BAB 7 ~ Rona merah
"Jangan bersedih,
hidup setiap orang itu berfariasi.
Ada yang harus menerima
terjangan ombak, namun berusaha menaklukkannya.
Ada juga yang hanya terkena cipratannya, sudah putus asa."
-Ajensae-
"Surat Cinta Berbalut Doa"
"Aduh pelan pelan dong motongnya, berserakan kemana mana tuh. Nanti yang kepotong bukan hanya sayurnya, tapi tanganmu juga ikut kepotong," keluh Abu kepada Sarah yang sedang memotong beberapa bahan makanan.
"Iya iya kak, ngak usah terlalu khawatir gitu. Gini gini aku jago loh," ketus Sarah tidak mau kalah.
"Jago darimana? Kemarin aja masak tempe kegosongan, bikin sayur keasinan, bahkan goreng ikan seperti mau perang, bawa temeng segala." Abu tertawa geli saat memikirkan tingkah Sarah setiap kali menyiapkan makanan.
"Minyak gorengnya lompat lompat saat aku goreng ikan. Kan jadi takut kalau minyak gorengnya kena keaku waktu itu," balas Sarah dengan ekspresi wajah kesal.
"Sudah sudah, biar mbok aja yang lanjutin ya Sarah, kamu cuci tomat aja ya!" ucap Mbok juliah yang segera mengambil pisau dari tangan Sarah.
"Biarin, Kak Abu jahil!" ledek Sarah kepada Abu sambil mengambil tempat yang berisikan tomat merah yang segar dan meninggalkan Abu yang sedang sibuk mengupas bawang putih.
Setelah sampai disungai, Sarah mengambil air dan segera mencuci tomatnya. Dengan sangat teliti Sarah mempoles setiap sisi tomat, dan berusaha tidak mengacaukan pekerjaan yang satu ini. Agar ia tidak lagi ditertawakan oleh Abu.
"Serius amat neng, mau dibantuin?" tanya seseorang dari belakang Sarah.
Penasaran dengan siapa yang menawarkan bantuan kepadanya, Sarah segera menoleh kebelakang.
"Eh Faizul, ngak usah bentar lagi juga selesai tinggal membilasnya satu kali lagi," ucap Sarah membersihkan kembali tomat tomatnya.
"Oh, padahal aku ingin membantu," ujar Faizul seraya duduk diatas hamparan hijau dedaunan.
"Aku lihat lihat kau akhrab sekali ya, dengan anak yang bernama Abu itu." Tiba tiba Faizul melontarkan kata kata tersebut.
"Kak Abu maksudmu? Iya dia anak yang baik walaupun terkadang membuatku kesal. Kapan kapan aku akan mengenalkanmu kepadanya," ujar Sarah seraya berdiri setelah menyelesaikan pekerjaan.
"Aku duluan ya Faizul, aku tidak mau dimarahi Kak Abu lagi karena terlambat memberikan tomat ini, Assalamualaikum," pamit Sarah segera kembali dan meninggalkan sungai.
"Walaikumussalam." Hanya itu yang Faizul ucapkan, dengan memandang punggung gadis berkerudung jingga yang menjadi lawan bicaranya tadi.
Faizul adalah teman sekelas Sarah. Ia adalah murid yang pintar, cekatan, dan amanah. Bahkan banyak orang yang mempercayainya sehingga membuat Faizul terpilih menjadi ketua kelas. Tidak jauh berbeda dengan Sarah. Berkat kebijaksanaan dan kecerdikan Sarah menjadi wakil ketua, jadi tidak heran bahwa Sarah juga dekat dengan Faizul.
Belajar bersama, dan berdiskusi tentang program sekolah adalah salah satu kegiatan mereka bersama para pengurus kelas lainnya.
"Bukan gitu Sarah, kata Bu Suli besok kita harus mengumpulkan ini." tangan Faizul menggambil sebuah kertas yang berisikan daftar barang barang yang akan dibawa untuk lomba 17 agustus di sekolah mereka.
"Benar kok, bola yang kuning dikardus nomer 1 dan bola merah dikardus nomer 2," pembelaan Sarah.
"Iya, bola warna kuning jumlahnya banyak dan kardus nomer 1 lebih besar, sedangkan bola warna merah jumlahnya sedikit jadi cocok untuk kardus nomer 2 yang lebih kecil," ujar Asma sebagai bendahara 2 sependapat dengan Sarah
"Tertulis dikertas ini kardus nomer 2 untuk bola kuning dan kardus nomer 1 untuk bola merah," ucap Faizul menjelaskan kepada Sarah dan Asma yang keras kepala.
"Kita disuruh melakukan apa yang ditulis dikertas yang diberikan Bu Suli ini. Nanti kita tambahkan kardus untuk bola yang lebih banyak." Ilham selaku bendahara 1 pun angat bicara.
"Aduh, kalian ini. Sini mana kertas dan kardusnya biar aku yang ngerjain, memangnya apa yang susah?" tiba tiba Fatma sekertaris kelas memotong perdebatan antar kubu Faizul dan kubu Sarah.
Sarah mungkin bijaksana namun terkadang juga keras kepala. Begitupun dengan Faizul yang amanah hingga membuatnya kuat atas pendapat sendiri. Setiap manusia tidak ada yang sempurna.
***
"Jangan lari Sarah, nanti jatuh tomat tomatnya," teriak Abu melihat Sarah yang berlari kearahnya.
"Akhirnya sampai." terdengar suara nafas Sarah yang tidak beraturan,dan segera Sarah taruh tomat tomat itu.
"Padahal sungai kan hanya dekat sini," ejek Abu lagi
"Aduh, Kak Abu ini ya. Bukannya terima kasih malah Sarah diejek lagi," ucap Sarah memanyungkan bibirnya.
"Hehehe, aku cuma bercanda. Kamu tambah lucu kalau begini," ucap Abu perlahan meninggalkan Sarah ditempat. Sukses membuat pipi Sarah berwarna merah merona.
"Kak abu, mau kemana? " ucap Sarah yang masih menundukkan kepalanya.
Mendengar panggilan tersebut Abu pun menoleh "Ada yang perlu aku cari."
Tidak ada balasan dari Sarah, namun perasaan hatinya penasaran tentang apa yang Abu cari. Tapi raganya hanya terdiam, seolah olah terperangkap dalam ruang kebisuan lagi.
🍁 ☀ 🍁
Assalamualaikum
Akhi ya ukhti
Gimana kagen ngak sama Abu dan Sarah?
Pingin kenalan dengan Faizul lebih dekat?
Sabar, ditunggu aja chapter berikutnya ya
Jangan lupa vote, komen, dan share ya
Semoga bermanfaat
Jazzakumullah ya khair 🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top