11 Stray Hunter

Di Bukit Toniki...

Di kedalaman hutan yang lebat. Terdapat sebuah bangunan yang berdiri dengan megahnya. Tak ada yang mengetahui bangunan itu terkecuali orang-orang tertentu.

Bangunan megah ini terdiri dari 5 lantai. Menyamakan dengan tinggi pohon yang berusia lampau.

Di sekitar area sudah terpasang berbagai macam perangkap. Jadi, bila ada penyusup masuk mereka akan mati sebelum berhasil sampai di bangunan tersebut.

Sekelompok orang kini tengah berjalan santai menuju ke bangunan itu. Mereka adalah para anggota organisasi tersebut.

Terlihat ada Aria, Seyna dan Vito sampai di depan pintu yang terbuat dari besi. Vito menekan sebuah angka yang berada di samping pintu besi.

Klik!

Jreng!

Pintu besi itu terbuka. Mereka pun masuk ke dalam. Sebuah laser berwarna merah melewati mereka.

"Fiuh! Akhirnya sampai juga." Ucap Aria.

Ia berjalan menuju ke sebuah kantin. Ia ingin sarapan setelah menempuh perjalan dari kota sampai ke Bukit Toniki memakan waktu hampir 2 jam.

"Tolong bawakan aku steak and lemon tea." Ujar Seyna memerintah. Ia duduk di salah satu bangku kantin.

"Aku bukan pelayanmu!" Seru Aria kesal.

Seyna tak mempedulikan. Ia menaruh kedua kaki di atas meja.

"Melelahkan!" Gumamnya.

"Kau selalu saja seenaknya." Komen Vito. Ia mengambil posisi di sebelah Seyna.

Ia sudah membawa nampan yang berisikan salad fruit and  juice avocado. Ia menyeruput jus alpukat dengan nikmat.

"Ahh! Leganya..." ujar Vito.

Aria datang dengan membawa nampan. Ia menaruh fried chiken and pepsi di atas meja. Sisanya ia berikan kepada Seyna.

"Terima kasih..." ucap Seyna pelan.

"Hmm..." balas Aria seadanya.

Ketiganya makan dengan tenang. Setelah beberapa menit, mereka menuju ke lantai 5.
.
.
.
.

Ting!

Pintu lift terbuka. Mereka keluar dan masuk ke dalam sebuah ruangan berukuran besar.

Srek!

Pintu otomatis terbuka. Nampak seorang wanita duduk santai di kursi panas.

Ia melirik sekilas ke arah ketiganya. "Silahkan duduk!" Kata wanita itu agak memerintah.

Ketiganya telah duduk tenang di hadapan sang wanita. Suasana berubah menjadi serius dan menegangkan.

"Bagaimana?" Tanya wanita itu.

"Kami tak berhasil membawa anggota Hero Fantasy." Jawab Seyna gugup.

"Hmm... Lalu?" Tanya wanita itu. Ia menatap tajam.

"Maafkan kami, yang Mulia Eviuren." Jawab Vito kali ini menundukkan kepala.

"Shishishi... Tak masalah!" Balas Eviuren. Wanita yang duduk di kursi panas.

"Tapi, aku berhasil mendapatkan data detail dari Trio Masketir The Killers." Sambung Aria. Ia memberikan sebuah flashdisk warna hitam.

"Hmm... Kau memang pintar. Aku tak salah merekutmu." Puji Eviuren.

Ia menggengam flashdisk itu erat. Senyum licik terukir di wajahnya.

"Baiklah, kalian boleh istirahat." Seru Eviuren.

"Terima kasih, yang Mulia Eviuren." Sahut ketiganya kompak.
.
.
.
.

Setelah kepergian tiga anggotanya. Ia membuka laptop miliknya.

Di sana tertulis jelas "Stray Hunter" di layar monitor laptop. Ia membangun organisasi ini bertujuan untuk menghancur para organisasi lain yang berniat menguasai dunia.

Stray Hunter, sekumpulan orang-orang dari lulusan terbaik sekolah Super Akja Academy. Eviuren memilih orang-orang yang memiliki niat yang sama. Organisasi ini di cap sebagai pemberontak bari dari pihak sekolah maupun organisasi lain.

Eviuren tersenyum tipis. Ia melihat-lihat sebuah foto kebersamaannya dengan teman-teman kelas X dulu.

"Tenang saja, aku pasti akan membalas kematian kalian dengan caraku ini." Kata Eviuren.

Kemudian, ia melihat kembali foto yang berbeda. Dimana foto itu di ambil di depan markas ini.

Terdapat 7 orang termasuk dirinya. Ia menjadi seorang pemimpin di Stray Hunter. Anggotanya memanggil dirinya Yang Mulia.

"Hmm... Aku akan mengumpulkan mereka siang ini." Ucap Eviuren.
.
.
.
.

"Ada apa Yang Mulia menyuruh kita berkumpul di sini?" Tanya seorang wanita berpakaian seperti jubah hitam dan celana bahan. Ia memakai sepatu boots dan membawa sebuah reaper.

Alice Silvergift
Super Akja Royalty
Stray Hunter

"Hei! Jangan arahkan benda tajam itu kepadaku!" Sewot Aria.

"Maaf!" Balas Alice datar.

"Hmm... Dimana yang lainnya?" Tanya Aria.

"Aku di sini." Sahut Seyna.

Di belakangnya sudah ada Vito. "Saya hadir." Ujar Vito.

"Masih kurang dua orang lagi." Gumam Seyna.

"Mungkin mereka masih menjalankan misi itu." Ucap Vito.

"Entahlah..." sambung Alice.

"Hah!" Aria menghela napas berat. Ia terlihat sangat lesu karena kurang tidur.
.
.
.
.

Suara derap langkah menggema di lantai. Eviuren berjalan dengan santai namun terlihat beraura.

"Maaf membuat kalian menunggu..." ucap Eviuren.

"Tidak masalah!" Seru semuanya kompak.

"Baiklah, aku mengumpulkan kalian di sini untuk membicarakan hal penting." Ujar Eviuren.

"Apa itu?" Celetuk Aria.

"Akan ada anggota baru yang bergabung." Jawab Eviuren cepat.

"Ahh! Akhirnya..." seru Aria senang.

"Berisik!" Umpat Seyna menatap tajam.

"Apakah dia bisa diandalkan?" Tanya Alice datar.

"Selalu saja begitu..." sahut Vito asal.

"Dia merupakan kenalanku di sekolah. Jadi, kalian tak usah khawatir bakal di persulit olehnya." Jelas Eviuren.

"Hmm..." gumam Alice datar.

"Lalu dimana orang itu sekarang?" Tanya Aria melihat ke kanan dan kiri.

"Dia... Adalah di belakang kalian." Jawab Eviuren tersenyum.

"Hai..." sapa seseorang ramah.

Semua pun membalikkan badan ke belakang. Kedua mata mereka melotot lebar. Sosok itu hanya tersenyum ramah.
.
.
.
.
.

Bersambung... 😂

Thanks to Fumiko_Ayaka ZahraSyaharani Aria-Kirihara 😊

Selamat membaca! 😉

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top