungkook menepuk bahu Taehyung pelan. "Haengnim, kau tenang saja. Perlukah nanti aku temani minum agar kau sedikit rileks?"
"Hei! Apa mungkin kau bisa membaca pikiran? Aku tadi sempat berpikir mengajakmu minum sepulang kerja nanti." Taehyung tampak sedikit takjub dengan ajakan Jungkook tadi.
"Hanya kalian berdua? Baiklah~ pergi saja berdua. Aku lebih baik minum sendiri," tukas Jimin pura-pura marah. "Atau... Noona, kalian mau menemaniku nanti?"
Gaeun melirik Jihyun sekilas yang tampak ingin menolak. Namun, Gaeun sengaja segera membuka mulut untuk mengiakan. "Lebih baik kita minum bersama saja. Apa serunya hanya minum berdua? Atau... kita sekalian pergi karaoke nanti. Pasti menyenangkan."
Jihyun menggeleng malas dan meninggalkan mereka. Ada sedikit rasa lega karena Miyoung kemungkinan besar tidak akan menganggunya lagi. Namun, di sisi lain, masih ada sedikit rasa mengganjal di hatinya karena telah merepotkan banyak orang.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top