💞 Sweet Chapter 12 💞

Sepulang sekolah, Audrey masih memikirkan apa yang ia dengar saat di kamar mandi. Langkahnya terlihat begitu malas, embusan napas berat sering kali terdengar. Rasanya begitu frustrasi, bingung harus melakukan apa sekarang. Lila yang berjalan di sampingnya pun tak segan untuk menegur.

“Re, Lo kenapa? Dari tadi di kelas sampai sekarang udah mau pulang muka lo aneh gitu, kayak orang susah,” ucap Lila yang berniat mengajak Audrey bercanda, tetapi Audrey hanya mendengkus memutar bola matanya malas.

“Lo kenapa, sih? Kepikiran sama Dimas?” tebak Lila lagi dengan asal.

“Apaan sih, kok Dimas? Enggak ada apa-apa. Gue lagi capek aja kayaknya.”

“Lo mau pul—”

“Audrey!”

Suara teriakkan seseorang membuat ucapan Lila terputus. Kedua gadis itu langsung mencari sumber suara. Dari arah belakang, terlihat Dimas yang melambai dan berlari kecil ke arah mereka.

“Baru juga diomongin. Panjang umur,” gumam Lila.

“Lo mau pulang bareng gue, enggak?” tawar Dimas tiba-tiba.

Membuat Audrey sejenak terdiam, mencerna apa yang Dimas katakan.

“Lo mau pulang bareng gue, enggak?” ajak Dimas sekali lagi.

“Hah? Enggak usah. Gue bareng Lila aja,” tolak Audrey sambil memaksakan senyumannya. Sebenarnya ia juga bingung dengan sikap Dimas yang tiba-tiba seperti ini.

Dimas yang sebenarnya merasa gugup, ia mengatur napas dan membasahi bibirnya menghilangkan kegugupan tersebut. Laki-laki itu seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi tertahan karena rasa gugupnya yang tak kunjung bisa hilang.

“Enggak bisa, ya?” tanya Dimas sedikit kecewa.

“Ya gue pulangnya sama Lila. Lagian juga lo ada angin apa ngajak gue pulang bareng?”

Dimas membasahi tenggorokannya yang terasa cekat. Semakin gugup pula hatinya mendengar perkataan dari Audrey. Mengalihkannya dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

“Gitu, ya? Emh, enggak apa, sih. Gue cuma mau lebih deket aja sama lo?” ucap Dimasa yang tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rata. Namun, sangat jelas laki-laki itu terlihat gugup.

Lila yang memang orangnya heboh, ia refleks membulatkan bibir karena terkejut. Ia melirik Audrey dan Dimas bergantian. Lila yang sedikit paham dengan situasi pun mencoba untuk membiarkan sahabatnya itu menerima tawaran Dimas.

“Re, kayaknya kita enggak bis pulang bareng, deh. Lo pulang sama Dimas aja, ya? Gue baru ingat harus jemput Mama gue,” ucap Lila yang bersiap akan pergi meninggalkan Audrey berdua dengan Dimas.

“Ta—”

Sorry banget, ya, Re. Dim, gue titip Audrey, ya. Antar dia pulang dengan selamat, bye!”

Audrey yang tak bisa berkata-kata lagi hanya bisa melongo, melihat tingkah sahabatnya. Embusan napas pun terdengar.

“Ya udah, lo mau enggak gue anterin?” tawar Dimas yang merasa memiliki kesempatan kali ini.

“Iya, deh, enggak ngerepotin, ‘kan?”

“Enggak, santai aja.”

Mereka berdua pun melangkah menuju parkiran. Saat menunggu Dimas mengambil motor, dering ponsel milik Audrey terdengar. Ada sebuah pesan masuk melalui whatsapp-nya, ternyata itu dari Gavin.

Gavin M (Monyet)
Lo pulang sama Dimas?

Audrey langsung mengedarkan pandangan ke setiap sudut sekolah. Mencari sosok Gavin yang tahu akan kegiatannya, tetapi nihil, Audrey bahkan tak melihat batang hidungnya sama sekali. Tanpa berpikir lagi, Audrey hanya membalas singkat pesan Gavin dengan kata ‘iya’. Tak lama Dimas pun datang, Audrey segera naik di boncengan kemudian mereka pergi meninggalkan sekolah.

Selama perjalanan pulang, keduanya hanya diam. Audrey yang memang tak banyak mulut saat bersama orang lain selain dengan Gavin dan Lila, hanya menatap jalanan yang ramai di siang hari menjelang sore. Dimas yang juga sedikit gugup tak tahu harus seperti apa. Namun, seketika sebuah cara terlintas dalam pikirannya agar bisa berdua dengan Audrey.

Ya, laki-laki itu sebenarnya menyukai Audrey. Namun, Dimas tahu kalau Audrey menyukai Gavin. Dan saat ia tahu Gavin tengah berpacaran dengan Nabila, inilah kesempatan baginya untuk mendekati gadis itu. Hanya saja rasa gugup sering hadir, padahal mereka selama ini juga berteman baik. Nyatanya jika perasaan mulai berubah, semua akan terasa jauh berbeda.

“Mau makan dulu enggak?”

Tawaran Dimas seketika membuat Audrey tersentak. Gadis itu selain merasa aneh dengan sikap Dimas, sehingga sangat sulit mencerna perkataan laki-laki itu dengan baik.

“Kita makan dulu, ya. Lo mau makan apa?”

“Hah? Makan? Boleh, deh. Kebetulan juga gue juga laper. Makan apa aja yang penting kenyang,” jawab Audrey sebisanya. Kebetulan sekali perutnya juga sudah mulai meronta-ronta minta diisi.

Dimas tersenyum dibalik helm full face-nya. Merasa sangat senang, masih bisa berlama-lama berdua dengan Audrey. Ia pun melajukan motornya menuju tempat makan yang biasa dikunjungi.

Sedangkan di tempat lain, Gavin yang sudah lebih dulu pulang ke rumah, beberapa kali ia melihat ke arah jendela kamar Audrey. Bayangan gadis itu tak kunjung terlihat. Padahal, hari sudah semakin sore. Langkahnya bahkan sudah mondar-mandir sedari tadi hanya untuk menunggu kepulangan gadis itu. Sudah seperti seorang ayah yang mengkhawatirkan anak gadisnya yang pulang telat. Sadar akan tingkahnya yang aneh, Gavin pun terduduk di atas tempat tidur sambil mengusap wajahnya.

“Gue kenapa, sih? Terserah Audrey mau jalan sama siapa bukan urusan gue, ‘kan?” gumamnya sendiri sambil mengacak rambutnya dengan frustrasi.

Gavin pun merebahkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang entah mengapa masih terpusat pada Audrey. Rasanya ia begitu penasaran, apakah Audrey juga menyukai Dimas. Karena ia yakin jika Dimas pasti sudah menyukai Audrey. Ada perasaan tak rela jika Audrey dekat dengan laki-laki lain selain dirinya.

“Lo apa-apaan sih, Vin. Itu haknya Audrey mau dekat sama siapa aja. Dia aja bisa dukung lo sama Nabila, masa lo enggak bisa dukung dia sama orang lain.”

Gavin sekarang hanya bisa mengeluh pada dirinya sendiri. Merasa bodoh dan konyol, semakin frustrasi rasanya jika terus memikirkan hal itu. Ia pun mencoba mengalihkan pikiran dengan memikirkan Nabila. Dimulai dengan Gavin menghubungi Nabila. Namun sayang, nomor Nabila tidak aktif, kini Gavin hanya mengembuskan napasnya dengan pasrah.








See you next chapter~~~~~

>>>>>Salam manis<<<<<
Mey :*
Balikpapan, 14 Januari 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top