06 Bertemu

Huda, Fiki, Sheila dan Vero nampak sangat kaget melihat keadaan sahabat lamanya. Kondisinya saat ini sungguh memprihatinkan.

Semenjak ia di tinggal oleh Katashi Uli, hidupnya menjadi hampa dan larut dalam kesedihan yang mendalam.

"Ka-kau kah itu, Teguh?" Tanya Sheila kaget.

Ia meneteskan air mata sedih. Ia tak kuat melihat penampilan Teguh yang berbeda.

"Hei!" Sapa Teguh.

Yamada Teguh
Super Akja Atlet Pencak Silat
Code Name (???)

Huda memeluk erat tubuh Teguh yang hitam namun berotot. "Fufufu... kau semakin berisi." Komen Huda.

"Cih! Kalian terlalu berlebihan!" Ejek Vero.

"Bilang saja kau malu untuk mengungkapkan perasaan." Sahut Fiki puas.

"Baka! Baka! Baka!" Gerutu Vero kesal. Ia mengepalkan kedua tangannya kuat.

"Hei! Sudah jangan meledeknya terus." Ucap Teguh membela.

"Fufufu..." tawa khas Huda.

"Aku tak ikutan!" Sambung Sheila. Ia menghapus air matanya.

"Hahahaha..." tawa keras Fiki puas.

Ia sampai memegang perutnya menahan sakit akibat ketawa berlebihan. Wajah Vero memerah antara marah dan malu menjadi satu.

"Cih! Dasar Inu!" Geram Vero.

"Hentikan! Kita ke sini bukan untuk bercanda, tetapi menjemput kawan kita ini." Seru Huda.

Ia merangkul Teguh. Teguh tersenyum senang atas sambutan dari sahabat-sahabatnya.

"Ayoo.. masuk dulu!" Kata Teguh sopan.

"Yeahh!" Seru Sheila senang.

Mereka pun masuk ke dalam rumah kumuh. Terdengar suara tawa dan kegembiraan mereka.
.
.
.
.

Seorang wanita memakai pakaian sexy tengah tertidur di kasur berukuran Queen Size. Ia nampak sangat senang dan tenang.

"Hah! Akhirnya aku bisa merasakan libur juga." Ujar wanita itu.

Scralette Alina
Super Akja Agent
Wakil Ketua Hero Fantasy

Saatnya ia akan memejamkan kedua matanya. Sebuah suara mengganggu aksinya.

Drrrttt!

Ternyata itu adalah suara dering handphone. Ia dengan malasnya mengambil HP di atas nakas.

"Cih! Mengganggu saja si tukang kebun!" Decak kesal Alina.

Ia membuka pesan tersebut. Rasanya ia ingin membanting HP tersebut.

To : Scarlette Alina

"Segera berkumpul ke markas!!!"

From : Erix Garden

"Haruskah aku pergi!!" Teriak Alina emosi.

"Baru saja aku akan masuk ke dalam mimpi." lanjutnya.

Mau tak mau ia harus menuju ke markas utama dengan sangat terpaksa.
.
.
.
.

"Ai merasa bosan..." gumam Ai. Ia rebahan di atas meja. Di sampingnya terdapat sebuah pisau daging yang telah berlumuran darah.

Di dalam markas The Killers tak ada siapapun. Hanya dirinya yang berada di dalam.

"Lama sekali sih mereka pergi!!" Seru Ai jengkel.

Ia menendang-nendang kaki meja dengan perasaan kesal. Ia ambil pisau daging itu. Ia lemparkan ke depan dengan asal.

Jleb!

Pisau daging itu mengenai sasaran dengan sangat tepat. Ai tersenyum senang.

"Yeahh! Ai berhasil!" Kata Ai melompat-lompat kecil.

Seringai tipis terukir di bibirnya. Ia melakukan hal itu berulang-ulang.

30 menit kemudian...

Ai merasa bosan kembali. Ia mengembung kedua pipi.

Tiba-tiba Alardo datang dalam keadaan mabuk. Ia melangkah dengan gontai kesana kemari.

"Hai Ai..." sapa Alardo. Ia pun memilih duduk di samping Ai.

"Iyakk! Bau sekali, tapi Ai suka!" Seru Ai dengan jijik dengan tersenyum.

"Kau masih kecil jadi tak boleh!" Jawab Alardo.

Ia telah menghabiskan 8 botol sake tanpa tersisa sedikit pun. Efek mabuknya cukup kuat, membuat dirinya melantur tak jelas.

"Hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbunga..." ucap Alardo sambil bernyanyi.

"Hahaha... Alardo-san lucu sekali." Sahut Ai terhibur.
.
.
.
.

Aiman dan Celine sedang berada di salah satu mall terbesar di Kyoto. Keduanya tengah asyik melihat-melihat berbagai macam toko.

"Aku mau es krim..." ucap Celine.

Ia memasang wajah puppy eyes ya. Aiman tersenyum tipis.

"Baiklah! Kau tunggu di sini." Balas Aiman.

Ia pun pergi meninggalkan Celine menuju ke toko es krim. Antriannya cukup panjang.

"Hmm... Aku paling malas dengan hal menunggu." Gumam Aiman lirih.

Sementara Aiman membeli es krim, Celine melihat sesuatu hal menarik di sebuah toko. Ia menuju ke arah toko tersebut.

"Ahh! Mungkin sebentar ke sana tak apalah." Ucap Celine.

Ia berada di toko pernak-pernik. Ia tertarik dengan dua buah gantung berbentuk pisau dan tang.

"Ini lucu sekali..." ungkap Celine terpukau. Tanpa berpikir panjang ia pun membeli kedua benda gantungan itu.

Aiman telah selesai satu es krim besar. "Dimana Celine?" Tanyanya mencari keberadaan kekasih.

Duarr!!!

Tiba-tiba terdengar suara ledakan dari arah toko pernak-pernik. Semua orang pun panik menyelamatkan diri sendiri.

"Celine!!!" Seru Aiman panik. Ia segera mengarah ke toko tersebut. Es krim yang ia beli pun terjatuh.
.
.
.
.

Bersambung... 😂

Oke! Di sela-sela kesibukan saya, akhirnya bisa update juga hehe... 🤗😊

Silahkan membaca! 😎

Jangan lupa tinggalkan like, oke! 😉

Thanks to AhmadRizani 😁

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top