[24] Bakat Seorang Gadis
Hari ini (Name) tidak bisa keluar sekolah dengan santai. Pasalnya sebisa mungkin dia harus menghindari untuk berpapasan dengan Aizawa-sensei, atau seluruh kehidupan remajanya akan terancam.
(Name) memilih tidak turun gedung dengan lift. Dia memakai tangga darurat dan turun dengan hati-hati. (Name) harap dia punya cara lain untuk kembali ke asrama sebelum pukul lima sore. Masalahnya, dia cuma tahu satu gerbang keluar masuk U.A dan dia tidak membawa denah super besar yang diberikan Ojiro tempo hari.
Kenapa semakin hari hidupnya semakin sulit. Kemana semua keberuntungannya coba? Apakah gedung sekolah U.A mempunyai bakat untuk menyedot keberuntungannya? Atau (Name) saja yang terlalu ceroboh?
Di tangga darurat terdapat jendela yang menampilkan sebuah lapangan kosong di depan gedung tunggal yang kelihatannya sangat sepi. (Name) pun merapat ke jendela dan melihat sesuatu yang membuatnya tersenyum sumringah.
Di ujung lapangan tersebut ada gerbang kecil. Sepertinya gerbang itu menuju hutan atau sisi lain U.A. Kalaupun dia tidak sampai ke asrama setidaknya (Name) bisa bersembunyi di sana untuk beberapa waktu.
Yang terpenting, identitas (Name) tidak sampai berubah menjadi dokumen negara. Gadis itu pun dengan cepat menuruni tangga. Seingatnya belum sepuluh menit bel tanda jam sekolah berakhir berbunyi, namun gedung ini seketika kosong. (Name) sih tidak masalah. Hal ini akan membuat pekerjaannya lebih mudah.
Gadis itu pun berlari ke arah gerbang sekunder sekolah itu. Sebelum dia mencapai lapangan kosong tersebut, lebih dulu (Name) harus menyapa gedung tunggal. Gedung itu tidak lebih tinggi dari gedung utama. Desainnya kurang lebih sama, namun gedung ini sedikit mencekam. Apalagi terdapat beberapa rongsokan di sudut bangunannya. Gedung ini sama sekali tidak mencerminkan kemewahan U.A.
Karena lelah berlari (Name) pun berjalan santai namun tetap was-was. Kemerdekaannya terasa semakin dekat saat dia menapak di lapangan kosong tersebut. Energinya terasa seperti kembali terisi. Dia pun berlari menuju gerbang kecil tersebut sampai sesuatu terasa seperti memecut betisnya, membuat gadis bar-bar itu tersungkur.
"Sialan!"
"Objek (Surename)(Name) telah memasuki arena tes." Suara robotik terdengar nyaring, tetapi (Name) tidak bisa menemukan sumbernya. Dia juga berdiri dan mengecek keadaan sekeliling, namun tidak menemukan apa pun. Jadi barusan, apa yang membuatnya terjatuh?
Tak beberapa lama tanah pijakannya seperti bergetar, kemudian berangsur-angsur muncul banyak pilar tinggi dari bawah tanah sedang di keempat sisi lapangan dinding yang cukup tebal tumbuh kokoh.
(Name) yang panik segera berlari menjauhi lapangan, namun sepertinya tanah ini sedang dikendalikan. Kaki (Name) pun tertahan oleh sebuah rantai batu yang secara tiba-tiba muncul dari bawah.
(Name) segera menunduk dan melepaskan sepatu beserta kaos kakinya. Hatinya bergumam, "naikkan kadar air pada tanah, 50 persen." Setelahnya tanah lapang berubah lembek dan becek. Rantai itu pun ikut melembek. (Name) dengan cekatan mengeluarkan kakinya dan kembali berlari.
Dia tidak bisa ke mana-mana karena telah terkurung. Akan tetapi dia harus menghindari banyak sekali rintangan yang tiba-tiba datang dari arah mana saja. (Name) melakukan banyak manuver untuk selamat dari bongkahan batu yang akan menghantam kepalanya.
"Siapa sih yang menantangku begini? Keluar! Jangan seperti pengecut!" geram (Name). Gadis itu segera melepas sepatunya yang lain dan mengambil posisi kuda-kuda.
Pasti ada seseorang dengan quirk yang cukup hebat sampai bisa mengendalikan tanah lapang yang cukup luas ini. Namun, sejak (Name) terkurung pandangannya terbatas dan seperti seseorang yang sedang mengendalikan permainan menjijikkan ini ada di sisi lain dinding.
(Name) mengatur napasnya. "Aku hanya harus mendekati salah satu dinding dan melihat siapa orang yang berani mengajakku bertengkar."
Gadis itu kembali berlari. Dia melompat cukup tinggi ketika panah dari semen lewat bertubi-tubi dari sisi kirinya. (Name) berbalik sedikit dan menendang salah satu anak panah sambil mengucapkan mantra ajaibnya.
"Tingkatkan kecepatan dan kekerasan panah, 200 persen!" Salah satu panah itu mendarat ke sembarang arah dan berhasil membuat salah satu sisi dinding bolong. (Name) bisa lihat baru saja, ada seseorang yang lewat.
Setelahnya panah batu tidak lagi bermunculan dan suara robotik kembali terdengar. "Objek (Surename)(Name) berhasil lolos uji tes pertama. Persiapan ujian tes kedua telah selesai. Ujian akan dilakukan dalam hitungan 5, 4 ...."
(Name) berdecih. Rupanya memang dia dijebak dan berujung mengikuti tes pemeriksaan bakat. Kata Yaoyorozu tesnya sederhana. Sederhana dari mananya? Setengah bajunya sudah basah oleh keringat. Apa (Name) pukul saja anak itu malam-malam?
Setelah suara robotik itu menyelesaikan hitungan mundurnya, struktur lapangan kembali berubah. Kali ini dinding pembatas semakin merapat maju dan terdapat banyak lubang seukuran tutup botol. (Name) yakin si pembuat penjara ini sedang mengatur sekat sehingga seseorang bisa bersembunyi di balik lubang-lubang kecil itu untuk mengetes sekaligus menilai (Name).
(Name) tidak peduli. Tetapi sampai wajah cantiknya rusak dan jam makan malamnya lewat, dia akan marah besar. Tak lama seseorang muncul dari balik dinding seperti hantu. (Name) tahu betul itu siapa.
"Pahlawan Ectoplasm?" (Name) mengendurkan kuda-kudanya.
Orang itu menjawab, "Maaf (Name) tesnya tiba-tiba begini. Karena kau pasti berniat kabur. Ngomong-ngomong tes kedua ini adalah yang terakhir."
Setelah mengatakan itu, Ectoplasm melesat ke arah (Name) dan hendak melayangkan tendangannya. (Name) saat itu mengendurkan kuda-kudanya. Dia agak telat menunduk dan bahunya terkena imbas tendangan. (Name) mundur beberapa langkah.
"Keluarkan kekuatanmu (Name). Aku tahu kau lebih dari sekedar ini. Jackyline bercerita banyak soal betapa hebatnya dirimu." Ectoplasm mengeluarkan satu kloningnya. Sekarang pertarungan menjadi tidak adil. Dua lawan satu.
"Almarhum Pahlawan Jackyline. Aku berhutang banyak padanya. Sampai dia memujiku begitu aku harus melakukan yang terbaik, deh. Merepotkan!" (Name) tidak lagi ceroboh. Sambil mengikat rambutnya gadis itu melompat dan menendang tubuh asli Ectoplasm.
Dia sama sekali tidak tertarik dengan kloning palsu.
Ectoplasm menghindar. "Bagaimana bisa kau melakukan tendangan berbahaya begitu sedangkan tanganmu tidak menjaga keseimbangan?"
"Karena aku keren!" jawab (Name). Gadis itu mendekati Ectoplasm dan melakukan beberapa teknik beladiri mulai dari tinju, pukulan, tendangan, dan style bertahan yang berbeda.
"Kau terlalu meremehkan kloninganku ya (Name). Aku itu tipe pahlawan yang menang karena jumlah." Ditahannya tinju (Name) yang sebenarnya cukup kuat. Tak beberapa lama kloningan Ectoplasm sebanyak hampir dua puluh muncul di mana-mana.
(Name) tidak lagi bisa tersenyum sombong. Tesnya semakin berat dan (Name) benci keroyokan. Tetapi sebenarnya hari ini sangat menyenangkan.
"Apa yang harus aku lakukan untuk lulus tes?" tanya (Name).
"Menghabisi seluruh kloninganku," jawab Ectoplasm.
"Itu sih mudah!" seru (Name) penuh semangat. Dia pun kembali bertarung di arena khusus itu. Gaya yang ditunjukkan (Name) dalam seni bela diri sangat indah. Itu seperti dia tidak sedang melukai seseorang, tetapi sedang melakukan pertunjukan balet.
Meski begitu, tes dari U.A tidak pernah mudah dan kloning Ectoplasm tidak semudah itu untuk hancur. Apalagi, saat (Name) berhasil mengambil pisau dapur dari dalam tasnya, gadis itu tidak bisa mengaktifkan quirknya.
"Aizawa-sensei!" teriak (Name) nyaring.
"Aku tidak bilang tidak ada orang lain selain aku (Name)!" kata Ectoplasm sambil menyerang kaki (Name) membuat gadis itu terjatuh.
"Dalam pertarungan kau tipe yang sangat angkuh, ya!" Kloning Ectoplasm yang lain ikut berkomentar. Salah satu Ectoplasm palsu sedang mengunci pergerakan (Name) sementara yang lain bersiap-siap untuk menghajar anak itu.
(Name) kembali tersenyum. "Aku bukan tipe angkuh. Memang aku saja yang terlalu berbakat!" (Name) menutup matanya, quirknya kembali normal. Entah mantra apa yang disebutkan oleh (Name), tetapi satu kloning Ectoplasm berhasil meleleh di buatnya.
"Bertarung dengan mata tertutup agak sulit, sih. Tetapi, kalian semua pahlawan pro yang bersembunyi di mana pun itu sambil mengawasi aku, majulah!" tantang (Name).
Setelah mendengar angin membisikkan arah yang harus dituju gadis itu melompat mengikuti instingnya. Dia akan melayangkan tinjunya kepada Ectoplasm yang asli, namun gerakannya tertahan saat sebuah perban menahan pergerakannya dan sesuatu menusuk lehernya. (Name) sontak membuka mata.
Dia mendapati satu sisi dinding telah terbuka. Ada Cementos di sana, di sampingnya ada snipe dengan pistolnya yang berasap, seperti baru saja menembakkan peluru. Tetapi, seingat (Name) dia tidak mendengarkan suara ledakan.
Kemudian seluruh klon Ectoplasm telah hilang. Sedangkan di hadapannya ada Ectoplasm dan di samping kiri Aizawa menguncinya dengan senjata andalan pahlawan satu itu. Dan di leher gadis itu terdapat jarum suntik berukuran kecil yang berhasil menyedot darahnya.
"Tes sudah selesai, (Name). Kau bisa pulang," kata Aizawa-sensei.
°•°•°•°
Di dalam gedung terpisah di dekat lapangan bekas para pahlawan menghajar (Name), terdapat rapat kecil. Hasil tes quirk (Name) telah keluar.
Aizawa memperhatikan diagram-diagram yang naik turun berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap darah anak itu. Guru berambut gondrong itu pun duduk di kursi rapat.
"Hasilnya tidak akan diserahkan kepada pemerintah," kata Nezu menjawab pertanyaan Recovery Girl sebelumnya.
"Bukankah itu akan melanggar peraturan?" tanya Ectoplasm.
Nezu menggeleng. "Tidak juga. Sekolah kita punya kebijakan sendiri, lebih lagi tes ini ditunjang oleh finansial sekolah tanpa bantuan pemerintah. Jadi, mereka pun tidak punya hak untuk menuntut hasil tes (Name). Tes ini juga dilakukan secara rahasia dan cepat. Tidak akan bocor begitu mudah."
Recovery Girl dan Ectoplasm mengangguk paham.
"Aku akan memulai penjelasannya," kata Aizawa.
"Berdasarkan hasil tes, quirk (Name) dapat dinamai dengan 'kelipatan'. (Surename)(Name) dapat secara konsisten meningkatkan suatu unsur di dalam segala hal yang dia sentuh berkali-kali lipat. Baik dari sentuhan melalui telapak tangan, wajah, dan seluruh anggota tubuhnya. Dalam tingkat ekstrem gadis ini mungkin bisa menggenggam angin." Penjelasannya baru sampai di sana dan seisi rapat terpukau. Quirk itu seperti tidak memiliki cela. Midnight sangat penasaran bagaimana quirk itu bekerja.
"Tubuh manusia dapat menghasilkan listrik statis. Listrik statis ini jugalah yang berhasil membuat kita menggunakan ponsel layar sentuh dan semacamnya. Namun, listrik statis dari tubuh (Name) berbeda. Listrik statis di tubuh anak itu dapat disisipkan perintah dan saat listriknya menjalar di sebuah benda secara konsisten selama (Name) memegang benda tersebut, perintahnya akan terus terlaksana."
"Sekarang aku sangat iri kepada anak itu," kata Midninght.
"Kalau kau menjalani hidupnya mungkin kau tidak akan iri," balas All Might.
Aizawa berdehem, meminta hadirin rapat untuk diam. Dia kembali menerangkan dari kursinya. "Kelemahan quirk ini adalah peningkatan suhu tubuh yang signifikan dan menyebabkan penggunanya mudah kelelahan. Gaya bertarung (Name) sendiri bisa dibilang cepat dan gesit. Dia tidak suka berlama-lama karena tahu quirknya tidak begitu mendukung dalam pertarungan yang memakan waktu. Akan tetapi, selagi dia menggunakan quirknya dalam batas wajar, dia bisa mempertahankan pertarungan."
"Sayangnya (Name) itu tipe tidak sabaran," komentar Ectoplasm. Dia ingat sekali bagaimana gadis itu dengan gahar menantanganya dalam pertarungan satu lawan dua puluh.
"Siapa pasangan partner yang paling cocok dengannya?" tanya All Might. All Might sendiri membuat banyak dugaan akan tetapi hasil tes pasti lebih tajam.
Aizawa membuka lembaran lain. Dia agak terkejut saat melihat foto muridnya yang berambut kuning di sana. Diagram kekuatan milik anak itu dan (Name) hampir mirip dan kecocokannya nyaris seratus persen. Keningnya pun mengernyit.
"Rekan yang paling cocok untuk (Name) dalam bertarung adalah Kaminari Denki," terang Aizawa. Guru satu itu membuka halaman lain dan dia semakin terkejut. "Kaminari Denki memang kecocokannya paling tinggi. Akan tetapi, murid-murid U.A yang lain bahkan yang kelas 3 sekali pun cocok untuk (Name)."
Aizawa terus mengecek halaman selanjutnya dan menatap seisi rapat serius. "Gadis itu cocok dipasangkan dengan siapa saja dalam pertarungan. Dia adalah support yang serbaguna dan kecocokannya yang paling kecil hanya 89 persen. Itu pun dengan Bakugou."
"Tentu saja quirk gadis itu mengerikan."
"Lalu mengapa Kaminari yang berada di posisi satu?" tanya Ectoplasm.
Recovery Girl yang mengambil alih untuk menjawab, "Alasannya jelas. Mereka memiliki tipe quirk yang sama. Menggunakan listrik. Mereka saling melengkapi satu sama lain. Kaminari bisa menjaga aliran listrik statis di tubuh (Name) tetap stabil bahkan tanpa dia menyadarinya. Begitu pun sebaliknya, (Name) bisa menjaga Kaminari di kondisi terbaiknya tanpa membuat anak itu kehilangan kewarasannya."
Seisi rapat kembali takjub atas penjelasan Recovery Girl. Namun kupasan lengkap quirk (Name) pun belum selesai sampai di sana.
Laporan yang akan dipresentasikan oleh Aizawa tentang quirk (Name) kali ini tidak menyenangkan. "Fakta lain tentang quirk (Name) yang mengejutkan adalah ... entah bagaimana DNA anak itu sama persis dengan kandungan narkoba super populer yang baru berkembang belakangan ini. Jenis narkoba yang mampu membuat penggunanya meningkatkan quirk secara gila-gilaan."
Kening Midnight mengerut. "Tidak mungkin 'kan narkoba itu dibuat dari darah manusia. Apalagi darah (Name)?"
"Di dunia yang tidak stabil dan tumpang-tindih ini tidak ada yang tidak bisa dilakukan, Midnight. Menurutku keberadaan binatang di kursi kepala sekolah bukannya tidak masuk akal juga?" tukas Nezu. Midnight pun paham.
"Tapi narkoba itu sedang tersebar dengan luas. Kalau benar dari darah (Name) bagaimana bisa diproduksi secara masal. Bagaimana cara mereka mengumpulkan bahan sulit begitu?" komentat Ectoplasm.
"Aku sudah meneliti narkoba itu. Bahan utamanya tidak cuma darah manusia. Bisa dibilang kandungannya pun benar-benar sangat sedikit. Tidak sampai satu persen untuk setiap butirnya. Itu artinya tidak perlu darah yang banyak dalam pembuatannya." Recovery Girl berusaha menjelaskan apa yang dia dapatkan selama penelitian.
"Jaringan narkoba ini terfokus pada All for One. Segala hal semakin rumit saja sekarang. Aku tidak bisa merumuskan apa pun saat ini," kata Midnight sedikit frustasi.
"Lebih baik kita menyelesaikan rapat ini dan membahas hal itu lain waktu. Aku belum makan malam," balas Aizawa sambil menutup berkas tentang quirk (Name).
Nezu pun mengetuk meja rapat beberapa kali. "Baiklah mari kita percepat rapatnya. Aku mau berkas itu disimpan dengan baik. Sekarang kita akan membahas hal terakhir. Jenis latihan yang cocok untuk meningkatkan quirk (Name). Aku ingin dengar pendapat kalian," terang Nezu. Tepat setelahnya beberapa guru pahlawan pro itu mengangkat tangannya untuk memberi pendapat.
°•°•°•°
//meregangkan otot-otot
Syukurlah aku menyelesaikannya.
Oh, aku belum mengucapkan ini.
Selamat berpuasa bagi yang menjalankan! Semoga berkah ramadhan menyertai kalian semua.
|
|
Lov ya,
Charriot.-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top