Dua Puluh
Akhirnya hari ini ibu Jihyun diperbolehkan pulang setelah menginap empat hari di rumah sakit. Selama empat hari itu, Jihyun, bolak-balik rumah sakit, kafe, dan unitnya. Namun, dua hari terakhir, dia menyerah dan memilih izin.
Taehyung dan Hoseok sudah menawarkan diri untuk menggantikan, tapi Jihyun hanya menerima tawaran Taehyung di hari pertama saja karena merasa sungkan.
Jihyun tak menyangka, Eunsang, Hoseok, dan yang lain turut mengunjunginya. Bahkan rekan kerjanya seperti Gaeun, Jungkook, dan Jimin juga membawakan buah tangan untuk ibunya.
"Sudah beres semua?" tanya Taehyung yang dijawab Jihyun dengan anggukan.
Jihyun mendorong kursi roda ibunya menuju taksi yang telah menunggu mereka. Sementara Taehyung membawakan barang-barangnya.
Saat perjalanan pulang, Jihyun teringat sesuatu. Kemarin Taehyung meminjam kunci unitnya dengan alasan Gaeun ingin membantu membersihkan unitnya.
Memang awalnya Jihyun menolak karena sudah terlalu banyak merepotkan, tapi melalui telepon, Gaeun memaksa dan Jihyun tak mampu menolaknya.
"Taehyung-ssi, kunci unitku, kau yang bawa, kan?"
Taehyung mengangguk dari kursi depan, "Ya, kau tak perlu khawatir. Gaeun sudah membersihkannya."
"Teman-temanmu baik sekali, Jihyun," sela ibu Jihyun, "Kenapa kau tak pernah mengajak mereka mampir?"
"Sebenarnya mereka ingin mampir, tapi Jihyun selalu menolaknya."
Ibu Jihyun menatap Jihyun tajam, "Kenapa? Kau malu punya ibu penyakitan seperti aku?"
Jihyun menendang kursi Taehyung karena jengkel dengan ucapannya, "Aku hanya tak ingin istirahat Eomma terganggu. Lain kali aku akan mengundang mereka."
Tak terasa mereka sudah sampai di gedung unit yang mereka tempati. Kakek Kim dan Nenek Sung menyambut mereka di luar. Mereka kemudian mengikuti Jihyun dan Taehyung yang menuntun ibu Jihyun menuju unit 07, lalu berpamitan.
Unit mereka begitu gelap, Jihyun mencari saklar untuk menyalakan lampu ruang tengah. Begitu lampu dinyalakan ...
"JJA-JAN!!!"
Mata Jihyun mengerjap melihat betapa ramainya ruang tengah unit mereka. Gaeun, Jungkook, Jimin, dan Eunsang ada di sana. Di meja pun terhidang odeng cumi dan samgyetang yang mengepulkan uap panas.
"Kalian bolos kerja, ya?" tanya Jihyun pelan, tapi matanya tampak berair. Gadis itu merasa terharu dengan apa yang dilakukan teman-temannya.
"Bukankah seharusnya 'kenapa kalian datang ke mari'?'" kata Taehyung menirukan suara sinis Jihyun yang sama sekali tidak mirip.
"Dan asal kau ingat, ini hari Senin. Tentu saja libur. Kau baru izin dua hari saja jadi pelupa," lanjut Taehyung kemudian menuntun ibu Jihyun duduk di sofa ruang tengah. Kemudian dia duduk di sebelah Jimin.
"Ini ide Gaeun noona. Dan semua hidangan ini masakan Nenek Sung," kata Jungkook menjelaskan.
Jihyun menghambur memeluk Gaeun. "Entah apa yang harus kuucapkan padamu. Ucapan terima kasih kurasa tak akan pernah cukup."
"Berjanjilah kau akan lebih kuat dan lebih tegas dari pada sebelumnya," kata Gaeun mengeratkan pelukannya, "Mungkin kau belum tahu, saat kau masuk nanti, kau sudah bukan lagi cleaning service, tapi pelayan sama sepertiku. Kau tahu kan, mulut-mulut mereka pedas? Aku yakin kau kuat menghadapi mulut-mulut pelayan lain atau pengunjung yang kadang menyakitkan hati."
Jihyun menatap Gaeun penuh tanya, "Bagaimana bisa? Aku bahkan tidak pandai berdandan."
"Kau harus berterima kasih padanya." Taehyung menunjuk Gaeun dengan dagunya. "Sejak tiga penyihir itu hengkang, kami sangat kewalahan melayani tamu."
Kali ini Jungkook yang menanggapi, "Manajer Min sudah membuka rekrutmen, tapi sepertinya beliau lebih berhati-hati sejak kasusmu, Noona."
"Jadi, Gaeun noona merekomendasikanmu untuk menjadi pelayan. Tenang saja, soal berdandan kau bisa belajar dari YouTube." Jimin menaikturunkan alisnya seolah itu hal yang mudah.
"Kasus apa maksudnya?" Ibu Jihyun bertanya khawatir.
Taehyung berdeham sekilas sembari menatap tajam Jungkook dan Jimin. "Bukan masalah besar. Hanya Jihyun sempat membantu saat aku bermasalah dengan pelayan lain."
Jihyun mengangguk menenangkan. "Bukan masalah besar, Eomma. Lagipula, sekarang aku jadi pelayan. Walaupun belum bisa berdandan, aku akan terus latihan."
Gaeun mengangguk mantap, "Selama aku masih di sini, aku akan mengajarimu berdandan. Kau tahu, bahkan aku sudah membelikanmu make up."
"Selama kau masih di sini? Apa maksudnya?" Jihyun heran dengan ucapan Gaeun sebelumnya.
Menghela napas pelan, Gaeun berujar. "Kau mungkin tahu, akhir-akhir ini aku sering izin mengunjungi pamanku di Seoul. Sebenarnya ... beliau berniat membiayai separuh biaya kuliahku, asal aku membantu bekerja di restorannya."
Jihyun mengangguk pelan lalu memeluknya. Ada sebagian hatinya yang bahagia karena Gaeun bisa meraih cita-citanya. Namun, sebagian lagi merasa sedih karena harus berpisah dengan gadis yang banyak membantunya selama ini.
"Tenang saja, Gaeun noona. Jihyun noona pasti aman bersama kami. Sekarang ayo kita makan. Aku lapar sekali," kata Jimin seraya membantu Taehyung mengambil mangkuk dari dapur Jihyun.
Jihyun tiba-tiba saja melepaskan pelukan Gaeun dan membungkuk sembilan puluh derajat, "Terima kasih semua. Terima kasih telah membantu kami selama ini. Terima kasih karena kalian tak menganggapku aneh. Terima kasih karena kalian mau berteman denganku."
"Jangan menangis! Cengeng sekali kau ini," seru Taehyung yang sudah menyeruput kuah samgyetang-nya, "Ayo kita makan."
"Haengnim, kenapa kau sudah makan duluan sebelum dipersilakan tuan rumah? Tak sopan sekali," komentar Jungkook pura-pura jengkel.
Kali ini Jimin mengangguk menanggapi, "Dia bahkan tahu di mana letak mangkuk, piring, dan alat makan lainnya. Pasti dia sering minta makan di sini. Wajahnya yang selalu kelaparan itu memang patut dikasihani."
"Ya! Kau pikir aku tak mampu membeli makan sampai harus meminta makan Jihyun-ssi?" Taehyung tampak pura-pura marah. "Aku yakin ibu Jihyun memberikan guna-guna padaku sampai aku ketagihan makan masakannya. Aku tak meminta, tapi mereka yang selalu menawarkan makanan padaku."
Jungkook lalu menepuk pundak Jimin. "Haruskah kita memasang wajah memelas agar ibu Jihyun selalu manawari kita makan?"
"Aish... anak ini." Taehyung meletakkan mangkuknya, lalu mengambil bantalan sofa dan melemparkannya pada Jungkook yang sayangnya meleset. Semua yang ada di ruangan itu tertawa karena tingkah mereka.
"Terima kasih, sudah membantu kami." Suara ibu Jihyun membuat tawa mereka mereda. "Aku minta maaf jika selama ini Jihyun merepotkan kalian. Jihyun... tidak memiliki banyak teman. Dia tidak pandai bersosialisasi karena --"
"Eomma..., " sela Jihyun sembari menggeleng pelan.
Namun, ibunya tidak peduli dan terus melanjutkan. "Hmm... kalian tahu, bekas luka yang ada di wajahnya membuat Jihyun-ku tak percaya diri. Ditambah lagi, saat kecil dia sering di-bully karena matanya yang aneh ini. Jujur saja, aku agak khawatir ketika nanti dia bekerja sebagai pelayan yang harus bertemu dengan banyak orang. Kalian tahu kan, sebagian besar orang hanya melihat penampilan luar saja."
Gaeun yang pertama membuka suara. "Eommonim tenang saja. Jihyun gadis yang pantang menyerah dan kuat. Dan untuk soal penampilan, aku yang akan mengajarinya berdandan. Anda tenang saja."
"Kau benar, Gaeun-ah. Dia gadis yang kuat. Mukaku saja sampai lebam karena terkena kibasan tasnya. Benar-benar tenaga kuda," tukas Taehyung teringat pertama kali pertemuannya dengan gadis itu di jalan menuju gedung tempat tinggal mereka.
Jungkook berdecak pelan tak percaya. "Kau mengatakan itu pada gadis yang memberimu makan hampir setiap hari? Tak tahu malu."
"Ya! Aku hanya bercanda!"
Jihyun tersenyum dan menghapus air matanya yang sempat menggenang di pelupuk saat melihat orang-orang di hadapannya ini ribut.
Dia tak sendiri lagi sekarang. Bahkan sebenarnya sejak dulu dia mungkin tak sendiri. Dia hanya kurang membuka diri pada dunia luar karena terlalu takut mendapatkan perlakuan kasar seperti sebelumnya.
Sekarang Jihyun punya banyak teman, dan mungkin ... orang spesial.
Ya, benar. Tanpa dia sadari, nama Taehyung memenuhi pikirannya selama ini. Kebaikan-kebaikan Taehyung membuatnya kadang berharap lebih pada pemuda itu.
Walau pada akhirnya dia tahu, Taehyung tak mungkin membalas perasaannya.
***
Halooo... long time no see 🙈
Padahal niatnya cerita ini tamat sebelum akhir tahun lalu, tapi ternyata sampai sekarang belum selesai 🤭
Btw, waktu Taehyung bahas soal studio Ghibli di weverse, jadi inget bab lalu waktu Taehyung main keyboard, lagu Reprise dari film Spirited Away 🤭
Yang belum pernah dengerin lagu-lagu dari filmnya studio Ghibli, coba dengerin deh. Keren-keren lagunya 💜
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top