[06] Tangan Emas yang Hilang

Masih di sore yang sama dengan ketegangan yang gila.
.
.
.
Satu tendangan mendarat di kepala perempuan pemilik quirk kreati itu. Ia dengan cepat mengambil kuda-kuda bertahan. Tapi tendangan kuat itu berhasil membuatnya mundur beberapa langkah.

Setelah menendang Momo, pelayan yang telah dirasuki cairan aneh itu berlari ke arah Kirishima mencoba untuk menendangnya.

Kirishima dengan sigap menghindar dan melakukan pengerasan tubuh. Ia harap seluruh tubuhnya mengeras tetapi malah cuma kepalanya. Apapun itu, Kirishima harus memanfaatkan yang tersisa dengan baik. Ia menarik tangan pelayan itu kemudian menyundul kepalanya dengan kuat. "Sadarlah!" bisiknya pilu. Jujur saja Kirishima tidak tega menghajar lawannya kali ini.

Kepala pelayan itu berdarah, pelipisnya sobek. Kepala Kirishima benar-benar keras baik dalam urusan belajar maupun dunia nyata. Tapi layaknya orang kesurupan pelayan itu seperti tidak merasakan apapun. Ia kembali menyerang Momo dan Kirishima. Momo mencoba memukulnya dengan pipa besi tapi gerakan Veera terlalu cepat karena quirk asalnya memang ber-basic kecepatan.

"Bagaimana cara kita mengatasi kecepatannya?" tanya Kirishima.

"Kalau saja quirk Uraraka normal kita dapat menghentikannya dengan pengendalian zero gravity Uraraka," kata Momo sambil melirik iba pada Uraraka yang tengah melepaskan bunga dari orang terakhir kemudian memukul tengkuk orang itu dengan keras.

"Maafkan aku teman-teman aku tidak bisa melakukan apapun," balasnya sedih.

"Kami mengerti perasaanmu Uraraka. Tapi kami juga akan melakukan yang terbaik. Kau bisa tolong kami dengan menelepon agensi pahlawan, (name) bilang ada telepon di meja kasir. Kau telpon saja setelah itu bawa Sero menjauh dari sini!" jelas Momo. Nadanya sedikit tak enak. Bagaimanapun Uraraka itu calon pahlawan. Memangnya ada hero yang akan meninggalkan situasi bertarung sia-sia begini? Ia yakin, harga diri sebagai pahlawan milik Uraraka pasti tercoreng karena ia tak bisa melakukan apapun di situasi yang seharusnya paling bisa ia tangani. Tapi memangnya apa lagi yang bisa ia lakukan?

Uraraka yang mendengar itu menggigit bibir bawahnya. "Apa tidak ada yang bisa aku lakukan selain cuma sekedar meminta bantuan? Aku ingin berguna juga. Deku apa yang akan kau lakukan?"

Uraraka segera berlari menuju kasir. Ia meraih gagang telepon dan mendial nomor yang entah bagaimana tergantung di sticky notes yang ada di dekat situ. Sticky notes itu berisi sebuah nomor telepon dan di bawahnya tertulis 'agensi pahlawan Shieldor' jelas sekali, agensi pahlawan langganan cafe ini.

Teleponnya tersambung, ia menunggu seseorang menjawab sambil melirik pertarungan teman-temannya, harap-harap cemas. Semoga teman-temannya baik-baik saja. Uraraka menunggu telepon dijawab sambil mengetuk-ngetuk meja yang tanpa sadar membuat seluruh barang yang ada di atas meja melayang.

"Halo...selamat sore--"

Teleponnya terjawab dan detik itu juga Uraraka mendapatkan cara untuk menjadi gadis bermanfaat di pertarungan kali ini.

°°°°°

Midnight sedang bersantai di sebuah sofa. Ia kini berada di salah satu kantor agensi. Ia mengunjungi kantor itu untuk mengurus beberapa hal. Biasalah pro-hero selalu sibuk. Apalagi yang terkenal seperti Midnight.

Urusannya sih sudah selesai tapi dia ga minggat-minggat. Ia masih rebahan di sofa itu dengan alasan sofa agensi itu adalah yang terbaik.

"Midnight, bukankah kau harus kembali ke U.A?" tanya Riguru, pro-hero yang menjadi anak di agensi itu.

"Apa kau berusaha mengusirku Riguru-kun?" sungut Midnight. Riguru cuma geleng-geleng kepala kemudian keluar ruangan. "Lakukan sesukamu saja." Ia tak berminat meladeni wanita itu.

Sedang santai-santai di sofa tiba-tiba telepon di ruangan itu berdering. Midnight mengambil telepon tersebut dalam keadaan masih rebahan.

"Halo, Selamat Sore dengan Midnight pro-hero yang siap menolong," sapa Midnight ogah-ogahan.

"Midnight-sensei?" suara di sebrang tampak terkejut. Midnight juga sama.

"Uraraka mengapa kau menelepon agensi pahlawan? Apa terjadi sesuatu?" balas Midnight.

"Iya ada penjahat ya--" Suara ledakan terdengar keras setelahnya. Uraraka yang ada di sebrang terkejut--otomatis memberhentikan pembicaraan. Midnight dengan samar namun pasti dapat mendengar sumpah-serapah muridnya yang khas, Bakugou. Midnight semakin yakin kalau mereka benar-benar sedang bertarung. Kini darahnya bergejolak naik, ia marah dan panik. Sial ia tidak suka ini! Kalau anak-anaknya terlibat lagi!

"Cepat jelaskan situasinya!" perintah Midnight, nadanya sedikit tinggi. Jelas sekali ia marah. Uraraka langsung paham.

"Kami ada di Verdent Cafe, tiba-tiba ada penjahat aku tidak yakin dua orang atau satu tapi yang kelihatan wujudnya cuma anak kecil. Yang tersisa di cafe cuma Iida, aku, Momo, Bakugou, Kirishima, Sero, dan pelayan bernama (surename)(name)—"

Midnight langsung memotong Uraraka, "tak usah dijelaskan aku paham. Tunggu sensei!" Ia kemudian menutup telpon tanpa persetujuan.

(Surename)(name)!

Sudah jelas. Penjahat itu pasti mengincar (surename)(name) dan mereka bukan penjahat sembarangan. Ia hafal betul kemampuan murid-muridnya. Ada Momo dan Iida seharusnya keadaan aman tapi sampai Uraraka menelepon agensi pahlawan tentu saja ini jauh dari kata baik. Murid-muridnya dalam bahaya!

Midnight bersyukur menemukan anak itu secepat ini. Masalahnya ia telat satu langkah dengan para penjahat. Midnight membuka jendela di ruangan itu kemudian melompat keluar setelah meninggalkan catatan di dalam sana. Ia melompat di antara bangunan-bangunan tinggi menuju Verdent Cafe.

°°°°°

Kirishima dan Momo mati-matian melawan pelayan kerasukan itu. Pelayan itu adalah Veera, dengan roda di kakinya dan kecepatan yang mengerikan membuat dua murid U.A itu benar-benar kesulitan.

Momo sudah tersudut dan tenaganya terkuras habis. Ia memang tidak membuat banyak barang tetapi menghindari serangan cepat sambil bertahan seperti menguras usianya. Di sisi lain Kirishima mencoba pertarungan satu lawan satu dengan Veera.

Keadaan semakin memburuk ketika Momo ambruk menghantam meja, kepalanya berdarah, ia sedikit pusing tapi mencoba untuk bangkit. Pelayan itu dengan cepat melumpuhkan Kirishima juga. Ia mencekik Kirishima dan mengangkat anak berambut merah itu tinggi-tinggi.

Tak lama terdengar suara pintu dapur dibanting dengan keras. Momo yang melihatnya tersenyum. "Kalian lama sekali."

"Bakugou! (Name)!" seru Uraraka dengan senyum yang sulit dijelaskan. Ah, mereka sudah datang. Ia tidak perlu repot-repot menggunakan rencananya untuk pertarungan ini. Semuanya selesai sebentar lagi.

"Susah memang membujuk petarung U.A," balas (name) dari atas punggung Bakugou. Bakugou memilih untuk mengalihkan anak itu. Ia akan menghajarnya setelah pertarungan ini. Karena kini fokusnya beralih pada sahabatnya yang tengah di ambang kematian.

Bakugou berlari dengan cepat. Ia kemudian menghantam kepala pelayan itu dengan tinju kanannya sementara tangan kirinya meledakkan punggungnya. Pelayan itu sontak melepaskan genggamannya pada Kirishima. Anak itu terkulai lemas di lantai. Uraraka segera menghampirinya untuk memastikan dia baik-baik saja.

Tubuh si Jabrik benar-benar terasa ringan berkat quirk (name). Ia melakukannya dengan cepat dan mudah. Bakugou melayang di udara kemudian menendang pelayan itu sampai tersungkur di sudut ruangan.

"Hoi kau ada dendam apa dengan Veera-senpai?" tanya (name). Wow wow seniornya babak belur begitu. Tapi dia juga tidak keberatan sih. Sebenarnya (name) lumayan bersyukur juga. Sudah sejak lama ia ingin menghajar Veera-senpai karena terus-terusan memanggil namanya dengan sebutan bodoh.

"MELIHAT ORANG-ORANG BRENGSEK INI, AKU JADI SANGAT BERSEMANGAT!" Bakugou mendekat ke arah Veera, sadar bahwa monster itu belum keluar. Ia kemudian menyalakan api ledakan melalui tangannya. Cairan hijau itu keluar lewat mata Veera seperti sebuah tangisan. (Name) yang melihat itu kemudian berdesis dan menyembunyikan wajahnya di punggung Bakugou, jijik.

Saat semua cairan itu keluar Bakugou sudah siap-siap untuk membakarnya namun cairan itu bergerak dengan sangat cepat merasuki penjahat cilik yang dari tadi mereka alihkan. Saat orang dengan quirk semematikan Sakura diambil alih bahaya jenis lain jelas menunggu untuk diabsen.

Anak itu masih tetap di dinding, terisolasi. Namun sulur-sulur muncul dari arah dapur melalui jendela. Momo ingat, mereka belum melepaskan orang yang ada di dapur. Sial, padahal ia sudah mencoba menyegel kekuatan Sakura yang ia sadari berasal dari sulur yang tumbuh pada korbannya. Bagaimana ia bisa melupakan tempat seperti dapur?

Salah satu sulur memanjang dan membentuk benteng di depan Sakura. Mengurungnya seperti sebuah kepompong yang amat tebal. Kalau begini mereka tidak bisa menyelesaikan sumber masalah. Mereka harus mengeluarkan cairan aneh dari Sakura dan membakarnya. Tapi bagaimana cara untuk menembus pertahanan itu karena ledakan Bakugou yang sudah ditingkatkan oleh (name) pun tidak bisa menembusnya.

"Hoi kau mengendurkan kekuatanmu ya?" tanya Bakugou pada (name) dengan nada sangar khasnya, ia pikir mungkin ini terjadi karena (name) menahan quirknya kan?

"Kau kelelahan?" tanyanya lagi.

"Makasih sudah peduli uwu, tapi bukan itu." Ingin saja Bakugou banting anak ini ke lantai. Tapi tahan...tahan...

"Aku tidak peduli, aku bisa bertarung sendiri," kata Bakugou. (Name) berdecih malas.

"AWAS!" teriak (name) tiba-tiba. Ia mendapati tiga sulur berusaha menyentuhnya dari samping. Bakugou melompat menjauh dan meledakkan sulur yang mendekatinya. Namun ia memahami sesuatu. Sulur-sulur itu tidak mendekatinya melainkan mengincar seseorang yang ada di punggungnya. Pergerakan sulur itu semakin liar.

Ctak!

Satu sulur berhasil mencambuk kepala (name). Ia sudah pusing dengan mengerahkan kekuatannya pada Setan U.A ini malah ditambah cambukkan tanaman. Perih! Tapi dia tidak boleh pingsan dengan keadaan mengaktifkan quirknya. Bisa mati dia.

"Kenapa benda brengsek ini terus-terusan mengincarku?" gumamnya sambil menepis
Sebuah sulur dengan tangan kirinya--yang langsung meninggalkan luka di sana, sementara tangan kanannya masih mencengkram pundak Bakugou yang tidak ditutupi pakaian.

Bakugou segera menuju ke sebuah meja. Terdapat sebuah pedang di sana. Ia kemudian memberikannya pada (name). "Pakai ini dan lindungi dirimu sendiri!"

"Siap kapten!" ucapnya reflek. Bakugou yang mendengar itu tidak tahu mau bereaksi seperti apa. Ia memilih fokus. Sementara (name) menebas sulur-sulur yang terus-terusan beregenerasi itu.

Di lain sisi Uraraka melayangkan tubuh Sero, Momo, Iida, dan Kirishima dengan susah payah. Seharusnya ia bisa melayangkan makhluk hidup tapi karena quirknya sedang gila ia tidak bisa melakukannya.

Ia hanya menyentuh pakaian Momo dan gadis itu melayang. Uraraka kemudian menyentuh pakaian teman-temannya yang lain kemudian mengarahkan mereka ke meja belakang kasir dengan quirknya. Memastikan mereka jauh dari jangkauan serangan. "Momo tolong urus mereka, kali ini biarkan aku yang bertarung!" katanya dengan senyum penuh keyakinan.

"Uraraka..."

"Aku tahu kalian kelelahan, terima kasih sudah mengulur waktuku untuk berpikir!" Uraraka menyentuh pakaiannya sendiri kemudian ia melayang dan menjauhi meja kasir menuju medan pertarungan.

"Kau sudah normal, huh?" tanya Bakugou sinis. Ia masih sibuk menghindari sulur-sulur ganas. Semestara Uraraka nemplok di langit-langit cafe, a-m-a-n.

"Tidak, tapi aku mengerti cara menggunakan quirkku yang sedang abnormal," jawab Uraraka mantap. "Aku pikir aku bisa mengangkat benteng sulur itu. Tapi ini hanya akan menjadi sekali peruntungan. Bisakah kalian melindungiku?" Uraraka mengutarakan rencananya.

(Name) tersenyum, "jangan pakai kalian, si Sialan ini yang akan melindungimu." (Name) turun dari pundak Bakugou. Saat itu juga Bakugou merasa tubuhnya kembali normal. Bakugou jadi semakin paham dengan quirk anak itu.

Saat (name) turun seluruh sulur mengarah padanya, dengan sigap segera ia tebas dengan pedang di tangannya.

"Uraraka tolong buat aku melayang!" pinta (name) yang kemudian dilaksanakan Uraraka. (Name) lalu melayang ke arah benteng sulur.

Uraraka tetap di langit-langit sementara (name) melayang di dekat benteng sulur, agak ke sudut. Tangan kanannya menyentuh sulur, sementara tangan kirinya menyentuh dinding cafe. Di lain sisi Bakugou berusaha mengamankan situasi untuk (name) yang tidak ia mengerti kenapa gadis brengsek itu sangat diincar di pertarungan ini. Memang ya penjahat itu sukanya sama anak-anak nakal kayak (name) misalnya.

"Oi Jabrik setelah kami mengangkat kurungan segera hajar anak di dalamnya. Kemungkinannya setelah ini kekuatan kami sudah sampai batas," peringat (name) yang langsung disambut tawa sindiran Bakugou. "Dih, lemah."

"Kau mau dipukul pakai centong atau nampan?" sahut (name) kesal.

"Teman-teman mari fokus..." peringat Uraraka. Ia merasa familiar dengan situasi ini. (Name) itu seperti Todoroki yang santai-santai saja berurusan dengan Bakugou. Tapi (name) itu versi lebih emm...terlalu berani?

"Kalau aku masuk, kau bisa dihajar habis-habisan oleh sulur itu," kata Bakugou masih fokus meledakkan tanaman yang mendekat.

"Ochaco akan mengamankan sumbernya," sahut (name) yakin. Uraraka mengacungkan jempolnya tanda jangan khawatir.

Uraraka menyentuh dinding cafe dengan kedua tangannya. Menutup matanya sebentar kemudian menyatukan seluruh jari-jarinya. (Name) juga melakukan hal yang sama ia berbisik, "baiklah ini pertaruhan terakhirku. Tingkatkan peregangan sel dan jaringan di sulur ini, 200%! Tingkatkan peredaman suara dinding cafe, 400%!" (Name) kembali oleng. Ia merasa semakin mangantuk dan kepalanya berat. Ia harus tahan sedikit lagi. Ia masih harus menyembuhkan anak U.A yang terluka dan memukul kepala si Jabrik Bodoh itu.

Uraraka melirik sulur di bawah, (name) mengedipkan sebelah matanya. "Kerja bagus gadis gravitasi!" pujinya. Benteng organik itu terangkat dan sulur-sulur liar sepertinya terkena efek gravitasi Uraraka yang meluas. Sulur-sulur itu melayang dan tertahan, sementara Uraraka di atas sana sudah menahan perutnya yang mual. Ini berat! Berat sekali!

Bakugou segera masuk melalui celah yang terbuka. Entah apa yang dilakukannya tapi sebuah ledakan besar berdentum di dalam sana. Suaranya sangat memekakkan telinga. Untungnya (name) sudah meredam suara ruangan ini. Ia melakukannya agar tidak menarik perhatian dan tentu saja sedikit permintaan dari Momo.

Tak lama semua sulur tiba-tiba menghilang. Sirna begitu saja tanpa jejak. Uraraka turun dari langit-langit dan segera menutup mulutnya siap-siap muntah. (Name) yang baru saja menapak di lantai menyentuh leher Uraraka dari belakang dan secara tiba-tiba gadis itu tak lagi mual sementara wajah (name) berubah pucat. Bakugou berdiri di sudut sana dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan. Ia kemudian menyeringai. "Aku--kita berhasil! Kalian tidak buruk juga!" (Name) yang mendengar itu menyunggingkan senyum yang tipis.

Sakura yang terkulai di sudut terlihat tak sadarkan diri dan cairan hijau yang tidak tahan panas itu hilang entah kemana termasuk yang ada di tubuh Uraraka lenyap, sepertinya yang ada pada Kirishima juga hilang. (Name) tersenyum pada Bakugou dan Uraraka. Ia memeluk mereka berdua. Bakugou udah iritasi mau banting (name) cepat-cepat. Tapi ia urungkan saja, ya sudahlah, pikirnya.

"Terima kasih telah menyelamatkan cafe!" ucapnya tulus kemudian melepas pelukannya. Ia menepuk pundak Uraraka. "Kau memang pahlawan sejati!" Uraraka tersenyum hangat.

"Lah aku gimana?" Bakugou salty dalam hati. Padahal ia juga ikut bertarung tapi kerja kerasnya tidak dianggap oleh si brengsek ini.

"Kapan-kapan ajari aku bertarung ya!" ucap (name) pada Bakugou sambil mengacungkan jempol. Bakugou membuang wajahnya dan berdecih. "Kau harus mengerahkan usahamu sendiri. Mana mungkin aku mau mengajarimu, sialan!"

(Name) cuma tersenyum tak memberi reaksi apapun karena ia terlalu lemas. Tiba-tiba saja ia oleng. Ia langsung memegang kepalanya yang semakin terasa berat. Efek samping pemakaian quirk sudah terasa dan kepalanya juga terluka.

"(Name) apa kau baik-baik saja?" tanya Uraraka panik. "Cuma efek samping pemakaian quirk paling juga--"

Gadis itu jatuh tersungkur. Ia sudah sampai batas terakhirnya dalam pemakaian quirk dan tubuhnya harus istirahat. Bakugou dengan cepat menangkap tubuh (name) sebelum menyentuh lantai. "Badannya panas," ucap Bakugou. Raut wajah Uraraka berubah panik.

Momo menyaksikan kejadian itu dari meja kasir. Ia berlari sambil mengeluarkan sebuah termometer dari telapak tangannya. Ia langsung menempelkan termometer itu di bibir (name). Cairan biru di dalam termometer terus naik sampai berhenti di angka 39 lewat tiga baris.

"39,6 derajat celcius," sebut Momo.

"Bawa dia bersama sekalian!"

Sebuah suara perempuan mengintrupsi. Mereka kenal betul suara ini. Saat mereka menoleh Midnight sudah berdiri di ambang pintu dengan wajah cemas dan beberapa tim medis di belakangnya. Wajah Uraraka dan Momo yang tadinya panik berubah lega. Kirishima mengintip dari balik meja kasir dan tersenyum, ia merasa bersyukur sekali.

"Anak-anak waktunya kembali pulang."

•••••
Tbc.
|
|
Mari kita membuka seksi bedah karakter uwu. Sakura, villain cilik imut yang menjadi pembuka serangan.

Karena semua kekuatannya sudah terbongkar maka tidak ada unsur membuka alur di sini. Ada kemungkinan dia akan muncul lagi sih but let us see...

Nama depan: Sakura
Nama keluarga: (unknown)
Nama lain: No. 39
Usia: 8 tahun
Tinggi : 124 cm
Berat badan: 35 kg
Aliansi: League of Villain
Quirk: Bunga Musim Semi.

Catatan quirk: Quirk Sakura memungkinkannya untuk membuat jenis bunga apa pun yang ia ketahui melalui telapak tangannya, kurang lebih sama dengan quirk kreati milik Yaoyorozu. Namun, Sakura hanya bisa memunculkan bunga dari telapak tangannya saja.

Ada dua jenis bunga yang dapat ia ciptakan. Bunga biasa dan bunga penyerang. Bunga biasa tidak akan berefek apapun sedangkan bunga penyerang sangat berbahaya. Apabila korban menyentuh Bunga Penyerang bunga itu secara langsung akan tertanam di tubuh korbannya, membuat korbannya tak bisa bergerak dan bunga itu akan menjadi benalu, kemudian mengambil nutrisi korbannya untuk menumbuhkan sulur sebanyak-banyaknya yang nantinya dapat digunakan untuk menyerang oleh Sakura.

Sebenarnya quirknya sebatas membunuh korban dengan membuat target kehabisan napas saat tanaman menutupi seluruh tubuh atau ketika nutrisi yang diserap bunganya sudah habis. Ia tidak pernah bisa mengendalikan sulur menjadi liar dan menggerakkan sulur sesuai keinginannya.

Itu adalah quirk pengendalian yang ditambah selama ia menjadi bahan percobaan di Aliansi Penjahat. Ia telah melalui banyak hari-hari yang berat untuk melakukan percobaan penyempurnaan quirknya.

Untuk mengatasi quirknya adalah dengan melepaskan bunga utama yang tumbuh di tubuh korban. Setelahnya sulur-sulur akan luruh dan hilang. Apabila sulur sengaja dilepaskan tanpa membuat bunga utamanya tercabut sulur akan kembali tumbuh karena bunga utama masih menyerap nutrisi korban.

Ini adalah jenis quirk yang tidak bisa digunakan untuk bertarung jarang dekat. Butuh taktik untuk menggunakan quirk ini, karena yang memegang adalah Sakura yang masih kecil, untuk itulah ia dibekali quirk penyerangan tambahan dari Aliansi Penjahat.

Cara cepat lain untuk menghentikan quirknya adalah dengan membuat Sakura pingsan. Dengan begitu seluruh efek quirknya akan langsung hilang. Ia butuh kesadaran untuk mengendalikan percepatan tumbuhnya sulur di tubuh korban. Semakin banyak orang yang terkena bunga seperti kejadian di cafe, penyerapan nutrisi pada masing-masing korban melambat. Sedangkan jika korbannya di bawah 10 orang Sakura dapat mengendalikan percepatan penyerapan nutrisi pada tumbuhannya dan membunuh dengan lebih cepat.

Sekian bedah karakter kali ini^^.

Lov yah.
Charriot—.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top