THE 3RD FLOOR
"Selamat datang di lantai tiga benteng Indomaretku! Kalian adalah orang pertama yang berhasil menerobos sampai sejauh ini. Heh, memang tak diragukan dari hasil ciptaanku."
James William menatap tiga sejoli di hadapannya sambil tersenyum lebar, kedua tangannya direntangkan, suaranya lantang menunjukkan dominasi yang kuat. Ketiga sejoli itu mengernyit, mereka diserang rasa deja'vu yang kuat saat menatap langsung wajah James William. Kali ini diikuti perasaan waspada dan insting bahaya, membuat ketiganya tidak bisa mengontrol ekspresi mereka yang berubah-ubah.
James William tanpa melunturkan senyumnya lanjut berkata, "Sejak awal kalian salah paham. Kondisi kalian saat ini adalah efek samping dari kekuatan di dalam tubuh kalian. Mau bagaimanapun, selama kekuatan itu bersemayam di dalam tubuh kalian, maka efek sampingnya tidak akan hilang ...,"
Bayu, Jo, dan Syeila baru saja pulih dari deja'vu, kemudian menatap James William terdiam. Tidak sulit untuk menebak bahwa amnesia mereka berhubungan dengan kekuatan di dalam tubuhnya, tapi untuk mengetahui bahwa keadaan mereka adalah efek samping dari kekuatannya ....
"Oh, jangan bilang kami harus mati dulu untuk bebas dari amnesia ini!" sembur Jo penuh emosi, ia sudah terlalu lama memendam rasa frustasinya.
Ujung mulut James William berkedut, ia baru mau melanjutkan penjelasannya tapi dipotong oleh Jo.
"Aku tidak bilang begitu ...,"
"Lalu apa maksudmu?"
Mendengar lawan bicaranya yang terlanjur emosi, James William mengedikan bahu tak acuh. "Amnesia kalian memang tidak bisa disembuhkan secara permanen, sama seperti sel kanker. Tapi, bukan berarti tidak bisa dijinakkan. Aku sudah membuat serumnya sejak lama."
"Kau memberitahu kami informasi ini ... kau tidak berniat memberikan serum itu secara percuma, bukan?" tanya Bayu, ekspresi curiga terpancar di wajahnya.
"Ha! Tentu saja tidak. Tidak ada yang gratis di dunia ini! Aku hanya akan memberikan kalian penawarnya dengan satu syarat." James William mengangkat telunjuknya di samping wajah. "Aku ingin kalian membiarkanku pergi. Kalian bisa menutup mata dan telinga, bilang pada pria itu bahwa aku berhasil kabur. Aku tahu dialah yang menyuruh kalian untuk menangkapku sebagai bayaran dari informasi yang diberikan.
"Tapi, dia tidak bisa protes jika kalian gagal, bukan? Karena dia tidak bisa menjamin kesuksesan kalian sejak awal. Toh, kalian mendapatkan penawarnya, meski dia menyitanya, Katie bisa memberitahu kalian lokasi laboratorium rahasiaku. Di sana tersedia segala hal yang kalian butuhkan."
Ketiga sejoli itu terdiam, mereka tidak mengira James William akan membuka negosiasi. Sikap James William menunjukkan seberapa krisis keadaannya saat ini, karena ia memberikan syarat negosiasi yang terlihat menguntungkan kedua belah pihak.
Memang syaratnya terdengar menggiurkan, mereka tidak perlu repot-repot bertarung dan bisa mendapatkan penawar yang selama ini mereka cari. Dan James William bisa kabur sesuai keinginannya.
Happy End!
Tapi, apakah akhirnya sesimpel itu? Tentu saja tidak!
Ketiga sejoli itu sadar. Baik James William maupun Su, keduanya mengetahui identitas mereka melebihi mereka sendiri. Dan setelah berbicara dengan Su, mereka menebak semua ini berhubungan dengan kejadian tiga tahun lalu, saat mereka kabur dari tempat eksperimen.
Selama tiga tahun terakhir, kehidupan mereka terbilang damai. Terlalu damai untuk kelinci percobaan yang kabur. Kenapa tidak ada yang mengejar dan menangkap mereka selama ini?
Awalnya mereka pikir karena mereka berhasil menyembunyikan diri dengan baik. Sampai Su datang. Membuat mereka curiga dan berspekulasi.
Bagaimana jika selama ini mereka diawasi? Mungkin ada alasan yang tidak mereka ingat atau ketahui kenapa mereka dibiarkan lepas selama tiga tahun terakhir.
Mungkin alasan itu berhubungan dengan James William, karena pria itu mengaku sebagai orang yang menciptakan mereka.
Jika spekulasi mereka benar. Maka setelah James William kabur--tidak, kalaupun James William berhasil diserahkan pada Su, kemungkinan besar mereka bertigalah yang akan menjadi sasaran selanjutnya. Jika mereka bertiga ditangkap, tidak sulit untuk menebak bahwa mereka akan dikembalikan ke ruang eksperimen itu lagi.
Alarm tanda bahaya menyala dalam kepala mereka, menyadari seberapa krisis keadaan mereka saat ini. Seperti telur yang berdiri di ujung tanduk. Apa pun keputusan mereka, semuanya akan mengarah pada bad ending.
Meski mereka adalah hasil ciptaan James William, tetapi pria itu nampak tak peduli, bahkan hendak membunuh mereka jika menghalanginya. Ketiga sejoli itu tidak bisa memercayai negosiasi ini sama-sekali, mereka juga tidak bisa memastikan laboratorium rahasia tersebut benar-benar ada.
Bayu, Jo, dan Syeila saling lirik. Jika maju kena dan mundur kena, ketiga sejoli itu memilih untuk terus menerobos maju!
"Apa jaminan kalau kau tidak berbohong?" tanya Bayu.
James William menggertakkan gigi, ia tahu negosiasi ini terlalu rapuh, dan ia tidak punya waktu untuk memberikan bukti. "Jaminan? Bukankah kalian percaya aku memiliki penawarnya? Kenapa tiba-tiba ragu?"
Melihat ekspresi ketiganya yang menyadari kebodohan dari pertanyaan mereka sendiri, James William merentangkan sebelah tangannya ke depan. Ia benar-benar kehabisan waktu. Fokus utama James William saat ini adalah mencari kesempatan untuk melarikan diri lalu menghilangkan bukti keberadaannya.
"Lupakan saja. Kalian sudah tidak bernilai bagiku. Negosiasi ini sia-sia. Sekarang, enyahlah dari hadapanku!"
Di bagian kanan dan kiri panggung, turunlah Dragon of Gluttony dan Gelidora entah dari mana. Saat kaki mereka menginjak tanah, pijakan mereka terasa bergetar. Bayu, Jo, dan Syeila segera memasang posisi bertarung.
"James!" seru Bayu saat melihat pria itu berbalik badan pergi.
Sedangkan mereka bertiga tidak bisa ke mana-mana karena dihadang oleh dua monster ini. Terlebih mereka mendengar suara ledakan beruntun dari berbagai arah, kanan dan kiri, atas dan bawah, jauh dan dekat, menyadari bahwa tempat ini akan segera hancur. Jika mereka tidak berhasil mengalahkan dua bos lalu keluar dari sini, maka mereka akan terkubur hidup-hidup.
Bayu sudah berubah menjadi beruang saat Gelidora menyerang dengan tombak es, disusul Dragon of Gluttony yang menembakkan panah sihir berwarna-warni, Syeila sudah siaga, mengubah panah-panah itu menjadi permen. Jo membelah diri menjadi enam belas, jumlah maksimal bayangannya, mengalihkan perhatian dan memberikan bleeding karena mendapatkan chance yang lebih besar.
Mereka bertarung selama lima belas menit sekaligus bergelut dengan waktu. Selama itu juga ketiganya bergantian mengalami amnesia, membuat mereka terpojok.
Di momen ini entah kenapa membuat mereka merasakan deja'vu. Bukan deja'vu biasa, kali ini mereka ingat tiga tahun lalu mereka ada si posisi serupa.
Terjebak di antah-berantah dan hendak kabur dari tempat ini.
※※※
James William di salah satu dari sekian ruangannya, melapisi tubuhnya dengan jubah berwarna hitam. Saat ia menutup kepalanya dengan tudung, tiba-tiba tubuhnya menjadi transparan dan hilang dari mata telanjang.
Katie Holmes melayang di sampingnya memakai jubah serupa, tubuhnya juga ikut menghilang.
Keduanya keluar dari Benteng Indomaret, saat itu langit sudah gelap, James William dan Katie Holmes berjalan menuju gang sempit. Setelah memastikan tidak ada siapapun di dekat mereka, tubuh James William dan Katie Holmes kembali terlihat, kemudian James William mengangkat tangan kanannya yang terpasang arloji dengan layar sentuh. Ia menunduk menatap jam arlojinya, dengan gesit mengotak-atik layar sentuh yang menampilkan susunan kalimat dan angka rumit.
Tak lama, James William kembali menurunkan tangannya mendongak, memastikan tidak ada yang mengawasinya sekarang. Meski teknologi Katie Holmes sudah sangat canggih dan tidak mendeteksi keberadaan siapa pun di dekat mereka, tapi James William tetap paranoid.
Tiga detik setelah James William menurunkan tangannya, tubuh James William dan Katie Holmes segera bersinar dan dalam sekejap kembali lenyap.
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top