02 The Killers

The Killers merupakan suatu organisasi yang banyak di buru oleh pihak negara. Mereka berkerja sangat lincah, rapi, sempurna dan tak pernah meninggalkan jejak sedikit pun. Hal itu yang membuat pihak negara kerepotan hingga ingin menyerah.

The Killers di kuasai oleh seorang pria berambut blonde yang merupakan salah satu lulusan terbaik di Super Akja Academy.

Organisasi bekerja sendiri tanpa ada campur tangan dari pihak manapun termasuk pihak sekolah itu sendiri. Para anggota nya merupakan lulusan sekolah berbakat yang sudah pawai dalam membunuh seseorang tanpa tersisa sedikitpun.

Mereka memiliki panggilan khusus yaitu berupa Code Name. Urutanya berdasarkan dari yang tertinggi sampai terendah menurut skill, kemampuan serta pengalaman dalam membunuh.

Berikut ini adalah nama-nama sesuai urutan code name mereka :

Zero ~ Kaito Huda
Second ~
Third ~ Mizuki Sheila
Fourth ~ Himeka Vero
Fifth ~
Sixth ~ Ardens Van Raka
Seventh ~
Eighth ~
Ninth ~ Kayano Ai
Tenth ~
Eleventh ~
Twelfth ~
Thirteen ~
Fourteen ~
Fifteenth ~
.
.
.
.

Ketiga orang anggota The Killers sedang menjalankan misi untuk membunuh para pejabat penting. Nampak rasa kebosanan di wajah mereka.

"Cih! Lama sekali! Aku sudah tak sabar ingin membunuh mereka menggunakan gunting-gunting kesayanganku ini." Kata seorang pria berambut merah darah.

Akazawa Tetsuya
Super Akja Shinigami
Code Name (Twelfth)

"Kau ini berisik sekali!" Decak seorang pria lainnya berkulit eksotis.

Ia selalu membawa panah karena itu adalah senjata keahliaannya. Ia memiliki mata yang tajam seperti elang.

Arjuna van Mahabrata
Super Akja Scouter
Code Name (Eleventh)

"Hahaha... kalian berdua lama-lama serasi sekali." Sahut seorang pria berambut keperakan.

Azra Ardiansyah Putra
Super Akja Pharmacist
Code Name (Thirteen)

"Kami bukan MAHO!" teriak keduanya kompak

"Hahaha... Kompak sekali." Ejek Azra.

"Cih! Lebih baik aku maju duluan saja!" Kesal Tetsu. Ia melompat dari atas pohon menuju ke sebuah gedung yang tak kumuh.

"Hei! Merepotkan!" Geram Arjuna. Ia pun menyusul Tetsu pergi. Di susul oleh Azra di belakang.
.
.
.
.

Di sisi lain...

Kedua wanita saling melirik satu sama lain. Mereka sepertinya terlihat tengah bertengkar.

"Sudah kubilang aku ini lebih cantik darimu!" Seru seorang wanita bersurai ungu.

Yùki Zelf Hono
Super Akja Kendo

"Hellooo!! Aku ini keturunan asli luar negeri. So, I'm beauty fist women!" Sahut seorang wanita berambut jingga panjang.

Ferena Sinclair
Super Akja Guitarist

"Lebih baik kita tentukkan siapa yang lebih cantik dengan cara bertarung!" Ujar Yùki. Ia sudah memegang sebuah pedang kayu.

"Hmm... menarik." Kata Rena. Ia juga telah menyiapkan gitar kesayangannya.

Yùki mengayunkan pedang kayu dengan cara tak beraturan. Ia merupakan salah satu murid berbakat yang ahli dalam bidang kendo.

Trang!

Rena menahan menggunakan gitarnya. Ia menendang Yùki hingga mengenai perut.

Bugh!

Blatz!

Yùki yang terkena tendangan di perut melakukan putaran kecil. Ia arahkan pedang kayu itu tepat ke kaki kanan Rena.

"Arghh! Kakiku yang bagus." Ujar Rena mengelus kakinya yang sepertinya memar.

"Itu barulah permulaan saja!" Seru Yùki sombong.

Muncul percikan di antara kedua mata wanita itu. Tak ada yang mau mengalah dalam hal kecantikan.
.
.
.
.

Di sebuah bangunan bertingkat tiga. Huda beserta Vero dan seorang pria berkacamata sedang berkumpul. Mereka terlihat sangat serius dalam percakapan.

Brak!

"Apa kau sudah gila?" Teriak Vero memukul meja kayu hingga retak.

"Tenang dulu kawan..." ujar pria berkacamata.

"Bagaimana aku bisa tenang kalau mereka akan dalam bahaya besar?" Sahut Vero tak habis pikiran dengan pikiran Raka.

"Fufufufu... Mereka bertiga adalah anggota yang sangat bisa di handalkan." Jawab Huda tenang.

"Tapi tetap saja lawan mereka itu bukan orang sembarangan!" Seru Vero. Ia mengatur napasnya yang memburu.

"Kau itu terlalu banyak memikirkan mereka. Dulu, kau pun hanya menganggap manusia itu hanya sekedar sampah rendahan." Ejek Huda.

Vero sudah siap memberikan pukulan kalau tidak di tahan oleh pria berkacamata.

"Lepaskan aku, second!" Seru Vero berusaha memberontak.

"Aku tak ingin melihat sesama sahabat saling melukai ataupun membunuh. Ingat itu baik-baik!" Ancam pria berkacamata.

Ia pun meninggalkan ruangan dengan  cepat. Tak menggubris panggilan kedua temannya itu.

"Cih!" Decak Vero.

"Fufufu... Aku tak sabar melihat kehancuran mereka satu persatu." Ucap Huda menyeringai tipis.

"Key..."
.
.
.
.
.

Bersambung... 😂

Oke! Ini chapter kedua baru saja aku selesaikan dengan kilat! 😁

Maaf jika ada typo berserakan hehehe 🤗😏

Selamat membaca! 😎

Thanks to lordanjas Seijuurou_Shiro William_Most Ki_Liya07 Yuuki_honomiya03 😉

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top