21 Permainan, Di Mulai!!! (4)

Di dekat air terjun. Terlihat seorang pria berada di tengah-tengah derasnya air terjun. Ia seperti sedang bermeditasi.

Kedua kelopak matanya terbuka secara perlahan. "Aku merasakan sedang diintai oleh seseorang." gumamnya.

Ia berdiri dan berjalan melalui air terjun yang turun dengan derasnya. Ia telah sampai di pinggiran.

Kulitnya yang cokelat nampak terlihat eksotis dan sanggar dari luka-luka di area tubuh yang terpampang. Ia mengambil sebuah anak panah beserta busurnya.

"Keluarlah... atau akan kubunuh secara langsung!" serunya.

Name : Arjuna van Mahabrata
Nickname : Mantan Super Akja Scouter

Weapons : The Eagle's Arrow
Kubu : The Killers
Status : Alive (Player)

Arjuna membidik dengan akurat dan melepaskan busur panah miliknya. Anak panah melesat dengan cepat mengarah ke balik sebuah semak-semak berlukar.

Syutt!!

Entah apakah musuh yang mengintai dirinya terkena anak panah atau berhasil menghalau serangannya. Ia melangkah ke arah semak-semak tersebut.

"Hmm... Hebat juga kau mampu menangkap busur panah milikku." ujar Arjuna.

Nampak seseorang yang menyeringai lebar ke arah Arjuna. Ternyata ia adalah seorang perempuan.

"Serangan ini tak ada apa-apanya." ejeknya.

Ia mengenakan sebuah seragam yang dilapisi oleh blazer biru donker dan rok putih selutut. Ia juga memakai syal yang melilit di leher serta membawa buku kecil. Surai rambut hitam pucat panjang menambah kesan manis.

"Akan kutunjukkan pertarungan yang sebenarnya." ucapnya.

Ia mengeluarkan beberapa pisau atau kunai dari balik blazernya.

Name : Liana von Deerland
Nickname : Mantan Super Akja Strategy
Weapons : Small Knives and Kunai
Kubu : SAA
Status : Alive (Player)

"Hahaha... Aku terima tantanganmu, nona manis." balas Arjuna.

"Tch! Jangan memanggilku dengan sebutan itu! Pria hitam!" sahut Liana tak terima.

Ia melempar beberapa pisau dan kunai ke arah lawan. Arjuna melakukan gerakan ke samping dan sesekali melompat menghindari terjangan kunai milik Liana.

"Hanya menghindar sajakah kemampuanmu itu? Lemah!" cibir Liana.

"Aku tak ingin menunjukkan kemampuanku kepada seorang wanita manis yang ada di depanku sekarang." ujar Arjuna santai.

Liana menatap tajam Arjuna. Ia berlari cepat ke depan. Arjuna dengan santainya hanya memandang dan tersenyum kecil.

"Welcome to the game! Arjuna van Mahabrata!"

"Welcome to the game! Liana von Deerland!"

Sebuah suara dari balik eraphone berbisik di telinga keduanya.
.
.
.
.

Di dalam hutan terdalam...

Pria bersurai biru pucat tengah bercanda ria dengan hewan-hewan kecil seperti singa, babi hutan dan rusa. Ia berlari bersama hewan-hewan tersebut.

Namun, di balik semua itu. Sang pria sedang mengejar mereka. Ia sedang kelaparan dan memutuskan untuk berburu hewan di sana.

"Hei kawan-kawan... Kalian mau pergi kemana?" teriak pria tersebut.

Baju atau jaket putih berpadu dengan warna biru berkibar setiap ia berlari. Iris mata biru laut miliknya sangat mempesona bagi yang melihatnya.

Ia juga membawa sebuah tombak berukuran sedang dengan runcing tajam di ujungnya. Ia membuatnya saat terjebak di dalam hutan ini untuk berburu.

"Heh! Aku lapar! Berilah sedikit daging kalian untukku makan!" seru pria tersebut.

Name : Takahasi Kenzo
Nickname : Mantan Super Akja Master Karate
Weapons : Spear Karate and Kick Karate
Kubu : Stray Hunter
Status : Alice (Player)

Salah satu babi rusa membalikkan badannya. Ia menerjang ke arah Kenzo dengan tatapan membunuh.

"Ayo kemarilah...," ujar Kenzo.

Babi rusa itu berlari cepat. Namun, sebelum sampai ke Kenzo. Ia sudah tertusuk oleh tombak dan mendapatkan hadiah tambahan yaitu pukulan karate miliknya.

Brakk!!

"Pasti rasanya enak sekali." ucap Kenzo tak sabaran. Ia memakan daging itu setelah membakar setengah matang di api unggun.

"Ittadakimasu!" serunya melahap dengan nikmat.

Setelah selesai menyantap daging babi yang lezat, ia melakukan perjalan kembali.

"Welcome to The Game! Takahasi Kenzo!"
.
.
.
.

Tersisa satu orang yang belum menampakkan diri. Ia ternyata sedang tertidur di atas batang pohon yang lebat.

Saat ia ingin memantau keadaan, ia malah tertidur dengan pulasnya.

"Hoamm!"

Seorang pria telah terbangun dari tidurnya. Ia membuka matanya secara perlahan.

"Ehh! Rupanya sudah siang!" jeritnya keras.

Ia hampir saja terjatuh bila tidak berpegangan dengan erat pada batang kokoh.

"Hampir saja," ucapnya lega.

Di sepanjang kedua lengan serta bagian dalam tubuhnya telah dililit oleh perban putih. Entah luka apa yang ia terima.

Ia memakai kemeja bergaris putih, rompi cokelat dan sebuah jas cokelat yang lebih terang. Ia memiliki wajah yang terlihat lelah dan bosan.

Name : Vein D'Cavalior
Nickname : Mantan Super Akja Detective
Weapons : Revolver and Gun
Kubu : Hero Fantasy
Status : Alive (Player)

Vein pun turun dari atas pohon dengan melompat. Kemudian ia berjalan menyusuri bagian hutan.

Hingga ia sampai di sebuah bangunan kuno yang terlihat sudah berdiri sejak berapa abad lamanya.

"Bangunan ini...," gumam Vein.

Sepertinya ia pernah melihat bangunan kuno tersebut di suatu tempat. Ia berpikir namun tak dapat mengingatnya.

"Ahh sudahlah! Lebih aku mengeceknya langsung." ucap Vein.

Ia pun masuk ke dalam bagian bangunan kuno tersebut. Tetapi gelang hitam yang melingkari lengannya berbunyi nyaring.

"Ada apa dengan gelang ini?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Ia memegang gelang itu. Lalu sebuah sinar merah seperti laser keluar sendiri.

"Ehh!" terkejutnya Vein.

Tiba-tiba salah satu dinding bergetar dan terbuka secara perlahan. Jadilah sebuah jalan rahasia di hadapannya.

"Hmm... Ini menarik dan aku akan menyelidiki hal ini hingga terpecahkan." ujar Vein.

Ia segera masuk ke dalam dan dinding itu tertutup kembali.

"Welcome to The Game! Vein D'Cavalior!"
.
.
.
.
.

Key, sang kepala sekolah Super Akja Academy dari awal mulanya berdiri hingga sampai saat ini. Di ruang pribadinya, ia tengah asyik menatap beberapa layar berada di depannya.

"Menarik sangat menarik!" serunya riang.

"Buatlah adegan yang membuatku terhibur dengan aksi kalian... para bidak-bidakku." lanjut Key menyeringai lebar.

Ia duduk di singgahsana miliknya dengan gagah dan berwibawa. Aura yang ia keluarkan sangat menyeramkan.

Asap rokok bertebangan di dalam ruangan. Ia menikmati rokok mahalnya dengan nikmat.

"Aku tak sabar melihat mereka saling berburu dan membuh dengan keji! Hahaha!" ucap Key tertawa iblis.

Ia kembali menonton setiap adegan di masing-masing layar.
.
.
.
.
.

Bersambung... 😂

Maaf, saya baru melanjutkan cerita ini 🤗

Semoga kalian masih mengikuti dan memberikan komentar serta vote ya... 😉😊😆

Selamat membaca! 😎

Thanks to aliffia_mutia pandumelo lordanjas anime_manhua1398 😁

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top