Hard Decision

Dua bulan kemudian

"Terima kasih atas kerjasamanya."

Areum tersenyum sembari sedikit membungkukkan badannya tanpa hormat. Ia menyalami sutradara yang akan bekerja sama dengan dirinya selama produksi drama berlangsung untuk satu tahun ke depan. Staff film dan pihak penerbit baru saja selesai menghadiri makan malam bersama.

Melejitnya pamor novel trilogi buatan Areum, menarik banyak orang di bidang industri untuk mengadaptasinya menjadi sebuah romance drama. Setelah menunggu hampir setengah tahun, akhirnya fans Areum mendapat kepastian drama dari ketiga sekuel novel itu. Para penggemar pun sangat mengantisipasi versi drama dari hasil karya penulis muda tersebut.

Setelah berpisah dan pamit pulang dengan rekan kerjanya, Areum memberhentikan sebuah taksi di pinggir jalan. Gadis itu menyebutkan alamat apartemennya pada sang supir. Tanpa banyak kata, taksi itu berlalu membelah jalanan Seoul di malam hari.

Tak perlu membutuhkan waktu lama, Areum sudah berada di depan gedung tempat tinggalnya. Ia membayarkan uang sesuai dengan angka yang tertera di argo taksi. Tanpa lupa mengucapkan kata terima kasih, Areum turun dan melangkah menuju unit apartemennya. 

Selesai membersihkan diri, Areum membaringkan tubuhnya yang lelah di atas kasur. Seharian ini banyak hal yang dikerjakannya. Walaupun begitu, kedua matanya belum mau juga menutup.

"Ugh, aku tidak bisa tidur," ucap Areum pada diri sendiri.

Sudah berulang kali Areum guling-guling di atas kasur. Seketika matanya menangkap lampu led pemberian Wonwoo yang teronggok jauh di atas meja belajar. Areum terdiam. Tak lama kemudian gadis itu memutuskan untuk mengambil benda berbentuk bulat itu dan kembali ke atas kasur.

Areum mematikan lampu kamarnya. Kini tersisa cahaya berwarna biru di langit-langit kamarnya. Sungguh indah. Areum berbaring terlentang, ia menikmati pemandangan itu dengan kedua matanya yang sedikit berkaca-kaca. Ia mengangkat tangan kirinya, dimana sebuah gelang berhiaskan ukiran inisial namanya bersinar dengan balutan cat glow in the dark.

Sebuah notifikasi berbunyi dari ponselnya. Hal itu memecah pikiran Areum yang hampir saja menitikkan air matanya. Tangan kanan Areum menjulur ke atas nakas dan meraih benda berbentuk segiempat itu.

VLive Seventeen. Areum menekan notifikasi dan langsung saja layar ponsel menampakkan tampilan jendela siaran radio VLive, hitam.

Areum mendengarkan suara Seungkwan yang tenang membuka acara radio rutin miliknya. Pria itu selalu mengadakan acara siaran mengenai pilihan lagu dan akan menyanyikannya secara singkat. Jemari Areum menekan tombol volume agar makin keras suaranya. Mungkin dengan mendengar suara Seungkwan, Areum bisa tertidur nantinya.

Areum berbaring ke arah kanan. Ia memain-mainkan gelang di tangannya dengan mata terpejam. Kedua bibirnya bergerak ikut bernyanyi tanpa suara saat mendengar Seungkwan menyanyikannya sebuah lagu melow.

"Yeorobun, aku punya kejutan untuk kalian semua. Malam ini aku mengundang bintang tamu lain untuk menyanyikan lagu buat kalian semua. Dan kita sambut.... Jeon ballad," ucap Seungkwan.

"Annyeonghaseyo, saya Seventeen Wonwoo," suara berat Wonwoo terdengar menimpali ucapan Seungkwan.

"Hyung, siapa penyanyi favoritmu saat ini?" tanya Seungkwan.

"Aku suka banyak musisi. Untuk soloist, aku sangat menyukai cara bernyanyi IU sunbaenim. Dia juga seorang komposer dan idola yang aku kagumi sedari dulu," jawab Wonwoo.

"Jadi, malam ini kau akan membawakan lagu dari IU sunbaenim?" suara Seungkwan terdengar ramah dan renyah.

"Ani," jawab Wonwoo cepat. Seungkwan menimpali dengan tawa. "Aku akan membawakan lagu dari Kim Bum Soo sunbaenim. Bintang tamu kali ini kan Jeon Ballad," ucap Wonwoo.

Seungkwan mengiyakan. "Arraseo, arraseo. Terserah hyung saja. Jadi judul lagunya apa, Jeon Wonwoo-ssi?"

"In Front of Your House-Kim Bum Soo," jawab Wonwoo.

Baik Seungkwan maupun Wonwoo sudah tidak mengeluarkan suara. Musik mulai mengalun merdu. Dentingan piano menambah sendu suasana hati Areum. Gadis itu menahan napas. Entah mengapa ia gugup akan mendengar Wonwoo bernyanyi lagu sedih dengan suara beratnya, bukan rap seperti yang biasa ia lakukan.

"Oh, I am standing here again today 

will take the drunken you home

I walked alone the alley in front of your house

Late in the night the light in your room is on perhaps did something happened?

just want to listen once your troubled heart

Well if this pass it will be okay

love even your excuse about entrusting our relationship to the time"

Areum tercekat. Ia membaca banyak komentar fans yang terpukau mendengar suara Wonwoo. Kebanyakan orang di luar sana mengagumi bagaimana Wonwoo dapat menguasai vokal dan penjiwaan sebaik itu. Walaupun hanya mendengar suaranya saja, banyak fans yang memberikan tanggapan baik untuknya. Namun, Areum tahu, Wonwoo menyanyi dari lubuk hatinya. Ia berusaha berbicara melalui lagu. Apakah ia menyanyikan lagu ini untuknya?

"Oh don't forget, I believe

that one day you will come back again

when sometimes you are tired

by nostalgia then just cry loudly

if you feel sometime that you need someone

simply open the window

my arms open towards you

one person is waiting for you here

Oh I don't know what this means

your last words about

love being like an ocean but I don't care

Oh don't forget, I believe

that one day you will come back again

when sometimes you are tired

by nostalgia then just cry loudly

if you feel sometime that you need someone 

simply open the window

my arms open towards you 

one person is waiting for you here

Oh don't forget, I believe

that one day you will come back again

my arms open towards you

one person is waiting for you here"

Entah sejak kapan air mata Areum sudah mengalir dengan deras. Gadis itu terduduk dan memeluk kakinya yang terlipat. Ia berusaha menyembunyikan wajahnya diantara kedua lututnya. Areum menyesal, namun ia sadar semua sudah terlambat.

Wonwoo telah selesai bernyanyi. Hening. Bahkan Seungkwan tidak menanggapi pertunjukan Wonwoo barusan. Beberapa komentar fans memenuhi layar hitam VLive, menanyakan apa yang sedang terjadi. Tiga puluh detik kemudian barulah terdengar suara Seungkwan yang tertawa kaku memuji kemampuan bernyanyi hyung-nya. 

"Apa ada alasan mengapa kau memilih lagu ini hyung? Aku sering mendengar kau akhir-akhir ini selalu memutar lagu ini berulang kali di kamar," komentar Seungkwan.

"Sesuai dengan suasana hatiku," jawab Wonwoo dengan suara yang terdengar sedikit sengau.

"Wah, memang sesuai dengan julukannya. Jeon Ballad. Benar-benar pria berhati lembut dan hangat," timpal Seungkwan.

Telinga para penggemar ternyata sangat tajam. Banyak komentar yang menanyakan apakah Wonwoo baru saja menangis, suaranya yang terdengar berbeda, bahkan ada beberapa yang mengaku mendengar Wonwoo sedikit terisak dan terkesan menahan tangis ketika bernyanyi tadi.

Seungkwan berusaha kembali menaikkan mood dengan leluconnya. Beruntunglah, Wonwoo bisa kembali bersikap biasa. Kekhawatiran para fans pun sirna. Kini kedua cowok itu berbincang-bincang dengan topik yang lebih ringan dan menyenangkan.

Indra pendengaran Areum ditumpulkan oleh sibuknya sang otak berpikir. Ocehan Seungkwan sudah tidak ia dengarkan lagi. Pikirannya kalut, perasaannya kelabu. Mau disangkal berapa kali pun, Areum tidak sedang baik-baik saja. Ia merindukan Jeon Wonwoo. Namun perasaan bersalahnya lebih besar. Areum lebih memilih menyerah daripada harus kembali menyakiti perasaan Wonwoo.

Pikirannya kembali ke saat dimana Hyunbin melamarnya tepat di hari wisuda. Saat itu Areum meninggalkan Hyunbin yang notabene berstatus sebagai kekasihnya demi mengejar Wonwoo. Gadis itu tidak beruntung. Wonwoo menghilang dalam sekejap mata. Tanpa ia sadari, sejak saat itu hubungannya dengan Wonwoo maupun Hyunbin tidak akan pernah sama lagi. 

Terlambat. Satu kata yang paling tepat disematkan pada Areum. Ia terlambat menyadari perasaan Wonwoo yang tidak biasa pada dirinya. Padahal Areum cukup handal untuk mengetahui maksud dibalik tiap kata permintaan misterius dari pria itu. Entah mengapa, hatinya tidak terlalu peka untuk menangkap kesungguhan hati seorang Jeon Wonwoo yang berusaha menunjukkan perasaan sayangnya sebagai seorang pria, bukan hanya sekadar sebagai seorang kakak.

Areum terlambat menyadari isi hatinya. Berpikir memang bagus. Salahnya adalah ia terlalu banyak memikirkan hal yang tidak perlu. Bahkan, Areum terlambat untuk mengambil keputusan. Andaikan saja ia bisa tegas dengan perasaannya sendiri. Areum pasti bisa memutuskan hubungannya dengan Oh Hyunbin secara baik-baik dan mampu mengungkapkan perasaannya pada Jeon Wonwoo dengan berani. Karena kebodohannya sendiri, kini Areum harus menanggung akibatnya. Areum kehilangan dua orang pria yang menyayanginya dengan tulus. 

Hyunbin memutuskan untuk menjauh sejenak dari Areum. Ia memutuskan akan fokus bekerja dan memulihkan perasaannya di Australia. Siapa yang tidak sakit hati ajakan menikahnya ditolak oleh kekasih yang sangat ia sayangi dari lama? Keberanian Hyunbin untuk melamar Areum walaupun tahu bahwa hati gadis itu sudah bukan miliknya lagi, patut diacungi dua jempol.

Sedangkan Wonwoo, ia menghilang dari kehidupan Areum tanpa pemberitahuan. Walaupun pada awalnya Areum sudah menolak perasaannya, Wonwoo masih berusaha bertahan untuk tetap menjalin hubungan pertemanan dengan Yoon Areum. Setelah menjauh beberapa saat dengan mengurangi intensitas komunikasi dan tidak bertatap muka, akhirnya Jeon Wonwoo mampu membangun keberanian untuk kembali bertemu dengan Yoon Areum di hari wisuda gadis itu. Niat ingin memberi kejutan, malah ia sendiri yang terkejut. Pria itu tidak menyangka bahwa ia harus menyaksikan bagaimana manisnya gadis yang ia sukai dilamar oleh orang lain dengan kedua matanya sendiri. Tak kuat, Wonwoo memilih pergi. Kali ini ia benar-benar akan pergi. Ia tidak ingin mengganggu kebahagian yang telah dimiliki Areum. Sesungguhnya, Wonwoo pun berusaha menyelamatkan hati dan harga dirinya sebagai lelaki.

Areum mencari inhaler miliknya dengan tergesa. Setelah menemukan benda itu, ia menyesap obat dalam dua kali hisapan panjang. Asmanya kambuh. Ia tidak boleh begini terus jika ingin kembali berdiri tegak menjalani hidup.

Areum berusaha mengatur napasnya ketika serangan asmanya sudah mereda. Gadis itu menyelimuti tubuh kurusnya dengan selimut tebal. Hyunbin dan Wonwoo sudah mengambil langkah mereka masing-masing, Areum pun harus bisa tegar menjalani keputusannya dengan tegas. Gadis itu berniat tidak akan bermain-main dengan hatinya. Ia membiarkan luka di hatinya sembuh dengan sendirinya seiring waktu.

Suara Seungkwan masih terdengar di radio. Siaran itu sudah hampir selesai. Seungkwan menyanyikan lagu milik Yang Da Il- She Didn't Love Me. Seokmin pernah mengcover lagunya dan mendapat banyak respon baik dari para pengemar. Setelah sekian lama, akhirnya Seungkwan berani meng-cover lagu itu dengan suaranya yang khas.

Areum menikmati alunan merdu suara main vokal Seventeen itu. Perasaannya menjadi lebih tenang. Perlahan kedua kelopak matanya menutup. Energinya sudah banyak terpakai. Tak lama kemudian Areum sudah jatuh tertidur. Melupakan segala kegundahannya. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top