66 - Irene & Joy
Hei, hari ini aku update lagi 😊
Enjoy!
--------------
Y/n makan dan minum dengan lahap, tentunya di temani Irene.
"Kamu itu beneran gak tertarik sama Sehun?" Tanya Irene yang buat Y/n berhenti makan.
Y/n mendengus, lalu menatap Irene.
"Iya lah kak, masa aku bohong?"
"Kenapa? Sehun kan ganteng, kaya, pacarable banget lagi. Kenapa bisa gak tertarik? Cewek-cewek lain justru berusaha dapetin hati Sehun. Lah, kamu yang udah dapetin Sehun malah gak tertarik." - Irene
"Hhh Kakak gak tau aja gimana sifatnya dia." - Y/n
"Emang kayak gimana?" - Irene
"Nih ya kak, dia itu udah misahin aku dari pacar aku." - Y/n
"Oh ya?" - Irene
"Iya. Nyebelin banget kan? Terus, foto-foto nya pacar aku di hapusin, kontak dan sosmednya pacar aku juga di blok. Brengsek emang. Emm~~ Aku jadi kangen sama pacar aku~~" - Y/n
"Loh? Kok bisa gitu? Kenapa kamu gak pertahanin aja pacar kamu itu?" - Irene
"Kalau bisa juga udah aku pertahanin." - Y/n
"Maksudnya?" - Irene
"Jadi gini kak, aku kan punya pacar, namanya Taeyong. Kita itu baru aja jadian, eh udah disuruh putus. Bahkan belum 24 jam loh kak. Bisa di bayangin gak?
Keluarganya Taeyong itu lagi terlibat masalah. Dan aku, keluarga aku, temen-temen aku, dan temen-temen Taeyong, gak bisa bantu. Em... Ada sih yang bisa bantu, tapi cuma seperempat doang. Jadi ya Sehun mau bantu asal aku sama Taeyong putus dan aku harus mau jadi pacarnya.
Dalam hal ini, Sehun bantu banyak. Dia mau bantu sampe masalah itu selesai." - Y/n
"Kok gitu sih?" - Irene
"Ya gak tau. Makanya aku kesel banget sama Sehun. Itulah kenapa aku bilang buat ambil aja si Sehun-Sehun itu dari hidup aku. Aku juga bakal lepasin diri dari dia kalau bisa." - Y/n
Irene bungkam.
"Ayo dong kak, bantu bujuk kakak itu biar mau lepasin aku." - Y/n
"Aku gak tau bisa apa enggak. Soalnya Joy itu agak keras kepala. Dia gak akan percaya sebelum adanya bukti." - Irene
"Terus gimana? Masa aku disini terus?" - Y/n
"Yaudah, kamu disini aja dulu. Sekarang kan udah malem. Emangnya kamu kalau di lepasin sekarang, mau pulang malam ini juga? Pake apa? Gak takut nanti ada orang jahat?" - Irene
Y/n diam. Menunduk sejenak sebelum kembali menengadahkan kepalanya.
"Em... Kak Irene itu tinggal disini?" Tanya Y/n.
Irene menggeleng, "Enggak, ini bukan rumah aku. Tapi rumahnya Joy."
"Oh, terus kenapa kakak masih disini? Kan udah malem. Terus kemana kak Joy nya?" - Y/n
"Aku nginep disini buat beberapa hari ke depan. Soalnya gak ada siapa-siapa disini. Kakaknya Joy lagi pergi ke luar kota. Jadi ya aku nemenin Joy." - Irene
Y/n mengangguk paham.
"Kakak tidurnya dimana? Bareng kak Joy?" - Y/n
"Enggak. Pisah kamar. Aku itu sukanya tidur dalam keadaan gelap, sedangkan Joy sukanya tidur dalam keadaan terang. Jadi ya mending misah tidurnya daripada gak bisa tidur. Lagian, disini itu ada banyak kamar." - Irene
"Kenapa emangnya?" - Irene
"Em... Sebenernya aku mau minta sesuatu sama kakak." - Y/n
"Minta apa?" - Irene
"Boleh gak kalau aku malem ini tidur bareng kakak? Soalnya aku takut kak kalau tidur disini, apalagi dalam keadaan terikat. Aku juga gak bisa tidur kalau sambil duduk." - Y/n
"Duh gimana ya..." - Irene
"Kakak tenang aja, aku gak akan kabur. Aku janji. Aku cuma mau tidur di kasur. Kakak emangnya gak kasian sama aku?" - Y/n
"Tapi nanti kalau ketauan bisa gawat." - Irene
"Em... Kakak, nanti pagi-pagi kakak bisa bawa aku kesini lagi. Terus iket aku seolah-olah aku gak pernah keluar dari ruangan ini. Plisss kak, aku takut~~" - Y/n
"Uhm.... Yaudah deh, nanti aku liat dulu kondisinya ya." - Irene
"Eh kakak serius kan?" - Y/n
"Iya." - Irene
Y/n tersenyum senang. Y/n pikir, permintaannya itu bakal ditolak, eh ternyata malah di terima.
Hehe.. Rejeki anak soleh. - Y/n
"Sekarang kamu habisin makanannya sebelum Joy dateng. Soalnya aku harus ngiket kamu lagi. Bisa gawat kalau Joy tau aku lepasin iketannya." - Irene
"Iya kak, siap." - Y/n
Y/n menghabiskan makanan dan minumannya. Setelah itu, Irene kembali mengikat Y/n. Namun sedikit melonggarkan tali itu agar tidak menyakiti kulit Y/n.
"Aku keluar dulu. Nanti kalau Joy kesini, kamu pura-pura tidur aja ya." - Irene
"Oke kak." - Y/n
Irene mengacak pelan rambut Y/n sebelum pergi dari ruangan itu.
°°°
Irene duduk di ruang TV selama kurang lebih 15 menit. Lalu, Joy datang. Dia baru pulang dari kuliahnya.
"Gimana? Udah di kasih makan?" Tanya Joy.
"Udah. Dia tadi makannya lahap banget."
Joy ngangguk paham.
"Gue tidur duluan ya. Capek nih."
"Iya."
"Nanti lo kalau mau tidur, jangan lupa cek pintu ya."
"Iyaa."
Joy pergi ke kamar.
Sesuai rencana, Irene akan bawa Y/n ke kamar.
Setelah menunggu beberapa menit lamanya untuk memastikan bahwa Joy memang sudah tidur, Irene beranjak dari kursinya. Mematikan TV, mengecek semua pintu, lalu mengendap-endap menuju ruangan dimana Y/n disekap.
"Y/n,"
Y/n buka matanya. Ia pura-pura tidur saat dengar suara langkah kaki. Y/n kira itu Joy, tapi sudah ditebak dari suaranya yang lembut, bahwa itu Irene.
"Eh kak, gimana? Kak Joy udah tidur?" Tanya Y/n.
"Udah."
Irene melepaskan talinya, lalu membawa Y/n menuju kamar dimana ia akan tidur dengan langkah yang amat pelan. Mereka tidur berdua dengan lampu yang dimatikan.
Paginya, Irene membangunkan Y/n sedang tertidur pulas. Padahal Y/n masih ingin tidur, tapi mengingat janjinya, ia terpaksa harus bangun.
Irene dan Y/n pergi ke ruangan itu lagi. Irene mengikat Y/n di kursi.
"Maaf ya kamu harus diiket gini lagi." - Irene
"Iya kak, gakpapa. Makasih ya kakak udah mau penuhin permintaan aku." - Y/n
"Sama-sama, sayang." - Irene
Irene mencubit pipi Y/n sebelum pergi.
Dan... yah... Y/n balik lagi ke ruangan ini.
Sekitar jam satu siang, Joy sama Irene dateng ke ruangan itu buat nemuin Y/n.
"Gimana malem tidurnya? Nyenyak?" - Joy
"Menurut L?" - Y/n
"Kok lo gak sopan banget sih sama gue? Nyolot gitu ngomongnya." - Joy
"Kakak duluan yang mulai. Ya aku nyolot balik lah." - Y/n
"Terserah. Intinya, gue kesini mau nanya sama lo. Gue mau kasih lo beberapa pertanyaan." - Joy
"Em.. Boleh, tapi abis itu lepasin gue." - Y/n
"Kita liat nanti. Yang Pertama, gue mau nanya, apa yang lo incer dari Sehun?" - Joy
"Capek gusti." - Y/n
"Tinggal jawab aja, susah amat." - Joy
"Kak, harus berapa kali sih gue bilang? Gue itu gak ngincer apa-apa dari Sehun." - Y/n
"Bohong!" - Joy
"Yaelah~ Gue serius kak. Gue jujur. Gue itu gak ngincer apapun dari Sehun. Gue gak tertarik sama Sehun." - Y/n
"Terus kenapa lo mau jadi pacarnya Sehun?" - Joy
"Intinya, gue itu terlibat perjanjian sama Sehun. Lebih jelasnya, lo bisa tanyain sendiri ke Sehun." - Y/n
"Ish! Lo tau gak sih kalau gue itu pacarnya Sehun?! Lo tau gimana sakit hatinya gue waktu gue liat Sehun lagi jalan sama cewek lain?!" - Joy
"Gue minta maaf kalau lo sakit hati. Tapi sumpah deh kak, ini bukan kemauan gue. Ini kemauannya Sehun sendiri. Dia yang suka maksa-maksa gue. Dia yang terus-terusan nempelin gue." - Y/n
"Terus kenapa lo gak ngehindar? Kenapa lo malah ngebiarin Sehun nempelin lo?!" - Joy
"Kan gue udah bilang, gue itu terlibat perjanjian sama Sehun. Astaghfirullah~~" - Y/n
"Ck, lo lagi bohong ya?" - Joy
"Hm... Ingin ku berkata kasar." - Y/n
"Joy, kayaknya dia jujur." - Irene
"Tau dari mana lo kalau dia jujur?" - Joy
"Keliatan kali dari muka sama jawabannya." - Irene
"Dia bisa aja bohong. Dia punya mulut, dan mulut gak akan luput dari kebohongan." - Joy
"Iya, gue tau. Tapi.... Gak semua orang itu suka bohong. Gue contohnya." - Irene
"Ya beda lah. Gue....--" - Joy
Ucapan Joy terhenti ketika hp nya berdering.
"Bentar, gue angkat telepon dulu." Pamit Joy, lalu pergi dari ruangan itu.
"Y/n, kok bisa jutek gitu sama Joy?" - Irene
"Orang dianya aja jutek ke aku kak." - Y/n
"Oh, jadi kamu bakal baik ke orang yang baik juga ke kamu?" - Irene
"Iya. Kayak kakak yang baik ke aku. Coba kalau kak Joy, dia waktu pertama kali malah langsung ngegas gitu." - Y/n
"Maafin aja ya. Joy emang gitu. Tapi dia aslinya baik kok." - Irene
"Masa sih?" - Y/n
"Iya, beneran. Dia cuma lagi emosi aja, soalnya kan dia mikirnya kalau kamu itu pelakor." - Irene
"Tapi kan gak usah ngegas gitu juga." - Y/n
"Namanya juga orang lagi emosi. Tau gak? Dia loh yang nanyain dan nyuruh aku bawain makan buat kamu." - Irene
"Oh ya?" - Y/n
"Iya. Jadi, ya dia beli makannya tiga. Satu buat dia, satu buat aku, dan satu lagi buat kamu." - Irene
"Itu mah karena kebetulan aja kali kak." - Y/n
"Enggak lah, buktinya, dia gak pernah nyakitin kamu kan? Biasanya cewek yang ada di posisi dia bakal nampar atau nyakitin fisik orang yang udah ngerebut pacarnya. Tapi Joy enggak, dia cuma nanya meskipun nada bicaranya kayak orang songong." - Irene
Masa sih? - Y/n
Joy kemudian kembali lagi. Dan siang itu, Y/n benar-benar debat dengan Joy tentang Sehun. Y/n jawab apa adanya, tapi Joy masih saja tak percaya.
Malamnya, Irene melakukan hal yang sama. Membiarkan Y/n tidur dengannya. Padahal, Y/n sudah 2 hari ini tidak mandi, cuci muka, ataupun gosok gigi. Hm...
Dan paginya, Irene mengikat Y/n lagi sebelum Joy bangun. Dia hanya tidak mau Joy berpikir bahwa ia berkhianat.
Siangnya, Joy dan Irene menemui Y/n.
"Kak, kapan sih gue dilepasin? Udah tiga hari loh. Keluarga gue pasti lagi gelisah gara-gara nyariin gue. Mana gue gak masuk sekolah hari ini." - Y/n
"Gue gak bakal lepasin lo sebelum gue dapetin apa yang gue mau." - Joy
"Yaudah, sekarang kasih tau gue, lo maunya apa? Jawaban? Kan udah gue kasih tau semuanya. Jujur? Gue udah jujur. Sekarang lo mau apa lagi?" - Y/n
"Gue mau bukti." - Joy
"Kakak ini cantik-cantik tapi oon." - Y/n
"Apa???!!" - Joy
"Iyalah. Kakak mau bukti, tapi gak mau lepasin gue. Gimana gue mau buktiin? Dasar orang aneh." - Y/n
"Berani lo ya ngatain gue aneh?!" - Joy
"Ya berani lah! Lo itu emang aneh!" - Y/n
Prang!!
Joy melemparkan gelas yang ia pegang. Air berceceran di lantai.
Saat itu juga, pintu terbuka. Menampakkan seseorang.
"Loh? Odong????"
"Eh? Y/n???"
----------
Annyeong...
Mmm.... Kok ada Odong ya??? 🤔
Penasaran?? Sama :')
Mau jawaban? Tunggu chapter selanjutnya 😋
See u 💕💕
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top