Bab 32

HAI! Siapa yang kemaren udah baca Aulion's Side Story? Udah ketebak lah ya gimana perasaan Aulion ke Tiara🤭

Btw, cerita ini bakal diupload sampe tamat, kok. Sampe epilog dan bisa dinikmati secara gratis tis tis. Jadi, selow aja okee😁

Selamat membaca! 100 komen yok bisa yok❤

•••

PRANG!!

Aku melonjak kaget ketika suara pecahan kaca mampir di telingaku. Kedua mataku yang semula terpejam langsung membelalak lebar. Kepalaku bahkan sampai membentur besi di pinggiran ranjang ketika kedua kakiku bersicepat untuk bangkit berdiri karena kaget luar biasa.

“Aww!” ringisku seraya memegang satu sisi kepalaku yang terbentur pinggiran ranjang, mengusap-usap bagian yang berdenyut dan kuyakin akan membentuk benjolan sebentar lagi.

Sembari mengusap bekas benturan di kepala, kuarahkan pandanganku ke sumber lainnya. Tampak bapak sudah dalam kondisi setengah berbaring dengan sebelah tangan yang terulur ke arah nakas di sisi ranjang.

Masih dalam posisi berdiri di tempat yang sama, aku mulai menurunkan tatapanku hingga tiba di atas lantai yang kini tampak berantakan oleh pecahan kaca dan air. Tanpa bertanya pun aku tahu jika gelas tersebut tersenggol oleh bapak tanpa sengaja.

“Bapak mau minum?” tanyaku kemudian, kembali melarikan netraku pada bapak yang tidak berekspresi apa pun. Tatapannya juga lurus ke bawah, fokus pada pecahan gelas di atas lantai.

Tak ada jawaban sama sekali. Dengan tetap membiarkan pecahan gelas tersebut, aku lantas berjalan dengan hati-hati menuju sisi nakas. Mencari gelas lainnya dan mengisinya dengan air mineral. Kemudian kuberikan pada bapak yang langsung merespons dengan mengambil gelas tersebut dariku.

Aku menunggu sampai bapak selesai. Dan kini, kurasakan pening mulai menyerang kepalaku. Selain karena benturan tadi, aku juga terpaksa bangun dalam keadaan kaget yang otomatis membuat kepalaku jadi nyut-nyutan.

Setelah bapak selesai menanggalkan segelas penuh air mineral, aku kembali mengambil gelas tersebut darinya dan meletakkannya di atas nakas dengan jarak yang lebih jauh agar tak bisa diraih oleh bapak seperti sebelumnya. Lantas, kubetulkan posisi bapak agar kembali berbaring dengan nyaman.

Aku mengembuskan napas panjang, hanya memandangi bapak yang mulai memejamkan matanya dalam beberapa saat. Lalu, manikku berpindah pada lantai yang basah dan beling di mana-mana. Aku pun segera membereskan kekacauan tersebut.

Dengan hati-hati aku mengumpulkan pecahan kaca yang besar terlebih dahulu ke dalam serokan. Kemudian mengeringkan lantainya supaya mudah untuk membersihkan beling yang halus.

Tatkala punggung tanganku menyentuh pipiku yang terasa gatal, aku merasakan basah di sana. Segera kulihat tanganku dan nyatanya dalam keadaan kering. Lalu, kusentuh pipi yang satunya dan hasilnya pun sama. Kedua pipiku basah.

Sejenak aku terdiam dalam posisi jongkok dan pandangan yang mengarah lurus ke depan, mengingat-ingat hal apa yang kulakukan dan air apa yang menempel di pipiku.

Lalu, tubuhku menegang seketika saat memori dalam benakku mulai terkais satu per satu. Aku baru saja mendapat mimpi buruk. Tentang Aulion yang akan menikah dengan Jihan.

Tiba-tiba saja jantungku berdegup kencang di dalam sana, membuat dadaku terasa sakit. Padahal, itu hanya mimpi, tetapi saat diingat kembali, entah kenapa rasanya menyakitkan. Dan aku baru menyadari jika pipiku basah dikarenakan air mata. Aku menangis dalam mimpi.

Aku menghirup udara dalam-dalam dan meninggalkan nyeri di ulu hati. Mataku juga sempat memejam sejenak sebelum kembali membereskan kekacauan yang bapak buat.

Lebih dari satu minggu telah berlalu. Bapak juga sudah dipindahkan ke rumah sakit jiwa yang selama ini merawatnya tiga hari yang lalu. Kondisinya mulai membaik perlahan. Hanya tinggal pemulihan secara utuh.

Rumah sakit ini juga sudah meminta maaf secara langsung padaku setelah pengacara Aulion melayangkan somasi. Aku yang tidak ingin memperpanjang masalah pun menerima permohonan maaf mereka dengan lapang dada. Perawat yang waktu itu memberi izin pada Jihan untuk membawa bapak pergi pun sudah diberi sanksi.

Kehidupanku sebelumnya sudah kutinggalkan di belakang. Aku keluar dari kosanku yang sudah kuhuni sejak masih kuliah. Aku juga sudah mengundurkan diri dari pekerjaanku. Beruntung aku selalu menyisihkan gajiku untuk diinvestasikan dan masih dapat membiayai pengobatan bapak setidaknya sampai tiga tahun ke depan.

Dan yang paling penting, aku juga memutuskan untuk meninggalkan Aulion.

Aku bangkit berdiri dengan serokan yang sudah dipenuhi beling, kemudian membuangnya ke tempat sampah. Lantai sudah bersih dan aku memutuskan untuk bersantai sejenak.

Aku mengambil duduk di atas sofa yang terletak di sudut ruangan sambil sesekali mengawasi bapak jika dia butuh sesuatu. Ponselku kini sudah dalam genggaman dan mendapati begitu banyak notifikasi.

Notifikasi paling banyak adalah milik Aulion, yang sejak seminggu ini terus menghubungiku tanpa henti.

Mas Aulion:
Hari ini aku masih nginep di rumah Bunda, Ra. Tapi berisik. Ian sama Lana berantem mulu.

Bunda hari ini masak makanan kesukaan kamu, loh😍

Apartemen aku jadi sepi banget tanpa kamu. Kalo aku melihara kucing, menurut kamu gimana?

Aku udah adopsi kucing temen aku, Ra. Lucu. Mukanya mirip kamu. Nanti aku kenalin, deh, kalo kamu udah pulang.

Itu adalah beberapa pesan Aulion yang terus dikirimkan padaku tanpa lelah. Dia selalu menceritakan banyak hal yang dialaminya lewat sebuah pesan walau tidak mendapat balasan apa pun dariku.

Namun, pesan-pesan itu selalu berhasil membangkitkan suasana hatiku. Aku jadi bisa tersenyum setiap saat karena membaca pesan-pesannya. Karena Aulion, aku jadi kembali semangat menjalani hari-hariku.

Dia memang tidak pernah menyusulku ke sini. Kami benar-benar tidak pernah bertemu lagi. Tetapi anehnya, aku selalu merasa jika Aulion berada di sekitarku.

Dia sudah terlalu banyak menyedot perasaanku hingga sulit bagiku untuk benar-bebar terlepas darinya. Belakangan ini, aku bahkan mulai berpikir ulang dengan keputusan terakhirku.

“Kok tiba-tiba Mama kangen sama Papa kamu ya, Nak.” Aku bermonolog dengan suara pelan sembari mengelus perutku. Wajahku juga masih menampilkan senyum simpul, membaca ulang pesan Aulion yang terlihat menggemaskan.

Menit demi menit berlalu, aku mulai berpikir untuk menghubungi pria itu. Rasa rinduku saat ini seperti sudah berada di puncak. Terlebih lagi aku mengalami mimpi buruk tentangnya yang entah kenapa membuat pikiranku jadi waswas.

Lalu, tiba-tiba saja jariku sudah menekan ikon telepon dan dering mulai terdengar. Jantungku kembali berdetak kencang. Kugigit bibir bawahku dengan pikiran yang berkecamuk, antara tetap melanjutkan panggilannya atau memutusnya.

Namun, saat benakku tengah bergelut untuk mengambil keputusan, dering yang sebelumnya kudengar berganti menjadi suara Aulion.

“Halo? Ra? Ini ... ini kamu, kan?”

Suaranya yang selama ini kurindukan mengalun lembut di telingaku. Dia terdengar antusias dan tak percaya. Dan aku merasakan kupu-kupu mulai berterbangan di perutku. Kedua mataku bahkan memanas hendak menumpahkan air mata haru.

“Ra? Apa kabar?”

Aulion kembali bersuara di seberang sana ketika aku tak kunjung memberi tanggapan.

Aku mengembuskan napas terburu-buru sembari menenangkan diriku yang mendadak jadi melankolis seperti ini. Kudongakkan kepalaku sejenak untuk menahan air mata yang sudah menumpuk di ujung pelupuk mataku.

“Aku kangen banget, Ra. Kangen sama kamu. Kangen sama bayi kita.”

Aulion kembali berbicara, dan kali ini aku tak bisa menahan air mataku. Semuanya tumpah membasahi kedua pipiku. Kembali kugigit bibir bawahku untuk menahan isakan yang sebentar lagi juga akan bergabung.

“Selama kamu pergi, aku jadi kayak nggak punya tempat untuk pulang, Ra. Kalo boleh, aku pengen pulang ke kamu lagi.”

Emosiku meledak sejadi-jadinya. Air mataku merembes semakin banyak, dan isak tangisku pun tak bisa lagi kuelak kehadirannya. Lantas, buru-buru kumatikan panggilan teleponku dengan Aulion.

Kuletakkan ponselku di sisi kosong di sebelahku sebelum menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Dan aku pun menangis tersedu-sedu di sana.

Aku merindukannya.

Sangat merindukannya.

•••

Kena prank sama Tiara🤭🤭

Btw Aulion's Side Story bisa dibaca di Karyakarsa dengan harga recehan aja. Dan ini terdiri dari beberapa bab ya. Bakal diupdate selang-seling sama Sweet Partner karena cerita ini juga bentar lagi tamat💃

Jangan lupa mampir ke Karyakarsa yaa❤

30 Oktober, 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top