17 Empat Kubu

Super Akja Academy...

Acara penyambutan untuk memeriahkan keempat kubu yang akan berkumpul atas undangan langsung dari Sang Kepala Sekolah. Berbagai ornamen seperti pita, balon, kertas warna-warni terpampang rapi di setiap sudut sekolah.

Tak lupa bendera berbagai macam warna terpajang dari depan gerbang sampai menuju pintu utama gedung. Bunga sakura yang sedang bermekaran menambah pemandangan indah.

Beberapa kelopak bunga sakura berterbangan tertiup angin. Tapi, tak membuat semarak penyambutan keempat kubu terhenti.

Key, sang Kepala Sekolah berdiri di atas podium besar panggung. Tak lupa sebuah boneka beruang warna hitam putih terpajang di dekatnya.

Tsuna, Esdeath, Kizaru serta beberapa staf berdiri di samping kanan kiri podium. Mereka mengenakan pakaian yang formal. Pria dengan setelan jas dan kemeja hitam, wanita dengan gaun hitam panjang sampai menutupi kaki.
.
.
.
.

Pintu gedung utama terbuka. Nampak beberapa wajah yang tak asing masuk ke dalam. Mereka berjalan dengan angkuh dan aura intimidasi yang berkoar di sekelilingnya.

Yap! Mereka ada team The Killers. Siapa sajakah mereka???

Yang pertama adalah code name eleventh, Arjuna van Mahabrata. Ia membawa sebuah senjata berupa panah di punggungnya.

Yang kedua, code name twelfth, Akazawa Tetsuya. Ia memiliki rambut merah membara dan sebuah senjata yaitu gunting-gunting besi berukuran sedang.

Yang ketiga, code name thirteen, Azra Ardiansyah Putra. Ia memakai pakaian serba hitam keabu-abuan dan membawa sebuah tas berisi obat-obatan.

Yang keempat, code name fifteenth, Aozora Athnnia. Ia seorang gadis kecil nan imut yang membawa sebuah boneka tangan berbentuk kelinci.

Yang kelima, code name sixteenth, Feyn Scarletta. Ia memiliki surai rambut warna bunga sakura dan bertubuh sexy.

"Hmm... Tak ada yang berubah." Ujar Arjuna.

"Iya! Aku merasa seperti bernostalgia." Sambung Tetsu.

"Aaa... Aku ingin bertemu dengannya lagi." Tambah Aozora girang.

"Hiks... Aku tak dapat bertemu dengan Azriel-kun." Ucap Feyn sedih.

"Hah! Tak ada yang menarik." Decak Azra bosan.

"Kalian harus menunjukkan kemampuan semaksimal mungkin. Mengerti!" Kata Raka mewakili sang ketua sekaligus kakaknya yaitu Huda.

"Mengerti!" Jawab mereka kompak.
.
.
.
.

Beberapa menit kemudian rombongan kedua telah tiba. Mereka memancarkan aura netral.

Yapz! Mereka adalah kubu atau organisasi Stray Hunter. Eviuren mengantar langsung anggotanya sekaligus keluarga baginya.

"Baiklah! Aku hanya bisa mengantar kalian sampai di sini." Kata Eviuren.

"Aku ingin kalian baik-baik saja dan tetaplah bersama!" Lanjutnya memberikan pesan terbaik.

Ia memandang kelima orang tersebut dengan sedih dan bangga. Salah satu dari mereka maju ke depan.

"Aku takkan mengecewakanmu, Yang Mulia." Ucap pria berambut biru. Ia selalu membawa sabuk berwarna hitam. Takahasi Kenzo, perwakilan pertama.

"Horohoro... Kau tak usah mencemaskan kami." Sambung seorang wanita berpakaian ala gothic dan tak lupa boneka kesayangannya. Xaviera Yuri, perwakilan kedua.

"Hmm... Percayakan pada kami, terutama padaku." Ujar seorang wanita tinggi dengan stelan seperti pelayan or pekerja kantoran. Alice Silvergraft, perwakilan ketiga.

"Aku pasti akan kangen padamu, Yang Mulia." Ucap seorang pria berambut pirang malu-malu, ia selalu mengenakan topi berbentuk bundar. Vito Scarlet, perwakilan keempat.

"Wahh suatu kebangaan aku yang baru bergabung bisa menjadi perwakilan ini." Ungkap pria berambut berantakan dan memakai pakaian ala bangsawan. Leonard Shido, perwakilan kelima.

Eviuren tersenyum tulus. Ia memeluk kelima anggotanya singkat dan pergi melangkah jauh. Mereka pun masuk ke dalam gedung utama.
.
.
.
.

Dan rombongan terakhir atau ketiga telah datang. Mereka berjalan dengan tegang dan berwajah serius.

Kubu yang berjuang demi kedamaian dan memberantas pembunuh. Yapz! Mereka adalah Hero Fantasy.

"Hah! Sampai juga akhirnya..." ujar pria berkacamata yang gemar membaca buku apapun. Ia adalah Aiman Sufian.

"Hehehe... Sekarang kamu tidak usah merasa capek. Kita kan sudah sampai." Sahut wanita berambut cokelat di kepang ke belakang dan membawa sebuah tas kecil berisikan alat-alat mekanik. Ia adalah Celine Lynne Elmer.

"Cih! Jangan bermesraan terus! Kita di sini untuk memberantas para pembunuh!" Umpat seorang pria dililit beberapa perban putih di badan serta kedua tangan. Ia adalah Vein D'Cavalior.

"Ketua, bagaimana perasaanmu saat ini? Kita sudah berada di sekolah bagaikan neraka ini." Tanya seorang wanita berambut oren panjang dan dipunggung terdapat sebuah gitar yang dibungkus rapi. Ia adalah Ferena Sinclair.

"Iya, aku merasakan hal yang menegangkan di dalam sana. Tapi apapun yang terjadi kalian harus selamat dan berjuang." Jawab sang ketua dengan tekad bulat yang memakai armor besi keemasan dan membawa tanaman hias kaktus. Ia adalah Erix Pendragon.

Kelima personil kubu pahlawan masuk ke dalam gedung utama. Entah apa yang akan menunggu mereka di depan sana.
.
.
.
.

Pintu gedung utama telah tertutup. Para ketiga kubu sudah berada di dalam. Mereka di sambung langsung oleh Kepala Sekolah beserta para staff guru.

"Welcome back..." sambut Key ramah. Ia merentangkan kedua tangannya lebar. Seringai tipis muncul menghiasi wajahnya.

Kelima sosok yang tak asing di wajah mereka muncul secara kebetulan. Mereka menyeringai lebar.

"Terima kasih kalian telah memenuhi undanganku ini. Aku sangat tersanjung sekali." Ucap Key.

"Pasti kalian tak asing dengan wajah-wajah kelima sosok ini. Tapi, aku akan memperkenalkan kembali kepada kalian." Lanjutnya.

Sosok pertama yaitu seorang wanita maju ke depan. Ia menggengam sebuah pisau yang sudah dilumuri cairan kental merah berbau amis. "Hai... Aku tak sabar ingin menusuk kalian." Sapanya. Yapz! Gasai Yuka!

Berikutnya satu sosok wanita sexy maju ke depan. "Araarara... Selamat datang kembali para juniorku tersayang." Ucap seorang wanita memakai pakaian kuil versi wanita. Ia memiliki ukuran dada yang wow! Yapz! Akeno Misa!

Lalu sosok pria bertubuh kecil. Ia memiliki rambut silver dan berwajah manis. Terdapat beberapa alat di kaki maupun tangannya. "Aku ingin cepat-cepat menunjukkan hasil karyaku ini." Ujarnya kegirangan. Yapz! Morgan Echavalier!

Lanjut sosok pria yang memakai sebuah rantai di pergelangan tangan. Ia memiliki mata berwarna merah dan satunya tertutupi oleh rambut. "Hmm... Mari kita bermain-main wahai boneka." Katanya menyeringai lebar. Yapz! Kaneki Ryu!

Dan terakhir sosok seorang wanita berambut hitam pucat. Ia mengenakan seragam dan sebuah syal melilit di lehernya. "Aku takkan mengalah dari kalian apapun yang terjadi!" Serunya tersenyum tipis. Yapz! Liana von Deerland!

"Oke! Karena semua telah berkenalan, mari kita mulai permainannya." Ujar Key.

Tiba-tiba lampu padam, semua pun memasang kewaspadaan yang ketat. Setelah lampu padam, sebuah asap putih keluar dan memenuhi gedung utama.

"Let's start this game!" Seru suara Key menggema di ruangan.

Semua pandangan satu persatu telah tertutup rapat. Mereka pun tumbang atau terjatuh di lantai.
.
.
.
.
.

Bersambung... 😎

Maaf baru update hehe... 😁

Waaahhh! Akhirnya permainan dari masing-masing kubu telah di mulai! 🤗

Apakah yang akan terjadi dengan keduapuluh mantan murid Super Akja Academy? 🤔

Akankah akan ada jatuh korban lagi? 😏

Entahlah! Daripada penasaran, silahkan menunggu chapter selanjutnya. 😀

Selamat membaca! 😎

Thanks to para pemain yang tak bisa disebutkan satu persatu dan maaf bagi yang karakternya tidak muncul... 😊

Hehehe 😋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top