08 Pertarungan

Raka melesat mengayunkan kapak merah miliknya. Ia menyerang Aiman yang sedang melindungi Celine.

Aiman tak tinggal diam. Ia menggunakan kekuatan kakinya untuk menghalau serangan itu dengan menendang.

Braakk!!

"Boleh juga," komen Raka. Ia menatap Aiman dengan napsu membunuh.

"Tch! Pasti akan merepotkan." Umpat Aiman kesal.

Keduanya kembali bertarung. Aiman selalu menghindari setiap tebasan kapak Raka.

"Mari kita berdansa." Ucap Raka.

"Dasar bodoh!" Ejek Aiman.

Keadaan Aiman saat ini sudah terpojok. Raut wajahnya terlihat kesal.

"Fufufu... Seekor tikus telah terperangkap." Kata Raka mengejek.

Ia sudah siap mengayunkan kapak merah miliknya. "Tamatlah riwayatmu!"

"Jangan senang dulu!" Seru Aiman tak kalah.
.
.
.
.

"Aiman!!" Panggil Celine khawatir.

Sebuah cambuk melilit tangan Celine. Ia tertarik cukup kuat hingga menabrak kaca toko.

"Lawanmu adalah aku." Ujar Fyen.

"Hah! Ini lumayan sakit loh." Balas Celine. Ia berhasil melepaskan lilitan di tangan.

"Aku akan memberimu balasan yang lebih dari ini." Ujar Celine menyeringai.

"Aww... aku takut sekali." Ejek Feyn.

Keduanya kini bertarung. Feyn dengan cambuknya sedangkan Celine dengan beberapa alat mekanik seperti tag, gergaji, penembak paku dan palu.

Celine menggunakan penembak paku otomatis. Ia terus menembaki Feyn tanpa henti.

Drt! Drt!

Feyn menghindarinya dengan mudah. Ia memiliki tubuh yang elastis seperti tak mempunyai tulang sama sekali.

Ia berlari ke arah Celine dengan terus menghindari setiap tembakan paku. "Terimalah cambuk cintaku ini!"

Blatz!

Sebuah luka sayatan mengenai lengan Celine. "Arghh! Sial!" Jeritnya kesakitan.

Celine melempar palu besi ke arah Feyn. Dan tepat mengenai betis Feyn.

"Argghh!! Dasar wanita busuk!" Cecar Feyn menahan sakit di betisnya.

Keduanya kini sama-sama terluka akibat terkena serangan dari lawan.
.
.
.
.

Sonia memandang remeh Seyna. Seyna pun hanya tersenyum kecil.

"Mau bertarung sekarang?" Tanya Seyna masih tersenyum.

"Uuhh... Kau sudah tak sabaran." Jawab Sonia mengejek.

Seyna menekan sebuah tombol merah kecil.

Klik!

Duarr!!

Ledakan kecil terjadi di sekitar keduanya. Lantai yang mereka pijaki runtuh ke bawah.

Keduanya sama-sama terjatuh. Tampak ekspresi mereka tetap tenang. Tak ada rasa ketakutan maupun kegelisahan.

"Wahh! Aku merasa seperti tengah terbang." Ujar Sonia.

Kini ia sudah dalam mode vampire nya. Ia melesat dalam keadaan melayang memukul Seyna.

Seyna tersenyum tipis. Ia kembali meledakan sebuah bom yang berada di belakangnya.

Duarr!!

"Tch! Hebat juga!" Komen Sonia.

"Terima kasih." Balas Seyna. Ia mendarat dengan mulus tanpa hambatan apapun.

Sonia masih melayang, ia menggunakan kecepatannya untuk menghantam Seyna. "Pertarungan baru saja di mulai."

"Hmm..." gumam Seyna.
.
.
.
.

Bagaimana keadaan Azriel?

Ia sedang berpelukan dengan sebuah boneka panda. Ia terkena efek ledakan dan membuatnya terlempar masuk ke dalam toko boneka.

"Sial! Seenaknya saja meledakan bom!" Umpat Azriel emosi.

Ia pun mencoba berdiri, merapihkan debu-debu yang menempel di pakaian. Ia masih dalam posisi tetap memeluk boneka panda.

"Aku lihat-lihat boneka ini lucu juga. Eeeehh! Tidak-tidak!" Ucap Azriel tak jelas.

"Aku harus bertarung, tapi... melawan siapanya?" Lanjutnya sambil berpikir.

Duarr!!!

Kembali suara ledakan membuat diri Azriel terhempas untuk kedua kalinya. Memang nasipmu sedang sial nak...

"Argghh!! Akan kubalas kau!!!" Geram Azriel dengan emosi membara.
.
.
.
.

Di pinggiran jalan...

Banyak penjual kaki lima yang mendagangkan berbagai macam barang maupun makanan. Terlihat seorang gadis kecil memakai hoodie hijau menutupi kepalanya serta rambut biru laut dan membawa boneka tangan berbentuk kelinci putih.

Ia berjalan dengan lesu. Kepalanya selalu di tundukkan ke bawah. Sampai ia menabrak seseorang.

"Hiks... Sakit..." ucap gadis kecil itu lirih.

Seulas tangan terjulur ke gadis itu. Saat sang gadis kecil menoleh ke atas ia melihat seorang wanita tersenyum padanya.

"Apa kau baik-baik saja gadis kecil?" Tanya sang wanita lembut.

"Hiks... Kakiku sakit." Jawab sang gadis menangis.

"Maafnya telah menabrakmu. Sini biar kakak bantu, nanti kakak belikan es krim. Mau?" Ujar wanita itu.

Sang gadis menganggungkan kepalanya kecil. Mereka kini sudah berada di kedai es krim.

"Aku ingin rasa coklat..." ucap gadis kecil.

"Baik, nanti kakak belikan." Balas sang wanita.

"Kalau boleh tahu, siapa namamu gadis kecil?" Tanya wanita itu.

"Namaku... Aozora Athnnia." Jawab Aozora.

Aozora Athnnia
Super Akja Baby Doll
???

"Hmm... namanya yang manis seperti orangnya." Puji sang wanita.

"Kakak sendiri namanya siapa?" Tanya Aozora.

"Perkenalkan aku Liana von Deerland, panggil saja Liana." Jawab Liana tersenyum.

Liana von Deerland
Super Akja Stategist
???

"Oke! Kakak mau pesan es krim coklat untukmu." Kata Liana.

"Baik, kak!" Sahut Aozora semangat.

Beberapa menit kemudian, Liana sudah membawa sebuah es krim rasa big chocolate dan vanila latte.

"Wah! Terima kasih banyak, Liana-nè." Seru Aozora.

"Sama-sama. Ayo kita makan bersama!" Ajak Liana.

Mereka pun makan es krim berdua dengan nikmat dan menyenangkan.
.
.
.
.
.

Bersambung... 😂

Haii minna... 😁

Tak terasa sudah masuk ke dalam chapter 08. Saya pribadi merasa senang sekali setelah membuat cerita ini dan membaca komentar-komentar kalain semua... 😀😁🤗

Terima kasih atas support dan sanjungannya sampai saat ini 😊

Selamat membaca! 😎

Thanks to Rahma_Akira anime_manhua1398 😉

Jangan lupa like ya minna 😘

KillerFalls Nativis18 M_Nawawi Rine_lette Yona_Hyakuya

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top