03. Tak Terpisahkan

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

"Aku harap kali ini kau akan benar benar hamil, Haruno Sakura." Sakit. itu yang terasa di dada Sakura, saat Uchiha Fugaku, selaku ayah mertuanya menyebut namanya dengan nama klannya saat gadis.

"Ku harap Tou-san tidak lupa bahwa Sakura adalah seorang Uchiha? Dia istri sahku dan catatan sipil sudah mengesahkan pergantian nama klannya." Sasuke suaminya tidak akan tinggal diam mendengar penuturan ayah mertuanya yang memiliki arti bahwa dia belum diterima sebagai menantu klan berpengaruh di Jepang ini

"Dia bukanlah seorang Uchiha sebelum memberikan klan ini penerus, bahkan kalian menikah sebelum Itachi, dan sekarang kakak mu itu sudah memberikan klan ini penerus." Jawab Fugaku sakratis.

"Tou-san ingat akibat ucapan Tou-san seperti itu pada Sasuke sebelas tahun yang lalu?" Lelaki dengan tubuh kekar dan rambut panjang sebahu yang diikat kebelakang turun dari lantai dua mansionnya dengan santai, tangan kanannya ia masukan ke dalam kantongnya menambah kesan cool.

"Sakura ayo kita pergi!" Ajak Sasuke sambil menarik tangan Sakura untuk keluar dari Uchiha Mansion.

"Dia munggkin tidak akan bergabung dengan pemberontak seperti sembilan tahun yang lalu, tapi dia pasti akan benar-benar menghilang dari kehidupan kita, Tou-san tentu ingat alasan dia mau tinggal di Jepang, karena Sakura, dan alasanya kabur dari akademi militer dan bergabung dengan pemberontak karena Tou-san menjauhkannya dengan Sakura dan menjodohkannya dengan Karin Uzumaki keponakan Kushina Ba-san," Sambung Itachi sambil memandang adik dan adik iparnya yang sedang menaiki porce.

"Tachi-kun, Tobi sudah siap, kita bisa kerumah Tou-chan sekarang?" Suara lembut wanita bersurai merah yang sedang menggendong balita bersurai hitam dengan mata onix itu seketika membuat sumringah wajah Itachi.

"Masuklah mobil duluan Sachi," Namikaze Sara, ah bukan Uchiha Saara ,wanita dengan poni jabrik dan rambut lurus sewarna darah itu adalah istri resminya.

Dua tahun yang lalu ia menikahi putri pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Khusina yang berganti nama menjadi Namikaze Kushina dengan cara dijodohkan sebagai syarat dari Fugaku agar Sakura bisa menikah dengan Sasuke. Ah... walaupun karena perjodohan tapi ia sangat mencintai istrii periangnya itu.

Bagi Itachi, Saara adalah cahaya kehidupannya, Itachi boleh jadi adalah pria dingin dan pendiam, tapi saat bersama Saara baik berdua saja, atau ditengah keramaian, sikapnya akan sangat hangat, dan bahkan ia bisa bertingkah konyol seperti adik ipar pirangnya itu.

"Masih berminat tinggal di mansion Uchiha Sachi? Tak ingin pindah seperti Sakura dan Sasuke?" Canda Itachi saat sudah memasuki ferrarynya.

"Kau bahkan lebih dingin dari Fugaku Tou-san dulu, lihat kau sekarang sayang, semenjak bersamaku kau menjadi Uchiha ternista, kau adalah satu-satu nya anggota Klan Uchiha yang hobi mengoleksi dan membaca novel dewasa karangan Jii-san ku, aku yakin bisa melelehkan gunung es Uchiha, seorang Namikaze tak akan pernhah menyerah yosh!". Jawab Saara dengan semangat seraya mengepalkan tangan putihnya dengan pandangannya tetap pada sang Putra, Uchiha Obito.

Itachi terkekeh lalu mengusak pucuk kepala sang istri "Hei kau itu Uchiha sekarang Sachi."

"Tapi darah Namikaze mengalir deras di tubuhku Tachi kun dan ada darah Uzumaki juga."

"Ajak lah Sakura dalam usaha mu Sachi," lanjut Itachi dengan menatap lekat istrinya

"Tentu saja Tachi-kun" Ujar Sara dengan senyum lima jarinya, ah warisan keluarga Namikaze

" Aishiteru Sachi...,"

"Aishiteru yo Tachi-kun."

3 centi bibir mereka berdekatan.

2 centi.

1 centi

sedikit lagi.

PLOK!

Bibir Itachi di tampar oleh tangan mungil putranya.

"Bbi... nak... baik..." Celoteh obito balita yang sedang belajar bicara itu,tanpa dosa setelah mengagalkan aktivitas ayahnya.

"Hahahaha." Sara tertawa "Ya, ya, ya, Tobi anak baik karena sudah menjaga mama dari papa yang mecum."

"Hei jangan ajari putraku kata 'mecum' itu" Protes Itachi.

"Kapan kita perginya Tachi-kun aku sudah rindu dengan baka ototou ku itu" rengek Sara manja

"Hai'." Dan ferary itu pun melaju.

***

"Sudahlah Sakura, jangan terlalu kau ambil hati perkataan Tou-san. Kau tau sendiri kan sifatnya," ucap Sasuke sambil mengelus bahu sang istrinya.

"Aku takut..., Aku takut Sasuke-kun, aku takut jika inseminasi ini gagal Tou-san akan menikahkan mu dengan Karin atau bahkan dia akan menyuruh mu menceraikanku hiks," air mata Sakura tumpah ruah, wajahnya ia tutupi dengan dengan kedua telapak tangannya.

Hanya dengan satu tarikan tubuh mungil Sakura sudah berada dalam dekapan pria bermata onix ini.

"Kau satu-satunya istri Sakura, sampai aku mati akan begitu, tak akan ku biarkan siapapun memisahkan kita, terutama si Tua bangka itu." Ujar Sasuke ditengah pelukan posesifnya, dikecupinya sayang kepala merah jambu sang istri.

"Hontou ni arigatou Sasuke-kun." lirih Sakura sambil menenggelamkan kepalanya di dada bidang sang suami.

"Aku yang harusnya berterimakasih pada mu Sakura, kau masih mau menerima ku setelah aku menjadi seorang buronan."

"Sudahlah Sasuke-kun itu masa lalu, Aku malu Sasuke-kun, aku seorang dokter kandungan tapi malah rahimku sendiri yang bermasalah."

"Sudahlah Sakura, oh ya ampun mau sampai kapan kita berpelukan di mobil huh? Sekarang kita temui Shizune sensei dulu lalu ke Namikaze mansion, Dobe itu pulang hari ini."

...

flashback 9 tahun yang lalu (sasusaku side)

"Bagaimana keadaan Sasuke, Asuma?"

"Dia baik-baik saja Jendral tapi sekarang masih dalam pengaruh Heroin yang dikonsumsinya, besar kemungkinan Sasuke tak terlibat sepenuhnya dalam pemberontakan Akatsuki kali ini. Ia hanya dimanfaatkan, menurut psikiater, otak Sasuke dicuci dengan doktrin-doktrin, ditambah lagi dengan tekanan dari Fugaku-sama dan heroin yang di konsumsinya, jadi ia sangat mudah di pengaruhi."

"Souka." Ujar Minato sambil memejamkan mata "Lalu putraku?"

"Dia masih belum sadarkan diri luka sayatan katana  di punggungnya cukup dalam, belum lagi luka tembak di perutnya, Kushina-sama baru saja mendonorkan darahnya untuk Naruto."

"Aku tak khawatir ia anak yang kuat, dan Akatsuki sudah benar-benar berakhir sekarang, aku bisa pensiun dini dengan tenang." Ucap minato seraya melihat ke ruang gawat darurat dari kaca besar bisa ia lihat putranya dan Sasuke yang sedang berjuang untuk hidup.

Taptataptap

Suara langkah gadis yang baru saja berusia enam belas tahun mengalih pandangan Minato dari dua orang pemuda itu.

"Bagaimana keadaan Sasuke-kun, Minato-sama?"

Minato menoleh dan berusaha menjawab pertanyaan gadis pinky itu, tapi suara lain mendahuluinya.

"PERGI HARUNO!" Suara yang berasal dari belakang tubuhnya membuat Sakura menengok kebelakang.

"Fugaku-sama...," Lirih Sakura

"Jauhi putraku Haruno!" Perintah Fugaku

"Anata...," lirih mikoto yang berada disamping Fugaku ia tahu benar betapa cintanya gadis merah jambu ini pada putra mereka

"Biarkan mereka Fugaku, aku jamin kebebasan Sasuke, nama baik klan Uchiha, bahkan putri ku Saara akan serahkan menjadi menantu Uchiha, asal kau biarkan mereka bersama." Ucap Minato tenang seraya meninggalkan tempat itu.

"Kau lihat itu Haruno, bahkan kau begitu bergantung pada keluarga Namikaze, kau harus sadar siapa dirimu. Anak yang ditinggalkan di rumah sakit karena orang tuamu tak sanggup membiayamu, kau hanya berasal dari klan rendahan. Beruntung pemilik rumah sakit Tsunade-sama mau memungutmu dan membesarkan mu di tengah keluarga Namikaze. Kau boleh menikah dengan putraku, tapi jangan pernah kau berharap bisa jadi seorang Uchiha. CAMKAN ITU!" Dengan itu Fugaku pergi meninggalkan Sakura, sementara Mikoto memeluk erat gadis yang sangat dicintai putranya itu.

end flashback

...

"Miomnya sudah tidak ada lagi, rahimmu sudah bersih obat penguat rahim, kau minum teratur 'kan? Jangan mengambil jadwal praktek setelah proses inseminasi biar kandunganmu kuat dulu, pasienmu di alihkan padaku saja." Shizune dokter cantik nan lembut ini dengan seksama memeriksa melalui USG isi rahim Sakura yang minggu lalu baru saja di bedah untuk membuang miom yang bersarang disana.

"Arigatou Shizune-sensei, aku merasa tidak enak seharusnya sebagai dokter kepala divisi maternitas kau tak perlu lagi mengambil jadwal prakter regular yang seharus menjadi tanggung jawabku," ucap Sakura seraya membersihkan gel dingin yang ada di permukaan perutnya.

"Kau ini seperti dengan orang lain saja, Sakura." Ujar Shizune sambil tersenyum manis

.

Tirai yang membatasi ranjang pemeriksaan itu terbuka, tampak Sasuke dengan wajah cemas.

"Bagaimana Sensei?" Tanya Sasuke dengan wajah cemas sambil berdiri dan hendak menghampiri kedua wanita itu.

"Duduklah!" Ujar Shizune sambil mendaratkan tubuhnya di kursi.

"Semuanya baik-baik saja Sasuke, Sakura, rahim Sakura sudah bersih dari miom, dan hasil tes laboratorium minggu kemarin menunjukan kalau kalau spermamu sangat berkualitas." Jelas Shizune sambil membaca hasil tes yang ada ditangannya.

"Sensei, kau yakin identitas kami dalam proses ini tidak di ketahui siapa pun?" Intrupsi Sasuke, ia tidak ingin kalau langkah yang dilakukannya bersama Sakura untuk inseminasi, sampai tersebar luar di media Jepang.

Sasuke adalah pengacara handal dan ternama seantero Jepang banyak artis dan juga pejabat yang menggunakan jasanya sebagai pembela di pengadilan, belum lagi Sakura, menikah dengan Sasuke tentu berdampak dengan eksistensinya di media Jepang sekarang.

Belum lagi status Sakura sebagai dokter kandungan di Rumah Sakit Konoha, rumah sakit terbesar di Jepang, ia tidak mau reputasi Sakura sebagai dokter rusak dimata dokter-dokter dan karyawan rumah sakit lain.

"Tenang, identitas kalian diamankan, hanya aku yang tahu tentang identitas kalian, dan oh ya aku jadwal inseminasi kalian sudah ku atur besok lusa. Kalian harus istirahat yang cukup, dan jangan melakukan kegiatan yang berat, itu akan mempengaruhi kualitas sperma dan indung telur kalian pada saat inseminasi, obat penguat rahim dan obat meningkatkan kualitas sperma tetap kalian konsumsi teratur sampai hari H, baiklah ada yang ingin kalian tanyakan?" Shizune mengakhiri penjelasannya.

"Sensei apa kau yakin ini akan berhasil?" Tanya sakura dengan ekspresi hampir menangis, ia sangat takut, sejak di vonis memiliki miom di rahimnya, ia merasa impiannya sudah untuk menjadi seorang ibu sudah sirnah.

Meski sebagai dokter kandungan ia tahu banyak wanita diluar sana yang masih bisa memiliki buah hati walau ada miom di rahimnya, tapi tetap saja nalurinya sebagai wanita, membuat ia kecil hati selama tiga tahun menikah dengan orang yang dicintainya tapi belun juga memiliki buah hati.

"Sakura, kau lihat aku?" Ujar Shizune sambil mengenggam tangan Sakura memberikan semangat "Aku dan Kakashi-kun juga melakukan inseminasi, kami menikah di usia rentan, dan kemungkinan kecil untuk mempunyai anak, tapi lihat sekarang Ken dan Rin tumbuh dengan baik, mana Sakura yang ku kenal tak pantang menyerah hm?, yakinlah kalian berdua punya niat baik, Kami-sama pasti membantu."

To Be Continue

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top