Prolog
Ia tengah memandang ke bawah. Dahinya mengerut saat melihat ke sungai yang mengalir tenang di bawah sana. Perasaan hati yang gelisah itu, membuatnya ingin segera menaiki pagar pembatas. Ia mulai menaiki pagar pembatas jembatan.
Berdiri di atas pagar Jembatan Merah, gadis itu memandang aliran sungai tenang di bawah sana yang sedikit keruh. Pantulan wajahnya tergambar samar di permukaan air sungai. Ia masih berdiam diri seolah masih meyakinkan diri. Rasa sakit yang dilaluinya membawa kemari. Penderitaan itu berharap akan berakhir malam ini. Angin berhembus menyibak rambut hitam gadis itu. Perlahan ia memejamkan mata. Tubuhnya perlahan mulai melenting, jatuh ke bawah sana. Ceburan terdengar dalam kesunyian, tetapi tak ada satu pun yang menyadari seorang gadis melompat.
Sembari tenggelam, sesak napas yang mendalam mulai menjalar. Seluruh air mulai memasuki rongga hidung dan mulut hingga memenuhi paru-paru. Mata sedikit terbuka, memandang siluet bulan purnama Pandangannya mulai kabur sekejap menjadi hitam semua.
Dunia juga tidak peduli denganku, lantas untuk apa aku hidup? Tubuhnya perlahan tenggelam, terus ditarik hingga ke dasar sungai. Berharap tak ditemukan oleh siapa pun atau ditolong. Perasaan sakit dan sesak itu kian sirna bersama segalanya yang membuat terluka. Keajaiban yang tak diharapkan itu tiba-tiba muncul, sebuah cahaya berwarna biru perlahan mulai menyelimuti gadis itu. Tengah tenggelam di dasar sungai yang gelap tanpa harapan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top