[23] Daftar

Jam masih menunjukkan pukul setengah delapan. Kelas regular pada umumnya belum dimulai. Dan kelas 1-A sudah ribut perkara tempat duduk.

"JANGAN MEMBUATKU KESAL! DUDUK DI TEMPATMU SENDIRI. INI KURSIKU!" bentak Bakugou sambil narik (Name) supaya berdiri dari kursinya.

"TAPI AKU TIDAK MAU DUDUK PALING DEPAN. AKU MAU DUDUK DI SINI!" balas (Name) tak kalah meledak-ledak.

"GAK BISA! KAN MEJAMU SUDAH DITENTUKAN! KAU MAU AKU BUNUH HAH?"

Dua orang itu masih sibuk memperebutkan kursi yang sebenarnya memang tempat duduk Bakugou di kelas. Masalahnya dimulai karena pertama, pagi-pagi sekali Kirishima sudah mengangkat sepasang kursi dan meja. Iida mentitahnya untuk ditata di depan meja Hagakure. Dan jadilah posisi tempat duduk (Name) tunggal dan paling depan. Karena jika diletakkan di belakang kelas tidak muat dan tanggung.

Peletakan kursi tersebut tidak strategis tentu saja (Name) tidak mau. Alasan utamanya jelas, dia jadi tidak bisa rusuh. Apalagi di tempat duduk begitu ia akan lebih mudah diawasi oleh guru.

Pokoknya (Name) tidak suka!

"Gak bisa Katsuki! Aku tetap akan duduk di sini. Kan aku yang datang lebih dulu dari kau!" kata (Name) bersikukuh. Ia melipat tangannya di depan dada dan tetap keras duduk di kursi milik Bakugou.

"DAN AKU ADA DI KELAS INI LEBIH DULU DARI KAU. CEPAT MENYINGKIR SIALAN!!!" Bakugou yang kesal mulai menarik kerah (Name) dan mengguncang tubuh gadis itu. Sekelas baru bertindak mendamaikan padahal dari tadi diam aja. Seru banget ngeliatin dua orang aneh di kelas berantem. Pada gerak kalau hampir baku hantam.

"Teman-teman sebaiknya kalian berhenti bertengkar. Sensei akan datang," peringat Yaoyorozu sambil mencoba melepaskan cengkraman Bakugou pada kerah baju (Name).

Benar saja, tak lama Yaoyorozu berkata di ambang pintu muncul Blood King-sensei yang menjadi guru jam pertama di hari Senin, matematika. Beliau muncul bersamaan dengan Iida.

Atensinya langsung tertuju kepada sekumpulan murid di kelas. Pusatnya jelas, Bakugou yang akan menghajar (Name). Murid yang lain langsung kembali ke tempat duduknya masing-masing. (Name) dan Bakugou masih tetap berdiri, membuat Blood King memicingkan matanya.

"Kalian tidak kembali ke tempat duduk? Pelajaran akan dimulai."

(Name) tanpa basa-basi langsung menduduki kursi Bakugou. "ITU KUR--"

"(Name) tempat dudukmu di depan."

Bakugou menoleh. Ia terkejut Blood King yang menyuruh (Name) kembali ke tempat duduknya. Remaja dengan quirk explosion itu pun tersenyum miring.

"Kembalilah ke tempat dudukmu (Name). Itu perintah sensei," kata Midoriya. (Name) berdecih. Ia pun mengambil tas ranselnya dan berjalan ke depan. Duduk di kursi yang seharusnya.

"Aku harus protes ke siapa pun yang menyuruh aku duduk di sini," gumamnya penuh dendam. (Name) mengacak rambutnya sendiri. "Aku kan mau menjahili yang lain. Kalau begini mana bisa. Parahnya lagi kalau di sini kan gak bisa nyontek."

"(Name) mengapa kau sangat frustasi? Apa pelajarannya bisa dimulai?"

(Name) langsung duduk dengan tegap dan mengacungkan ibu jarinya sambil tersenyum kikuk. Sial.

°•°•°•°•

Karena mood (Name) sedang tidak bagus berkat perkara tempat duduk, jam istirahat ini ia memilih ikut girls squad. Tadinya diajak Kirishima dan Kaminari buat satu meja. Tapi takutnya baku hantam karena tidak ada Bakugou tanpa Kirishima, begitu pun sebaliknya. Bro squad yang sangat sejati.

(Name) meminum sekotak susu coklatnya dengan ganas. Hanya beberapa sedotan dan isinya sudah lenyap.

"Serius (Name). Kau kesal hanya karena itu?" Jiro mulai lelah dengan sikap (Name).

"Kau tidak makan? Susu saja tidak akan cukup. Kita kan kembali ke asrama sore hari. Belum lagi hari ini ada pelajaran praktek," tambah Uraraka. Ia menyodorkan sandwich yang ia beli sebelumnya dari kantin. "Kau harus makan (Name)."

Gadis bermata (e/c) itu mengangguk. Ia kemudian berkata dengan malas, "Baiklah, aku akan membeli roti daging." Ia beranjak dari tempat duduknya sebelum sosok Aizawa tiba-tiba menghampiri meja mereka.

"Halo sensei," sapa Hagakure ramah.

"Tumben sensei tiba-tiba berada di kantin," tambah Mina basa-basi.

Melihat itu, (Name) kembali duduk. Pasti gurunya akan menyampaikan sesuatu. Ia harus dengarkan dulu.

"Aku kemari untuk menyampaikan pesan. Sesuai prosedur U.A. (Name), quirkmu harus didaftarkan. Harusnya aku sampaikan di kelas tapi hari ini aku tidak ada jadwal di 1-A. Kau bisa temui aku sepulang sekolah," jelas Aizawa-sensei lengkap. Setelahnya ia berlalu begitu saja. Namun belum tiga langkah ia kembali lagi.

"Jangan kabur atau aku akan menyuruhmu mencari ular pincang."

(Name) berdecih. "Baiklah sensei."

Darimana dia tahu aku akan kabur coba? batinnya.

(Name) tidak jadi membeli roti daging. Ia menanyai soal pendaftaran quirk atau apa pun tadi yang disebut oleh wali kelasnya.

"Apa maksudnya dengan pendaftaran quirk?" tanya (Name).

Yaoyorozu meneguk terlebih dahulu air mineralnya sebelum menjawab, "Ah, kau cuma akan dilakukan serangkaian tes sederhana seperti saat quirk kita baru muncul sewaktu usia kita empat tahun. Karena kita sudah remaja sudah pasti quirk kita berkembang. Tes itu sebenarnya dilakukan di awal masuk untuk mendata kelebihan dan kekurangan quirk yang setiap siswa miliki. Jadi para guru dapat menentukan jenis latihan yang cocok untuk kita."

(Name) melayangkan pikirannya jauh. Sewaktu dia berumur empat tahun ia mendapatkan quirknya. Seingatnya ia dulu tidak melakukan tes semacam ini. Hidup (Name) sejak awal memang berbeda dengan seluruh anak U.A. Dididik di keluarga yang keras sudah pasti membuatnya berbeda.

"Aku baru tahu kalau ada tes begitu saat kita berumur empat tahun," ucap (Name).

Teman-temannya yang lain terkejut. "Jadi darimana kau mengetahui quirkmu kero?" tanya Asui.

(Name) mengangkat bahunya. "Ya pokoknya tiba-tiba saja aku bisa meningkatkan suatu benda dengan hanya menyentuhnya. Asal aku memberi perintah," terang (Name) enteng tanpa tahu hal itu membuat gadis yang lain iri.

"Kau mengatakan itu mudah sekali. Kau tahu quirkmu itu sangat keren," kata Jiro. Kesal juga mendengar pernyataan (Name) yang membuat telinga panas begitu.

"Jadi kau tidak pernah ke rumah sakit atau departemen khusus yang mengurus soal pendaftaran quirk negara?" tanya Hagakure.

"Aku bahkan baru tahu barusan. Jadi sepertinya quirkku tidak pernah terdaftar di list panjang manusia dengan bakat di Jepang."

Tentu saja yang lain semakin terkejut. Tapi sebenarnya memang wajar juga. Ada banyak orang diluaran sana yang belum mendaftarkan quirknya ke pemerintahan Jepang. Harusnya wajar saja. Tapi sebagian besar orang yang melakukan hal itu adalah penjahat. Tentu saja agar kekuatannya tidak dapat terbaca. Tapi mana mungkin (Name) itu seorang penjahat. Setidaknya itulah yang diyakini Uraraka.

"Nah kalau begitu dari tes nanti sensei akan mendaftarakan quirkmu juga ke pemerintah. Nah supaya hasil tesmu bagus kau harus makan sekarang," kata Yaoyorozu. Ia mengambil piring bekas sandwich Uraraka dan memunculkan sandwich baru melalui telapak tangannya. Ia menyodorkan makanan tersebut pada (Name).

"Quirkmu membuatku iri," ucap (Name) sambil menggembungkan pipinya. "Aku kan juga ingin memunculkan makanan sendiri kemudian memakannya kembali," tambahnya.

Yaoyorozu sama sekali tidak tersanjung dengan pujian tersebut. Ia hanya tertawa kecil.

(Name) pun memakan sandwich gratis pemberian Yaoyorozu sambil mulai berpikir soal tes nantinya sepulang sekolah. Kalau benar seperti yang dikatakan teman-temannya data quirknya akan disetor ke pemerintah. Ya jelas (Name) harus kabur. Karena kalau tidak datanya pasti akan dilihat oleh angkatan militer. Walau dirinya pun sudah bocor kemana-mana

°•°•°•°

"Haaaaa ... apalagi ini?"

Kali ini Iida menjejalnya dengan banyak kertas. Yang tentu saja berhasil membuat (Name) kebingungan.

Ini hari keduanya ia berada di kelas secara resmi dan regular. Dan (Name) sudah disuguhi beragam istilah aneh. Tes quirk atau apalah tadi yang diberi tahu oleh wali kelasnya. Dan sekarang ...

"Ini jadwal pelajaran 1-A. Aku pikir kau harus punya. Di lembar kedua ada list perwakilan kelas untuk masing-masing pelajaran. Selanjutnya ada daftar piket. Dan yang paling penting peraturan U.A lengkap beserta poin-poinnya," jelas Iida panjang lebar.

Mendengar itu (Name) tersenyum sumringah, matanya berbinar. Peraturan U.A lengkap beserta poin-poinnya. (Name) benar-benar butuh itu.

"Aku akan mengingatnya dengan baik. Terima kasih Tenya!" ucap (Name) girang.

Hagakure yang duduk dibelakang (Name) terheran. "Mengapa kau senang sekali (Name)?" tanya gadis bening itu. "Itu kan cuma rentetan jadwal," tambahnya.

"Hehehe ... tidak apa-apa. Pokoknya aku senang." Ia mengibas-ngibaskan kertas pemberian Iida dan tersenyum licik.

"Ohiya (Name) kau juga harus mendaftar kelas tambahan. Semacam ekstrakurikuler," terang Iida lagi. Ia memberikan kertas baru. Kali ini berisi tabel daftar-daftar kelas tambahan.

(Name) mengambilnya dan membaca satu-persatu kelas tambahan yang ditawarkan U.A. Normalnya ada banyak cabang olahraga. Seperti voli, bulu tangkis, dan lainnya. (Name) tak begitu tertarik. Kelas memasak juga. Pasti dominan perempuan dan skill memasak (Name) sudah mengesankan.

"Harus ikut kelas tambahan ya?" tanya (Name).

Iida mengangguk. "Iya, wajib."

"Yah gak bisa bolos dong aku. Soalnya seminggu ada dua kali kelas tambahan."

"Jadi kau berencana bolos? (Name) kau harus memikirkan masa depanmu tahu. Tidak baik melaku--"

(Name) meletakkan jari telunjuknya di bibir Iida. "Ckckck. Berisik sekali. Jadi intinya aku harus ikut satu saja kan."

(Name) kembali melirik daftarnya. Ada kelas pengembangan bakat. Sudah pasti rata-rata anak departemen pahlawan akan memilih kelas itu. Pasti ramai. (Name) malas. Belum lagi saat ia melihat nama guru yang akan menangani adalah All Might. Kelas pengembangan bakat akan di-blacklist.

Kemudian ada kelas menulis, mading, penyiar, dan lainnya. Sepertinya kelas ini akan kebanyakan diikuti oleh anak dari departemen lain. (Name) terus mencari kelas yang cocok tapi bagaimana pun juga. Kesukaan (Name) ya bolos dari kelas. Kelas tambahan itu merepotkan.

"Aku gak tahu mau daftar di kelas mana," ucap (Name) lelah. Ia menyodorkan kembali kertas itu pada Iida.

"Kau harus mengisinya loh (Name). Harus didata," balas Iida mencoba membuat gadis bar-bar itu mengerti. Iida benar-benar habis pikir bagaimana mungkin tidak ada yang berhasil menarik minat (Name).

"Ikut kelas manajemen kepahlawanan aja (Name)," usul Hagakure dari belakangnya.

(Name) menyenderkan tubuhnya di punggung kursi. "Memangnya tampangku kelihatan seperti pebisnis? Sejak kapan menjadi pahlawan untuk ajang cari uang?" balas (Name) sarkastik.

Faktanya manusia sekarang bisa menjadi artis melalui jalur pahlawan. Salah satu faktor yang membuat (Name) sangat jijik dengan hal-hal berbau kepahlawanan ini.

"Kelas memasak saja (Name). Kan kau bisa memasak," tawar Uraraka. Gadis itu bosan dan memilih menghampiri (Name) yang sedang dipaksa Iida untuk segera memilih kelas tambahan.

"Merepotkan," tolak (Name).

"Band?" kali ini Kyoka dan Kaminari. Mereka bertanya dengan serentak.

"Aku tidak bisa bermain alat musik."

"Melukis?" Asui memberi usulan asal.

"Hah! Lebih parah."

"Eum ... ikut organisasi dewan siswa." Yaoyorozu ikut memberi saran.

"Gak bisa. Nanti aku gak bisa bolos."

"Apa?" Iida memicingkan matanya

"Pokoknya yang lain."

"Kelas pengembangan bakat (Name)!" usul Midoriya. Kenapa anak itu mengusulkan kelas yang jelas-jelas (Name) hindari.

Bakugou yang menyadari keramaian di sekitaran tempat duduk (Name) lama-lama kesal juga melihatnya. Ia pun berteriak dari tempat duduknya.

"Orang tidak jelas sepertimu lebih baik mati saja," kata Bakugou.

Entah bagaimana. Dari perkataan Bakugou barusan justru (Name) mendapatkan ide. Ia menjetikkan jarinya dengan keras.

"Nah. Supaya aku bisa mengajakmu perang terus dan tidak cepat mati. Aku harus ikut kelas bela diri!" serunya lantang. Bakugou yang mendengar itu malah geram.

"Apa-apaan kau!" ia menggebrak mejanya.

"Terima kasih Katsuki idenya. Kau ikut kelas bela diri juga dong. Biar kita bisa duel."

Yang lain memasang ekspresi terkejut. Sungguh mereka tidak mengerti di mana letak rasa takut (Name) terhadap Explosion Boy satu itu. Lebih parahnya malah diajak berduel. Bahkan Midoriya sendiri sebenarnya tidak suka satu lawan satu dengan Bakugou. Semangat dan aura membunuhnya itu yang membuat hawa bertarung kian berat.

"Ah, aku juga ikut kelas itu (Name)." Ojiro mencoba membelokkan setir pembicaraan.

(Name) senang. "Benarkah. Ada teman dong!"

"Minggu ini juga aku memilih kelas bela diri," tambah Uraraka.

(Name) kemudian mengecek daftar anak-anak U.A yang telah memilih kelas. Rupanya memang (Name) saja yang belum menentukan kelas tambahan untuk minggu ini. Saat ia membaca nama-nama yang akan menghadiri kelas tersebut di hari Rabu. Ia menemukan nama Uraraka, Ojiro, dan nama Bakugou. Agak sial.

(Name) hanya bisa tersenyum pasrah.

Tak lama bel tanda seluruh kegiatan belajar mengajar di U.A berakhir pun berbunyi. Masing-masing dari mereka mulai meninggalkan meja (Name) untuk berkemas.

Bakugou yang sudah lebih dulu merapikan barang-barangnya memilih untuk keluar kelas lebih dulu. Ia pun berjalan melewati (Name).

Ia melirik tajam (Name) dan tersenyum jahat. "Aku tunggu kau di kelas bela diri dua hari lagi."

(Name) ikut tersenyum. Ia memberikan tinjunya dengan pelan pada dada Bakugou. "Aku sangat menantikannya."

Sementara di belakang kelas tiba-tiba Iida dihampiri oleh Todoroki. Siswa setengah-setengah itu berkata, "Tolong ubah kelas tambahanku ke kelas bela diri. Aku pikir aku tidak tertarik di kelas memasak."

Iida tersenyum heran kemudian menghela napas. "Aku sih yakin kau tidak serius waktu istirahat tadi bilang akan ikut kelas memasak."

Todoroki melihat ke depan kelas di mana (Name) sedang berjalan keluar pintu. "Awalnya aku serius berada di kelas memasak. Sekarang tidak jadi serius."

°•°•°•°•°•

Tbc.

Selamat Hari Buruh Internasional!
Buruh itu penopang ekonomi juga. Semoga selalu sejahtera!
_____

Nah jadi, tadinya aku mau bikin di chapter ini quirk (Name) akan dikupas secara lengkap. Walau sebenarnya dari hint-hint sebelumnya udah lengkap banget quirk (Name) itu bagaimana ya kan. Cuma akan diumumkan resmi/apadah/ kayaknya di chapter depan.

Semoga detail quirk (Name) tidak akan mengecewakan.

|
|

See you soon guys!
Have a nice day and stay safe!
Love ya,
Charriot.-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top