Bab 1 : Setelah tiga tahun

Sudah tiga tahun ini dia tinggal di Tokyo, meninggalkan rumah saat dia sudah mendapatkan pekerjaan tetap.

Terkadang dia pulang ke Nara, untuk melihat keadaan ayah, ibu dan adiknya, dan bersilaturahmi pada keluarga Uchiha,

Sungguh dia hanya bersilaturahmi, lagipula Sasuke juga tak ada, sama seperti dirinya, setelah wisuda Sasuke mendapat penawaran dari perusahaan asing dan bekerja di Amerika, sedangkan dia sekarang berkarir di perusahaan jasa, atau lebih tepatnya bergerak dibidang perdagangan jasa dan investasi,

"Na-naruto..."

"Hm?" Naruto menatap Hinata yang merupakan bawahannya,

Ada yang tidak beres. Melihat wajah panik Hinata dia sudah menduga ada masalah yang cukup untuk membuatnya sakit kepala beberapa hari.

"Ho-hotel Mi-mirai..."

"Ada apa dengan hotel Mirai?"

"Mereka ingin mambatalkan kontrak dengan kita."

Naruto menutup laptopnya. Mengambil tas dan memasukan laptop serta beberapa dokumen ke dalam tas itu.

"Kita pergi kesana." ajak Naruto.

.

.

.

Dengan langkah mantap. Naruto memasuki ruang rapat dan menatap dua orang pria yang duduk disana,

Senyum bisnis terparti dibibirnya.

"Maaf menunggu lama Tuan Andre dan Tuan Kira," Naruto menyalami keduanya,

"Jadi ada masalah apa hingga hotel Mirai ingin memutuskan kontrak dengan kami?" tanya Naruto tenang.

Didalam otaknya sudah tersimpan banyak rencana untuk membuat hotel itu kembali bekerjasama dengan perusahaan tempatnya bekerja,

Dia tak ingin jika rekan-rekannya terkena amukan manager, dia akan membuat hal tak mungkin menjadi mungkin.

.

.

.

Ingin rasanya Hinata berteriak senang dan menangis memeluk atasannya yang kini berjabat tangan dengan dua orang perwakilan dari hotel Mirai,

Akhirnya kontrak mereka tak jadi batal!!!

"Terimakasih Naru." akhirnya Hinata memeluk Naruto saat kedua orang itu pergi.

"Lain kali konsultasi denganku terlebih dahulu. Ya?"

"Siap."

Naruto membuang nafas lega. Dia kira akan butuh waktu lama hanya untuk kesepakatan ini,

Ternyata cukup mudah tapi tetap saja lelah.

"Kalau begitu aku traktir makan siang." ajak Hinata semangat,

"Tidak terimakasih. Aku masih ada tugas lain, dan tolong berikan ini pada manager untuk diperiksa, dan katakan padanya aku pulang lebih dulu."

Hinata mengangguk mengerti,

Dia seolah tahu akan kemana wanita itu pergi.

.

.

.

Naruto duduk di kafe seorang diri, menatap orang yang berlalu lalang dari jendela, dan tersenyum kecil.

"Silahkan pesanan Anda Nona,"

Naruto memgangguk dan kembali menatap jalanan,

Pelayan tadi meninggalkan Naruto,

"Kau mengenalnya?"

"Tidak. Hanya saja ditanggal yang sama setiap bulannya dia akan duduk disana sampai malam setelah itu pergi tanpa memakan pesanannya, aneh bukan?"

"Apa dia tengah menunggu seseorang?"

"Entahlah."

.

Dan benar saja. Saat malam menjelang Naruto pergi darisana tak lupa membayar pesanannya meski makanannya tak disentuh sedikitpun.

.

Wanita itu berjalan menuju rumah yang disewanya bersama dengan Hinata, dan tersenyum kecil saat melihat teman baiknya itu duduk diluar menunggunya pulang.

"Tadaima..."

"Okaeri Naru, makan malam?"

Naruto mengangguk.

Matanya tertuju pada rumah sebelahnya,

"Hinata, ada yang pindah ke daerah sini?" tanya Naruto menatap truk barang disana.

"Ya. Sepertinya begitu, cepat masuk Naru, diluar dingin." ajak Hinata,

"A-ah ya..."

.

"Ah benar. Ada pergantian atasan, Manager kita diganti." Hinata memberikan mangkok berisi nasi pada Naruto yang sudah berganti pakaian,

"Ehh... Manager? Diganti? Kau serius? Siapa yang menggantinya? Aku tak diberitahu akan hal itu." tanya Naruto, tapi matanya tak fokus pada Hinata, dia malah fokus pada hidangan makan malam ala Hinata,

"Tadinya kukira kau. Tapi ternyata bukan, dia manager dari perusahaan pusat, well apapun itu asal sifatnya jangan seperti iblis saja, bukan begitu? Oii Naru kau dengar?"

Hinata menepuk jidat, melihat mulut Naruto penuh dengan makanan buatannya.

Hey. Tidakkah Naruto marah? Yang harusnya menggantikan manager lama ya sudah pasti temannyayang merupakan asisten manager bukan?

"Makan saja Hinata. Kau terlalu berisik."

.

.

.

Sasuke menatap teman masa kecilnya dan tersenyum kecil,

Dapat dilihat wajah gadis itu begitu terkejut,

"Dia Uchiha Sasuke yang menggantikan manager kalian." ujar Kakashi dengan wajah tak bersemangatnya.

Naruto heran bagaimana bisa Kakashi diberi jabatan penting dengan watak pemalasnya seperti itu?

Direktur. Jabatan yang penting dalam sebuah perusahaan, apa yang sebenarnya CEO, komisaris, bahkan Presdir pikirkan?!!

"Naruto."

"Ya?"

"Sasuke memang cukup lama menjabat sebagai manager di perusahaan pusat tapi disini dia baru, lingkungan baru jadi bantu dia, mengerti?"

"Baik."

"Nah sekarang bubar, dan kau ajak Sasuke berkeliling." ujar Kakashi mengakhiri pertemuan.

.

.

.

"Lama tak berjumpa Naru?" Sasuke membuka pembicaraan,

"Ya. Lama tak berjumpa Sasuke."

"Kurang lebih tiga tahun bukan kita tak bertemu? Setiap aku pulang ke Jepang kau selalu tak ada dirumah, kata bibi kau kerja di Tokyo. Aku tak menyangka kita bisa satu perusahaan."

"Ya. Aku juga,"

Sasuke tersenyum kecut, tapi tetap mengikuti langkah Naruto yang menjelaskan beberapa tempat penting di perusahaan.

Dia tak menyalahkan Naruto jika wanita itu seolah menghindarinya,

Mungkin karena kejadian dulu. Saat Naruto menganggu kencannya,

Dia saat itu marah memang, tapi tak menyangka jika perkataannya membuat teman masa kecilnya itu menghindarinya,

Bahkan bertegur sapa seadanya, itupun karena ada kedua orangtua mereka,

Saat wisudapun sama, mereka hanya mengucapkan selamat satu sama lain tanpa pelukan seperti saat kelulusan sekolah dulu.

Naruto membetulkan rambutnya saat angin bertiup dari celah jendela, dan hal itu tak lepas dari mata tajam Sasuke,

"Kau sudah menikah?" tanya Sasuke fokus pada cincin yang tersemat di jari manis Naruto,

"A-ah... Tidak, aku bertunangan." jawab Naruto dengan senyum kecil dan wajah sedikit memerah.

Ahh... Naruto sudah move on ternyata.

Bohong jika dia tak tahu Naruto dulu menyukainya seperti pria pada wanita,

Tapi sayangnya dia tak menanggapi perasaan Naruto saat itu.

"Selamat jika begitu." ujar Sasuke,

Naruto mengangguk senang.

Sungguh dia penasaran pria mana yang berhasil mendapatkan hati Naruto,

Tipe seperti apa pria yang bisa membuat Naruto move on darinya.

"Tadinya kukira bukan kau, hanya mirip denganmu, ternyata manager barunya memang kau." Naruto terkikik geli.

"Kau banyak berubah Naru,"

"Begitukah? Menurutku biasa saja."

Tidak. Naruto banyak berubah. Didepannya bukan gadis pecicilan yang senang sekali menganggunya atau bahkan mengikutinya,

Didepannya kini seorang wanita karir yang pintar membawa diri,

Tapi dirinya yakin, masih ada sisi Naruto yang dikenalnya.

"Naruto-san"

"Ada apa?"

"Aku masih belum paham tentang proposal ini. Bagaimana menurutmu Naruto-san?"

Naruto membaca sekilas dan mengangguk mantap.

"Tolak, itu tak baik untuk kedepannya, terlebih akan merugikan bagian pemasaran."

"Nah ayo kita kembali mengenal lingkungan kantor." ajak Naruto pada Sasuke.

Mungkin aneh jika sekarang dia memperhatikan Naruto,

Mungkin juga bodoh jika baru sekarang dia menyadari jika orang yang selama ini menemaninya, bahkan tahu kesukaan maupun ketidaksukaannya hanyalah satu orang yang hanya dianggapnya teman,

Teman masa kecil yang terlampau ceria yaitu Namikaze Naruto.

Apa itu cinta?

Entahlah.

Karena dia juga sebenarnya tak mengerti apa itu cinta.

"Aku senang kau baik-baik saja." ujar Sasuke,

"Hm? Kenapa tiba-tiba?"

"Aku tahu ini memang aneh. Aku tahu sejak kejadian itu kau menghindariku, tapi aku ingin hubungan kita dekat seperti dulu lagi."

"Tentu saja bisa Sasuke." Naruto mengulurkan tangannya tersenyum tulus dan disambut baik oleh Sasuke.

Tak masalah jika hanya berteman, setidaknya dia bisa berada disamping Naruto, melihat senyumnya lagi.

Tak apa bukan?

.

.

.

TBC

.

.

.

A/N : Untuk cerita 'Reinkarnasi ' bab 1 tengah masa pengetikan ulang. Kalau ada banyak waktu hari ini aku up agar bisa up bab 2. Sampai jumpa.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top