Breakfast

Hyesung membuka matanya dengan berat. Ia memegangi kepalanya yang sakit. Hyesung merubah posisi berbaringnya menjadi duduk. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia melihat Sinkyung eonni yang masih terlelap di kasur satunya.  Gadis itu kemudian ingat bahwa dirinya sedang berada di Yokohama. Matanya menangkap tas-tas belanjaannya yang berjejer rapi di dekat kaki dipan.

Hyesung mencoba menggali ingatan terakhirnya sebelum black out. Setelah selesai berbelanja, ia membeli beberapa kaleng bir. Entah mengapa saat itu dirinya sedang ingin minum minuman beralkohol. Kemudian saat sedang susah payah membawa seluruh barang belanjaannya seorang diri, ia baru sadar bahwa pemandangan lampu taman di hotel itu sangat indah saat hari mulai gelap. Maka ia berbelok dan menuju salah satu bangku taman. Ia menikmati me time-nya sampai Joshua datang bergabung.

Mungkin Joshua juga yang membawanya ke kamar semalam, pikir Hyesung.

Hyesung mencari-cari ponsel di dalam tas tangan mungil miliknya. Ia melihat layarnya. Pukul 05.00. Walaupun hangover, jam biologis tubuhnya sungguh sulit berubah. Di Korea ia selalu bangun lebih pagi agar dapat berolahraga barang setengah jam sebelum bersiap-siap berangkat ke kantor. Pagi ini pun demikian.

Ia membuka-buka kantong belanjaannya. Dengan telaten, ia mulai menyusun isinya ke dalam koper kosong yang juga baru dibelinya kemarin. Setelah selesai Hyesung berlalu ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian olahraga. Sebelum berangkat jogging, tak lupa ia membawa serta earphone dan ponselnya. Obat dari hangover-nya adalah tidur cukup dan menghirup udara segar. Ia siap untuk memulai hari.

---

Minghao, Vernon, Wonwoo, dan Soonyoung masuk ke restorasi hotel. Jam satu siang nanti mereka akan mengadakan fansign pertama mereka di Yokohama. Maka pagi ini mereka harus segera bersiap-siap. Belum lagi giliran antre make up dan hair do. Memiliki tiga belas member itu berarti antrian akan makin mengular.

Mereka sibuk melihat-lihat menu buffet yang disediakan penginapan. Ada berbagai macam jenis masakan yang terhidang. Mulai dari menu western hingga makanan lokal dari Jepang. Vernon mengambil beberapa menu sekaligus. Setelahnya, ia duduk bergabung bersama member lain di sebuah meja bundar dengan enam kursi. Mereka fokus makan tanpa bersuara. Keempatnya masih belum sepenuhnya terbangun. Mereka langsung menuju restorasi begitu bangun tidur karena teman sekamar mereka memakai kamar mandi untuk membersihkan diri.

Disaat yang sama, Hyesung baru selesai lari pagi. Ia masuk ke toilet yang berada di lobby hotel untuk mencuci wajah dan tangannya. Gadis itu langsung menuju ruang makan, mencari air mineral. Ia melihat rombongan member Seventeen yang sedang sarapan sambil terkantuk-kantuk dan menghampirinya.

"Annyeong!"  Vernon, Minghao, Wonwoo, dan Soonyoung mengangkat wajah mereka dari piring. Mereka melihat wajah merona Hyesung. Hyesung menarik kursi disebelah Soonyoung yang kosong.

"Habis lari pagi? Di pagi sedingin ini?" Tanya Wonwoo.

"Iya, untuk menghilangkan hangover," balas Hyesung. Ia menghabiskan isi gelas air mineralnya.

"Jangan dekat-dekat denganku. Kau bau keringat." Ucap Soonyoung bercanda.

Hyesung mengerucutkan bibir mendengarnya. Ia membaui tubuhnya sendiri. "Tidak kok. Oppa jahat!" Soonyoung tertawa melihat reaksi gadis itu. Hyesung mengalihkan tatapannya kearah Wonwoo, Vernon, dan Minghao. "Yang lain masih belum bangun?"

"Ada yang belum bangun. Ada juga yang sedang mandi."

Hyesung mengangguk-angguk mendengar jawaban Vernon. Ia melihat isi piring mereka yang tinggal separuhnya. "Wah, kalian sudah hampir selesai ya."

"Aku masih mau mengambil buah kok," jawab Minghao. Ia kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan menuju stall buah.

"Kalau begitu aku ikut gabung sarapan bersama ya," Hyesung meletakkan ponsel dan earphone-nya di atas meja, ia kemudian mulai mencari hidangan yang akan dimakannya sebagai menu sarapan.

Hyesung mengambil satu mangkuk penuh berisi salad tuna. la membawanya ke meja. Tidak hanya itu, gadis itu kembali berjalan menuju meja berisi berbagai jenis minuman, Hyesung kembali dengan dua gelas ditangannya, masing-masing berisi susu dan jus jambu.

"Kau hanya makan itu?" tanya Minghao begitu melihat makanan Hyesung.

"Tidak," Hyesung menggeleng. "Aku sedang menunggu dua butir telur rebus pesananku. Semalam aku hanya sempat makan satu bungkus onigiri, jadi pagi ini aku merasa lebih lapar dari biasanya."

"Dan hanya itu?" tanya Minghao lagi.

Hyesung tertawa kecil, "Memang kau mengharapkan aku menjawab apa?"

Minghao menggeleng, "Kau harus makan lebih banyak lagi kan sebagai cadangan tenaga untuk melakukan operasi jika hari biasa?"

"Setiap pagi menu makanku seperti ini," Hyesung mencicipi tunanya. "Sebelum masuk ke ruang operasi, biasanya aku akan makan satu potong sandwich lagi. Aku tidak punya banyak waktu untuk sarapan."

Jihoon dan Seokmin berjalan masuk ke ruang makan. Keduanya berjalan menuju meja berisi member Seventeen yang sedang mengobrol seusai menghabiskan makanannya. Jihoon sempat berhenti jalan ketika menyadari ada sosok Hyesung disana. Kesempatannya untuk kabur hilang sudah. Seokmin berteriak menyapa mereka. Otomatis orang-orang yang ada dimeja itu mengarahkan kepalanya melihat ke arah Seokmin, termasuk Jihoon. Pandangan mata gadis itu bahkan terkunci kearah Jihoon. Jihoon berdeham kecil kemudian melanjutkan langkahnya.

"Yah, kursinya kurang ya?" ucap Seokmin setelah melihat hanya ada satu kursi kosong. Ini kesempatanku, pikir Jihoon. Baru saja ia membuka mulut mengusulkan dirinya sendiri untuk duduk terpisah di meja lain, namun Vernon sudah bangkit dari kursinya.

"Duduk disini saja, hyung. Aku sudah selesai sarapan dan harus segera bersiap-siap," ucapnya. Wonwoo dan Soonyoung juga mengikutinya.

"Wah, terima kasih," ucap Seokmin. la kemudian menarik Jihoon menuju deretan meja buffet.

Kini hanya tersisa Minghao dan Hyesung berdua di meja. Dengan pelan, Hyesung menyuapkan potongan telur ke dalam mulutnya. Minghao melihat kearah Hyesung khawatir, ia kembali teringat kejadian kemarin siang. Setahu dirinya, baru Mingyu saja yang bicara dengan Hyesung lagi. Ia tidak tahu bagaimana dengan Jihoon.

Hyesung mengangkat kedua alisnya, penuh tanya. "Ada yang aneh dengan wajahku?"

"Tidak ada," jawab Minghao singkat. Ia mengalihkan pandangannya dan meminum air.

"Tenang saja," ucap Hyesung lagi. Ia seperti bisa membaca pikiran Minghao. "Tidak akan terjadi apa-apa. Aku akan bicara dengannya setelah acara fansign berakhir," Hyesung menyunggingkan senyum kecil.

Seokmin datang dan menarik kursi yang berseberangan dengan Minghao. Ia menggeser piring kotor milik Vernon yang belum diambil pelayan. Seokmin kemudian mengambil sumpit, siap memakan udon miliknya.

"Seokmin-ah, kau butuh makan lebih banyak lagi," komentar Hyesung.

Seokmin meringis. "Tentu saja aku akan makan lebih banyak dari ini. Ini hanya menu pertama, aku akan menyicipi semua makanan disini." Hyesung tersenyum kecil, puas mendengar jawabannya. 

Jihoon datang tak lama kemudian dengan piring berisi makanannya. Mereka bertiga makan dengan tenang. Minghao sendiri masih menghabiskan segelas susu yang baru saja diambilnya. Tangannya sibuk memainkan ponsel di tangan. Ia menggerutu pelan.

"Ah, saat fansign nanti pasti akan lama duduk. Aku harus membawa bantalku," gerutunya pelan.

Hyesung memandang ke arah pria itu. "Punggungmu masih sakit?"

"Tidak terlalu. Tapi dokter masih menyarankanku untuk memakainya." Minghao menaruh ponselnya di atas meja. "Merepotkan saja."

"Kau tetap harus melakukannya," ucap Hyesung, ia menyendokkan suapan terakhirnya. "Ah, Jihoon Oppa kondisimu sudah lebih baik kan?"

Jihoon mengangkat wajahnya. Ia mengangguk kaku, tak disangka Hyesung bisa bertanya dengan tenang seperti sekarang. "Jauh lebih baik."

Seokmin ikut nimbrung, "Apa hanya aku saja disini yang tidak sakit? Aku juga ingin mendapat perhatian dari dokter Han."

"Sepertinya kau sakit jiwa," jawab Minghao asal kepada teman sebayanya itu. Hal itu membuat semua orang yang ada disana tertawa.

"Annyeong, kalian sedang membicarakan apa? sepertinya seru," tanya Mingyu sambil meletakkan sebelah tangannya di bahu Minghao. Ia datang bersama Seungkwan dan Chan. Mingyu menatap pakaian olahraga Hyesung. "Hyesung-ah, kau lari pagi?"

Hyesung mengangguk. "Aku tidak malas seperti kalian yang tidak bisa bangun pagi," ucap Hyesung bercanda.

"Bukannya Noona semalam habis mabuk?" tanya Chan. Ia duduk disebelah Hyesung dan mencomot potongan ceri dari kue milik Seokmin.

Hyesung terkekeh malu. "Caraku menghilangkan hangover adalah tidur cukup dan menghirup udara segar setelahnya."

"Noona payah nih. Jisoo hyung bilang, kau sudah mabuk bahkan hanya dengan tiga kaleng bir. Noona harus berlatih kepada maknae kita yang bisa menghabiskan empat botol soju sendirian," ucap Seungkwan. Ia mendapat jitakan dari Mingyu yang berdiri di sampingnya.

Hyesung hanya tertawa. "Aku lebih sering minum kopi daripada bir atau soju," ia mengedikkan dagunya kearah makanan. "Sebaiknya kalian cepat mengambil makanan." Chan, Mingyu, dan Seungkwan menurut. Minghao juga bangkit dari duduknya untuk bersiap-siap.

Ponsel Hyesung berdering. Satu panggilan masuk. Jisung Oppa. Ia menatap Seokmin dan Jihoon sejenak.

"Angkat saja disini," ucap Jihoon seperti mengeahui apa yang akan dikatakan gadis itu. Seokmin sendiri tampak tak peduli. Ia sibuk dengan makanannya.

"Halo, Jisung Oppa," ucap Hyesung menjawab panggilan. "Yes, I am with them." Hyesung melihat ke arah Jihoon dan Seokmin bergantian.

Mingyu datang membawa makanannya. Ia duduk di kursi samping Hyesung yang kosong. Mingyu bertanya kepada Seokmin mengenai dengan siapa Hyesung menelepon. Gadis itu tampak sangat serius menyimak pembicaraan di sambungan telepon.

"You are going overboard," cemooh Hyesung. "Okay, beritahu aku jika orang suruhanmu sudah datang. Oppa hati-hati saja kesininya. Aku akan bersiap-siap." Setelah mengucapkan salam perpisahan Hyesung memutus sambungan teleponnya. Ia tampak sibuk membuka email yang berdatangan di ponselnya.

"Ada sesuatu?" tanya Mingyu. "Kau tampak serius."

Hyesung mengangguk. Ia menghabiskan jus jambunya dan berdiri. "Sepertinya aku tidak bisa ikut ke tempat fansign kalian. Semoga saja pekerjaanku selesai lebih cepat dari seharusnya. Semangat! Jangan lupa bersenang-senang!" Hyesung melambaikan tangannya dan berjalan menjauh.

Mingyu memandangi punggung gadis itu hingga menghilang dari pandangannya. Jihoon berdeham kecil. Mingyu segera tersadar. Ia kembali sibuk dengan makanan di hadapannya. Jihoon memandangi dongsaeng-nya itu sejenak. Kemudian ia berdiri untuk mengambil air minum lagi.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top