10 Trio Masketir


Beberapa malam yang lalu...

Trio Masketir yaitu Arjuna, Azra dan Tatsu sedang mengerjakan suatu misi yaitu menghancurkan para pejabat penting yang tengah melakukan sebuah transaksi gelap di gedung tua yang tak terpakai.

Mereka sudah berada di dalam. Ketiganya telah menumbangkan beberapa orang yang menghalau mereka.

"Aku merasakan seseorang mengawasi kita." Bisik Juna pelan.

"Kira-kira dimana posisinya berada saat ini?" Tanya Azra.

"Hmm.. Arah jam tiga." Jawab Juna tak yakin.

"Langsung saja kita musnahkan dia!" Seru Tetsu semangat.

"Jangan bertidak gegabah!" Teriak Azra memperingati.

"Tch! Menyebalkan!" Umpat Tetsu.

Mereka sudah sampai di tengah ruang gedung tua. Para pejabat itu terlihat sudah menyelesaikan transaksi.

"Matilah kalian!" Seru Juna.

Syutt!

Jleb! Jleb!

Dua pejabat yang hendak meninggalkan ruangan telah tewas tertusuk anak panah. Pejabat yang tersisa mencoba menyelamatkan diri.

Namun, sebuah tangan mencengkram wajah seorang pejabat. Terdengar bunyi retakan di wajahnya.

Krakk!

"Hihihi... Wajahmu terlihat lebih tampan." Ujar Azra.

Tangan yang dibuat mencengkram wajah orang itu telah dilumuri oleh darah merah kental. Pejabat itu tewas dengan wajah yang hancur tak dikenal.

Tersisa dua pejabat yang terjebak di dinding. Tetsu menyeringai lebar. Ia memamerkan dua buah gunting besi.

"Saatnya untuk mencabut nyawa kalian." Ucap Tetsu.

"A-ampuni ak-"

Jleb!

Tetsu telah menusuk tepat di jantung sang korban dengan gunting besi kesayangannya. Noda merah darah merembas mengotori pakaiannya.

Ia menoleh ke satu orang pejabat lagi. Keringat mengalir deras membasahi kemejanya.

"Tenang saja, kau pun akan menyusul dirinya."

Jleb!

Kedua mata pejabat itu telah bolong. Tetsu mencongkel dengan paksa dengan gunting besi.

"Hahaha... menyenangkan sekali." Ungkap Tetsu. Ia terus menusuk-nusuk gunting besi miliknya di sekujur tubuh pejabat itu yang tak bernyawa lagi.
.
.
.
.

"Hentikan!" Seru suara seseorang yang menggelegar.

"Muncul juga kau akhirnya." Ujar Juna. Ia sudah siap membidik orang tersebut.

"Santai kawan..." ucap orang itu.

Kini ia menampakkan diri. Ia mengenakan pakaian kaos oblong putih yang terdapat sebuah tulisan di tengahnya, jas hitam tipis serta celana hitam.

Aria Pamungkas
Super Akja Incognito
???

"Aku adalah Aria Pamungkas, salam kenal." Sapa Aria santai.

"Tch! Siapa kau sebenarnya?" Tanya Tetsu tajam.

"Aku ini Aria Pa-"

"Bukan itu maksudku bodoh!" Potong Tetsu jengkel.

"Lebih baik kita lenyapkan saja dia!" Sahut Azra. Ia tersenyum misterius.

"Hei, aku ini bukanlah musuh kalian!"  Bela Aria.

"Omong kosong!" Seru Tetsu.

Ia sudah melesat cepat ke arah Aria. Tapi, Aria dapat menghindar dengan mudah. Ia melompat ke samping kiri.

"Huh! Selama-"

Syut!

Anak panah ikut melesat ke arahnya. Aria kembali menghindari dengan melompat. Ia bersembunyi di balik lemari kayu yang tak terpakai.

"Grrr!!!" Suara auman di balik Aria.

Aria menoleh. "Ehh! Monster!" Jerit Aria ketakutan.

Sosok itu adalah Azra yang berubah penampilan menjadi seorang monster menyeramkan. Sebelumnya ia meminum sebuah pil merah putih.

"Grrr! Akan ku cabik kau hingga hancur!" Kata Azra. Ia mengayunkan cakar tajamnya.

"Sial!" Umpat Aria. Ia kembali melompat beberapa meter ke belakang.

Kini posisinya telah terkepung. Ia di keliling oleh trio masketir yang memiliki hawa membunuh.

"A-ampuni aku..." ucap Aria lirih.
.
.
.
.

Duarr!!

Sebuah ledakan menghentikan aksi mereka. Kesempatan ini digunakan dengan baik oleh Aria untuk melarikan diri dari ketiga pembunuh keji itu.

"Ahh! Aku masih diberi keselamatan." Doanya senang.

Ia sudah pergi menjauh dari gedung tua. Entah apa yang ia lakukan di dalam sana. Masih menjadi rahasia yang penting ataupun tak berguna.

Duarr!!

Kembali ledakan besar membuat gedung tua itu runtuh. Trio masketir menyelamatkan diri mereka.

Mereka sudah ada di tempat pertama kali mengintai. Azra sudah kembali ke mode manusia normal.

"Sial! Hampir saja kita mati tertiban bangunan itu." Ujar Azra mengatur napas.

"Untung saja kita selamat." Sambung Juna. Ia memegang dadanya yang turun naik dengan cepat.

"Kita jadikan kehilangan si Aria bodoh itu!" Decak Tetsu geram.

"Sudahlah dia itu hanya manusia lemah tak berguna." Cibir Azra.

"Lebih baik kita kembali ke markas." Ajak Juna.

"Yeahh!" Sahut keduanya.

Trio masketir memutuskan untuk kembali ke markas guna melaporkan hasil dari misi mereka.
.
.
.
.

Di gedung lain dekat gedung tua yang sudah hancur tak tersisa. Aria menyenderkan tubuh di dinding.

Dua orang asing yaitu satu perempuan dan satu lagi laki-laki menghampiri dirinya.

"Bagaimana hasilnya?" Tanya sang pria. Ia adalah Vito Scarlet, sang mata-mata.

"Ku tak ingin mendengar kegagalan." Sambung sang wanita. Ia membetulkan kacamata. Ia adalah Seyna Lavender, sang pembuat bom.

"Tenang saja. Aku telah menyimpan data-data mereka di flashdisk ini." Jawab Aria menyeringai.

Ternyata ia menyamar sebagai seorang yang lemah demi mendapatkan sebuah rekaman video tentang kekuatan trio masketir.

"Hahaha... kerjamu bagus sekali." Tawa Vito menepuk pundak Aria bangga.

"Aku memang dapat di andalkan." Sahut Aria percaya diri. Ia menggosokkan jari di bawah hidung.

"Tch! Yaa, aku mengakuinya." Ujar Seyna datar.

Mereka pun menghilang dari balik gedung di gelapnya malam.
.
.
.
.
.

Bersambung... 😂

Selamat membaca! 😎

Thanks to Aria-Kirihara lordanjas Seijuurou_Shiro William_Most 😁😀😊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top