Prolog, Vic
June 30th, 2027
To: Dearest Victoria White, the future of me
I can't believe it! Aku benar-benar menulis ini! It sounds really cringy, actually. Menulis surat untuk diri sendiri di masa depan? I'll give standing applause, bagi siapapun pencetus ide ini!
Hm, then let me start...
Hai, Vic! Kau berumur lima tahun lebih tua saat aku menulis ini. Kuharap kau tidak menertawakanku karena aku benar-benar payah dalam menulis surat.
Aku ingin mengingatkanmu bahwa saat ini, you are really happy. It doesn't seem real. You smile like a fool, all day long. Aku berdoa semoga kau tidak menyesal telah merasakan perasaan ini. Semoga kebahagiaan ini tetap terjaga. Kebahagian terbesar yang pernah kurasakan dalam 28 tahun kehidupan.
Sejujurnya aku merasa gugup. Tapi senang juga. Yah, setidaknya kau tahu bahwa aku menikmati perasaan campur aduk ini.
Kuharap saat kau membaca ini, kau tidak mengalami gegar otak dan melupakan semua kejadian di masa lalu karena aku tidak pintar menuangkan semuanya dalam baris kata-kata, alasan mengapa aku bisa merasa seperti ini. Katakanlah, aku dibutakan oleh cinta. Oleh seorang pria.
Let me tell you a lil bit of him...
Kalian pertama kali bertemu tiga tahun yang lalu dari saat aku menulis surat ini, around 2024, maybe? Gosh, I have a terrible memory. Well, itu bukan pertemuan yang menyenangkan, sesungguhnya sangat memalukan. Kalian tanpa sengaja bertemu di bandara (kau merusakkan ponselnya), dan kembali bertemu di rumah saudara tirimu. Yeah, aku tidak mau terlalu bicara banyak mengenainya karena ini masa-masa kelam dalam kehidupanku.
Tapi setidaknya, berkat hal itu, dia hadir di kehidupanmu, membuatmu sadar bahwa ada hal lain yang bisa membuatmu tersenyum kembali. He was your (tour) guide. Kau beruntung bertemu dengannya karena dia banyak membantumu yang dengan bodohnya berani pergi ke Korea Selatan tanpa tahu apapun.
Satu tahun berikutnya, kau bertemu lagi dengan pria itu. Di acara pernikahan ibumu dan ayah saudara tirimu. Momen yang lebih memalukan lagi dibandingkan pertemuan pertama kalian. Tapi, di sini, entah mengapa kalian bisa lebih santai satu sama lain. Kau seperti tidak punya hal yang bisa disembunyikan lagi darinya.
Lama tidak dengar kabarnya, kau benar-benar terkejut ketika tanpa sengaja justru bertemu dengannya di LA. Untuk pertama kali, kalian bertemu di sana! Di kampung halaman kalian berdua! Sepertinya dia sedang bersenang-senang, with the boys, karena mereka punya jadwal konser di LA. Dia hanya menyapamu sekilas karena sesungguhnya ia sedang membuat something like video for his fans, I dunno. Dia mengajakmu untuk bertemu dengannya esok hari, and you said yes.
Di esok hari, kalian menghabiskan empat jam mengobrol banyak hal di suatu kafe. Hanya kalian berdua, tanpa ada teman-temannya. Sebenarnya, di pertemuan itu, dia lebih banyak bicara mengenai keadaan saudara tirimu yang masih mengalami masa-masa sulit di Seoul paska pernikahan kedua orang tuamu. Yeah, bahkan hubunganmu dan saudara tirimu masih belum membaik juga pada saat itu. Kau hanya duduk diam mendengarkannya, dengan sedikit iri karena saudara tirimu punya seseorang yang benar-benar peduli padanya, like him.
And... the next day, kalian bertemu lagi di penerbangan yang sama yang akan membawa kalian ke New York. Setelah kuingat-ingat, I got goose bumps. Kebetulan yang entah sudah keberapa kalinya. Akhirnya dia memperkenalkanmu pada member lainnya.
Selepas dari kejadian di LA itu, aku jarang mendapat kabar darinya lagi. Kami sibuk dengan kegiatan masing-masing. Bahkan kau sempat berkencan dengan beberapa pria saat itu. Kehidupanmu benar-benar liar.
Hubunganmu dan saudara tirimu membaik. Kau memutuskan untuk berlibur ke negara itu. Setelah sekian lama, akhirnya kau kembali menginjakkan kakimu lagi di tanah Asia! Kau dan pria itu bertemu lagi karena saudara tirimu mengundangnya. Double date, she said. Yang penting dia senang.
Setelah acara itu, pria yang saat ini berhasil membuatku gila, selalu mengabari jika dia akan pergi ke LA ataupun NY. Pernah suatu kali, kau sampai mengambil cuti dari pekerjaanmu dan terbang kembali ke LA karena dia sedang berada di sana. You were insane!
Ah, I wrote a lot about him unconsciously... More than one page!
Okay, sebagai penutupan tentangnya, aku beri tahu kau bahwa kalian baru memutuskan untuk berkencan mulai tiga bulan yang lalu. He gave you roses! Such a romanticist! But, kau jadi menangis dan bersin-bersin karenanya.
Tolong ingat wajah paniknya ketika kau memberi tahu bahwa kau alergi serbuk bunga, haha...
Gosh, you are really fall for him, innocent boy who treasured you in his life...
And... because I wrote an essay bout him (right now), aku jadi tambah cemas dengan hari esok. Kalau pakai bahasa ibunya, aku akan berteriak, eottokae?!
Ah, I want to remind you. Apapun yang terjadi di masa depan, in your recent life, aku akan mengatakan bahwa kau harus bersyukur atas kehidupanmu saat ini. He brought you a life. Dia mengubah hidupmu menjadi lebih baik, I wish. Percayalah, apa pun yang akan kalian berdua hadapi di masa depan, dia adalah pria baik yang menjagamu dengan tulus. Berjuanglah atas apapun yang akan terjadi.
Bahkan, hingga saat ini, aku masih tidak percaya. He is too good to be real. I don't deserve him. Tapi, aku akan berusaha sebaik mungkin untuknya. Untuk kami.
At the end, good luck for you and your life!
With love,
Victoria White, 28 years old
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top