3

Sudah seminggu semenjak ia bertemu dengan Sugawara. Para anggota klub Voli juga bertanya-tanya tentang hubungannya dengan Sugawara, terutama Lev, dia yang paling kepo.

"Sugawara-kun itu mantanku" ujar (y/n) sambil menggaruk tengkuknya.

Semua orang yang ada di dalam gym pun terkejut, kecuali Kuroo yang tampak biasa saja.

"Kau pacaran dengan Sugawara-san! Sasuga (y/n)-senpai!" ucap Lev.

"Yahh.. Kami cuma teman masa kecil, kami berpacaran semenjak kelas tiga SMP sampai kelas dua SMA" kata (y/n).

"Lalu lalu, kenapa kau bisa putus dengannya?" tanya Yaku yang kali ini penasaran.

"Himitsu" ucap (y/n) sambil mengedipkan sebelah matanya.

_________

Pagi hari di hari minggu tanggal 19 Desember, (y/n) menatap malas keluar jendela, terlihat es yang menggantung di atap rumahnya dan salju yang terselip di sela-sela jendela kamarnya.

Cuaca dingin selalu membuatnya malas beraktivitas

"Besok sudah libur ya.." gumam gadis itu sambil memainkan pulpen.

"Hah, padahal aku masih ingin bermain keluar" kata (y/n) sambil mengusap kepalanya.

Tampak helaian rambut yang gugur di tangan gadis tersebut.

"Hah, gugur lagi ya.."

Tok tok

Pintu kamarnya diketuk, (y/n) segera membuang helaian rambutnya dan membukakan pintu kamarnya.

"Sudah mau pergi?" tanya gadis tersebut sambil memandangi ibunya.

"Ya, ayo cepat, Ibu tunggu di mobil" jawab Ibu nya.

(Y/n) pun segera mengambil mantel musim dingin miliknya, tak lupa dengan ponselnya.

(Y/n) pun keluar dari kamarnya dan menghampiri ibu nya yang sedari tadi menunggu di mobil.

Mobil mereka pun melaju cepat menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, (y/n) langsung dibawa ke dokter spesialis penyakit dalam.

"Yo (y/n)-chan!" ucap seorang dokter dengan ramah.

"Osu Suzuki-sensei!" (Y/n) tersenyum lebar sambil menatap dokter tersebut.

"Hari ini adalah proses kemoterapi ke empat mu, apa kau siap?" tanya Suzuki sambil tersenyum.

"Tentu saja!" jawab (y/n) dengan semangat.

"Kalau begitu nyonya, kau bisa tunggu di ruang tunggu" ucap dokter kepada ibu (y/n).

"Baiklah dokter, (y/n) ibu keluar dulu ya" kata ibunya sambil mengusap pelan kepala (y/n), lalu melenggang keluar dari ruangan.

___________

Setelah proses kemoterapi selesai, (y/n) langsung merasakan mual yang hebat.

(Y/n) langsung berlari menuju wastafel yang berada di ruangan tersebut dan memuntahkan semua isi perutnya.

"(Y/n)-chan, minum air dulu" ucap Suzuki sambil memberikam gelas berisi air.

(Y/n) langsung menerima gelas tersebut dan menghabiskan air tersebut.

"Jangan lupa minum obatnya ya, kuharap kau segera sembuh" ucap Suzuki sambil tersenyum.

(Y/n) hanya memandangi dokter cantik tersebut dengan senyuman manis.

________

"Sudah? Ayo pulang" ucap Ibunya sambil memandang (y/n) yang keluar dari ruangan tersebut.

"Okey, aku ingin bertemu dengan kasurku secepatnya" jawab (y/n) sambil menggandeng lengan ibunya.

"Tidak, sebelum itu kita akan pergi ke tempat Ayah dulu" ucap Ibunya sambil terkekeh.

Brugh

(Y/n) menyenggol seseorang.

"Gomen!" ucap (y/n) sambil membungkuk.

"Eh? (Y/n)-chan? Sedang apa kau di sini?"

Suara tersebut begitu familiar, (y/n) pun mengangkat kepalanya dan menatap orang tersebut.

"K-kuroo?"

"Ha'ik, sedang apa kau di sini?" Kuroo tersenyum padanya.

"E-etto...aku menemani ibuku untuk check up, benarkan bu?" (Y/n) menyikut pelan lengan ibunya.

"Ya kau benar, apa kau teman putriku?" Ibu (y/n) menatap Kuroo.

"Ya..seperti itulah" Kuroo menjawab canggung sembari menggaruk tengkuknya.

"A-anoo! Aku pergi dulu! Jaa nee Kuroo!" ucap (y/n) sambil beranjak pergi dan diikuti ibunya.

"Kami pergi dulu ya" ucap ibu (y/n) sambil tersenyum ramah.

Kuroo hanya melambaikan tangannya.

"Ah, aku lupa meminta kontaknya" gumam Kuroo sambil memandangi (y/n) yang berlari kecil di lorong rumah sakit.

_____________

"Ayah, apa kabar? Pastinya baik kan? Huh, Onii-san selalu sibuk dengan pekerjaannya di Osaka, dan dia jarang mengunjungi Ibu dan aku," ucap (y/n) sambil menatap sebuah batu nisan.

"Oh ya, aku hari ini menjalani kemoterapi ke empat, hahh dokter yang merawatku juga cantik dan baik" gadis itu tersenyum tipis.

"Aku rindu Ayah"

(Y/n) pun berdiri dan memeluk ibunya, air matanya mengalir.

"(Y/n) semoga kau cepat sembuh, Ibu tak mau kehilangan orang yang berharga lagi" ujar ibunya sambil memeluk erat (y/n).

Mereka pun pergi dari makam tersebut dan pulang ke rumahnya.
____________

Malam harinya, (y/n) tengah berjalan sendirian di taman, menikmati setiap salju yang turun.

Sesekali ia memandang ke arah langit dan menatap rembulan yang bersinar terang.

"Hah, suatu saat nanti aku ingin sekali berjalan berdua disini bersamanya" ucap (y/n) dengan suara yang nyaring.

__________

Di sisi lain, Kuroo kini tengah berjalan di sebuah taman, sambil memegang payungnya ia menatap sekeliling taman tersebut.

"Sepi, wajar sih, udah malam juga" gumam Kuroo.

"Hah, suatu saat nanti aku ingin sekali berjalan berdua disini bersamanya"

Saat mendengar kalimat tersebut, Kuroo langsung tahu siapa pemilik suara cempreng tersebut.

Kuroo pun mencari sumber suara tersebut dan mendapati (y/n) yang tengah tersenyum gembira sambil menari-nari di tengah hujan salju.

Rambut (h/c) miliknya yang tergerai dan kulit pucat miliknya membuatnya tampak indah.

Kuroo yang memandangi hal tersebut hanya tersenyum sambil merogoh ponselnya. Ia pun memutuskan untuk memotret (y/n) dengan ponselnya.

Setelah selesai memotretnya, Kuroo langsung memanggil (y/n).

"(Y/n)-chan sedang apa kau malam-malam di sini?"

(Y/n) pun tersentak dan memandangi Kuroo.

"K-kuroo?!"

"Ya ini aku" jawab Kuroo sambil terkekeh pelan.

"Kau sedang apa di sini?" tanya (y/n) sambil menggaruk tengkuknya.

"Cuma jalan-jalan sebentar" jawab Kuroo sambil berjalan mendekati (y/n).

"Oh begitu ya, kalau aku memang sengaja ingin bermain salju" jawab (y/n) dengan cengiran khas miliknya.

Saat memandangi (y/n), Kuroo langsung teringat ucapan (y/n) seminggu yang lalu.

"Nee.. (y/n)-chan, apa benar kau menyukaiku?" tanya Kuroo sambil menatap serius.

"Emm iya aku menyukai Kuroo, kenapa?" (Y/n) menjawab dengan santainya sambil memasang muka polos.

Kuroo terdiam, terlihat semburat merah di wajahnya saat ini.

"Eh? Kuroo? Kenapa wajahmu memerah? Kau demam?" (Y/n) menatap polos Kuroo.

Kuroo pun langsung mengambil tangan (y/n) dan menggenggamnya.

"Nee (y/n)-chan, apa kau tertarik untuk pacaran denganku?" Kuroo menatap (y/n).

(Y/n) terdiam sambil melongo dan menatap Kuroo.

"Ha'ik?"

"Apa kau tertarik pacaran denganku?"

TBC


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top