Please, I Need to Grow Faster! (2)
"Sofia Chwe, please! Aku ikut ya?"
Sejak pagi Minji sudah merusuh dengan memohon-mohon pada sahabatnya. Kemanapun Sofia pergi, gadis itu selalu menempel. Sofia sampai kesal sendiri dibuatnya. Bukan tanpa alasan Kwak Minji melakukan ini. Posisi Sofia dan Minji pada hari biasanya benar-benar berbalik. Kini Minji yang terpaksa bersikap manis agar permintaannya dituruti.
"Arasseo arasseo, aku akan meminta dua tiket pada oppa-ku," ucap Sofia luluh pada akhirnya. "Tapi kau harus menepati janjimu. Bantu aku mengerjakan tugas matematika dari Guru Park."
Minji menganggukkan kepalanya mantap menyanggupi permintaan Sofia. Matematika bukanlah suatu yang berat baginya. Minji melepaskan sebelah lengan Sofia yang sedari tadi ia peluk. Minji berdeham kecil dan kembali ke sosok Minji yang diam dan tenang.
"Terima kasih, Sofia," kata Minji sambil tersenyum. Ia membalikkan badannya dan berjalan kembali menuju ruang guru.
"Ya! Bagaimana dengan janjimu?" teriak Sofia protes ketika sadar Minji sudah jauh melangkah.
"Pulang sekolah nanti saja di perpustakaan. Aku harus menghadap Guru Kim untuk persiapan lombaku," seru Minji membalas perkataan sahabatnya.
---
Sebulan setelah Sofia mengajaknya ke Itaewon untuk melihat pertunjukkan kakaknya, Minji mulai belajar mengenal grup itu yang kabarnya akan segera debut dalam waktu dekat ini. Ia menghabiskan banyak waktu luangnya untuk menonton video-video pre-debut Seventeen. Dari sanalah Minji belajar mengenal berbagai karakter anggotanya.
Saking akrabnya hubungan antar member, Minji bisa melihat bahwa selain Hansol, yang memang merupakan kakak kandungnya, member lain juga sangat menyayangi Sofia. Minji sempat sedikit iri. Bagaimana ya rasanya memiliki tiga belas oppa tampan yang merupakan calon idol? Pasti seru.
Saat Sofia sibuk berbincang dengan Seokmin, Minji terpaksa hanya bisa mendengarkan pembicaraan mereka. Ia tidak mengerti hal apa yang sedang keduanya bicarakan. Karena bosan, akhirnya gadis itu memainkan ponselnya di tangan. Tak lama, Hansol ikut bergabung bersama mereka. Minji sangat berterimakasih pada cowok yang memiliki wajah mirip Leonardo diCaprio itu. Hansol dengan supel mengajaknya bicara dan mengenalkan segala perihal tentang Seventeen padanya. Karena keramahan Hansol itu jugalah, Minji jadi tertarik mencari tahu mengenai group baru itu. Sepertinya ia akan resmi menjadi seorang Carat lini depan saat mereka debut nanti.
Saat di Itaewon kemarin, kamera yang sempat Minji lihat sedang meliput ternyata merupakan rangkaian acara pre-debut mereka. Seventeen menjadi boygroup pertama yang debutnya akan disiarkan secara langsung di saluran televisi. Jiwa fangirling Minji tentu saja tidak mau kalah. Minji sudah berusaha membeli tiket itu secara online, sayangnya ia gagal mendapatkannya karena saat penjualannya dibuka ia sedang bimbingan dengan Guru Kim untuk mempersiapkan perlombaan Sains. Alhasil, Minji terpaksa memohon-mohon tiket Live Debut Showcase Seventeen yang akan diadakan seminggu lagi pada Sofia.
Yah, semoga saja gadis blasteran itu benar-benar mengabulkan permohonannya.
---
"Hyung," panggil Hansol sambil menepuk bahu Seokmin. "Kemarin kau minta tiket pada Minho hyung untuk acara debut nanti?" tanya Hansol sambil menyebutkan nama salah satu manajer Seventeen.
Seokmin mengangguk. Ia mengelap wajahnya yang basah oleh keringat setelah berlatih menari dengan handuk kecil. "Kenapa? Bukankah kau juga sudah diberi oleh manager hyung?"
Hansol menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Ia tampak bingung. "Ehm, iya juga sih. Tapi aku hanya diberi satu."
"Itu karena kau hanya minta satu,"
"Kira-kira masih ada sisa tidak ya? Aku membutuhkan satu tiket lagi," ucap Hansol pada akhirnya. "Hyung ambil dua kan? Berikan aku satu tiket saja dong. Kau kan hanya mengharapkan kedatangan Hyerin noona."
Seokmin menjitak kepala dongsaeng-nya itu hingga Hansol meringis. "Hyerin tidak akan datang jika tidak ada temannya. Dia itu anak baru." Seokmin memandangi wajah Hansol dengan penuh selidik. "Memang kau mau mengundang siapa lagi selain Sofia?"
"Eoh? Hm, Sofia juga tidak akan datang jika tidak ada teman," ucap Hansol gugup.
"Kau tidak bisa berbohong, Hansol-ah," ucap Seokmin sembari tertawa. "Setahuku sudah tidak ada lagi tiket yang tersisa. Kursi juga sudah terjual semua. Coba kau tanyakan pada Wonwoo hyung, ku dengar Bohyuk tidak jadi datang karena ada jadwal latihan."
"Benarkah?" Wajah Hansol kembali cerah. Ia segera berdiri dari duduknya. "Dimana Wonwoo hyung?"
"Ia ada di dorm. Tidak usah sedih seperti itu," ucap Seokmin saat melihat wajah Hansol yang kembali mendung. "Kau kan bisa bertemu dengannya nanti setelah selesai rekaman. Memang kau mau mengundang siapa sih? Tidak biasanya kau tampak seantusias ini."
Hansol pura-pura tidak mendengarkan pertanyaan hyung-nya. Pria kelahiran New York itu segera berlalu menuju ruang rekaman tanpa mempedulikan umpatan yang dikeluarkan Seokmin. Ia sendiri tidak tahu kenapa dirinya sangat senang saat tadi Sofia meneleponnya dan bertanya apakah ia masih bisa meminta satu tiket untuk Minji. Pikirannya langsung melayang membayangkan teman adiknya itu kembali menonton pertunjukkannya saat telah resmi debut dengan nama Seventeen. Ia pasti bangga.
Seokmin menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Hansol. "Sepertinya ia mau mengundang seorang gadis lain. Jangan-jangan teman Sofia yang waktu itu. Ck ck ck, kelakuannya seperti anak kecil yang sedang kasmaran saja."
"Hyung harus berkaca dulu sebelum ngomong hal barusan," suara Lee Chan terdengar dari sebelah Seokmin. "Hyung bahkan lebih parah daripada Hansol hyung."
Seokmin mengacak-acak rambut Chan. "Ya. Kau hanya anak kecil. Tahu apa?" Sebelum mendengar Lee Chan yang pasti akan protes karena diperlakukan sebagai anak kecil, Seokmin segera kabur keluar dari ruang latihan.
"Ugh. Kenapa aku bisa sabar menghadapi hyung-hyung-ku yang tidak normal itu?" desah Lee Chan.
---
Minji dan Sofia duduk di barisan depan dekat dengan panggung. Mereka berdua tampak sangat menikmati pertunjukan Seventeen. Bahkan Minji sudah mampu menghapal lirik lagu berjudul Shining Diamond.
"Ommo, aku jatuh hati pada kemampuan rap oppa-mu!" seru Minji pada sahabatnya.
Kedua mata Sofia terbuka lebar. Ia tidak segan-segan memukul pelan kepala Minji dengan banner kertas di tangannya. Minji hanya meringis. Dirinya kan hanya mengungkapkan pendapatnya secara jujur. Kakak Sofia yang memiliki nama panggung Vernon itu memang benar-benar jago dalam hal nge-rap. Dilihat-lihat, ia juga mampu menguasai panggung. Untuk ukuran penampilan debut, Hansol tidak terlihat gugup sama sekali.
"Kau boleh suka pada rap-nya, tapi jangan pada orangnya."
"Boleh ya, aku menjadikan oppa-mu sebagai bias-ku?" pinta Minji. Ia benar-benar senang menggoda sahabatnya itu. Sofia memang sangat dekat dengan Hansol. Pantas saja jika gadis blasteran itu khawatir kakaknya akan direbut. Walau oleh sahabatnya sendiri.
"Bias. Tidak lebih," ucap Sofia final.
Minji hanya terkekeh kecil. Ia kembali meluruskan pandangannya menonton penampilan Seventeen di atas panggung. Kini boygroup itu sedang membawakan title track mereka yang berjudul Adore U. Sesekali Minji dan Sofia tampak semangat berteriak ikut menyanyikan beberapa bagian dari lagu itu.
Sofia mengalihkan perhatiannya pada Minji setelah acara selesai. "Minji-ya, aku harus bertemu dengan Papa dan Mama di belakang panggung untuk memberikan kejutan pada Hansol Oppa. Kau mau kan menunggu sebentar? Kita tetap pulang bersama kok."
Minji menyanggupi permintaan Sofia. Gadis itu mengikuti langkah ringan sang sahabat ke belakang panggung. Minji tidak bisa menutupi raut wajah terkejutnya. Ia sibuk menatap berkeliling suasana back stage yang tampak ramai. Ini pertama kalinya Minji pergi ke balik layar. Gadis itu menangkupkan kedua belah telapak tangannya ke wajah ketika menyadari sesuatu. Ia berada sangat dekat dengan idolnya!
"Ah, Seventeen sedang ada di ruang istirahat," seru Sofia sambil membaca pesan teks di layar ponselnya. Ia segera menarik Minji yang masih terpukau untuk segera masuk ke sebuah ruangan besar dimana para anggota keluarga dari seluruh member Seventeen berkumpul.
Minji menyapa dan membungkuk hormat pada kedua orangtua Sofia. Ini bukan kali pertama mereka bertemu. Minji pernah dua kali berjumpa dengan mereka ketika datang ke rumah anaknya untuk mengajari Sofia matematika dan sejarah. Mama Sofia pun menyambut Minji dengan pelukan hangat.
Seorang manajer Seventeen masuk ke dalam ruangan. Seketika suasana hening. Semuanya fokus mendengarkan apa yang diucapkan oleh laki-laki itu. Kini Seventeen sudah berkumpul kembali di atas panggung bersama dengan CEO agensi. Para anggota keluarga dipersilahkan untuk berdiri di balik tirai. Saat waktunya sudah tepat, nantinya kerai itu akan diangkat naik dan para member akan melihat mereka. Itu adalah hadiah kejutan dari perusahaan untuk anggota Seventeen yang telah resmi debut hari ini.
"Kau tunggu disini ya. Setelah selesai dengan urusan keluarga, akan aku bawakan biasmu kemari," ucap Sofia pada Minji sembari mengerlingkan sebelah matanya.
---
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top