23. Rasanya Masih Sama


Mendung masih bergelayut manja di ujung mataku. Ucapan Kasih bak tsunami yang menghantam dada, menghancurkan kesabaran yang berusaha kubangun, serta menggulung kepercayaan yang kusematkan pada hati Gala. Semalaman aku tidak keluar kamar. Berdalih vertigoku kambuh, Gala akhirnya berhenti memaksaku makan malam bersama di luar.

Air mata mengalir begitu deras manakala deru mobil Gala semakin menjauh. Mereka pergi. Tanpaku.

P

art dihapus sebagian.
Maaf.
~o0o~

Maaf, ya .... Segini dulu. Kuusahakan lebih rajin up.

Ketcup manjah dari Babang Gala.

Bedewe, kukangen sama Babang Ardi. Kalian tidak, kah? 😂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top