12 Penyerangan

"Baru pulang kau?" Tanya Ai yang sedang asyik bermain game ps.

"Hmm..." jawab Aozora.

"Huh! Menyebalkan!" Balas Ai.

Ia melihat ke arah Aozora yang memakan es krim dengan nikmat. Setetes ai liur menetes dari mulut Ai.

"Enak sekali..." gumam Ai.

"Nih! Kamu mau?" Tanya Ao masih menjilati es krim vanilla ya.

"Mau!!" Jawab Ai cepat.

"Nanti nya setelah es krim ini habis." Ledek Ao.

"Selalu saja menyebalkan!" Kesal Ai. Ia menggembungkan kedua pipi seperti balon.

"Pffff! Sampai jumpa!" Sahut Ao. Ia melempar stik es krim bekas ke wajah Ai.

"Aozoraaaaa!!!!" Teriak Ai geram.

Ao sendiri hanya tertawa mengejek, lalu berlari kencang menuju kamar. Ai mengejarnya. Ia mengedor-ngedor pintu kasar.

"Keluar kau cebol!!!" Umpat Ai.

"Pfffttt! Kau pun juga cebol!" Balas Ao mengejek.

Ai terus mengedor-ngedor pintu macam ibu kos-kosan menangih uang. Ao sudah tertidur dengan nyenyak.
.
.
.
.

Subuh telah tiba...

Di markas Hero Fantasy tengah sibuk menyiapkan berbagai macam peralatan perang maupun ilmu beladiri. Erix memandangi satu persatu bawahannya dengan serius. Sesekali ia memeluk tanaman hias berbentuk kaktus.

"Sebentar lagi kita akan mulai menyerang!" Seru Erix mantap.

Sang wakil berjalan mendekati Erix. Ia menggoyang-goyang kan pinggulnya ala itik.

"Well! Bagaimana persiapannya?" Tanya Alina.

"Sudah mencapai 90%." Jawab Erix.

"Hmm... Ini akan menjadi penyerangan yang memakan banyak korban." Lanjutnya.

"Hahaha... Yang penting kemenangan ada di tangan kita." Seru Alina.

"Dan menjadi kubu pahlawan yang dielu-elukan." Sambung Aoki.

Tiba-tiba ia sudah berada di belakang Erix. Keduanya menoleh singkat, lalu kembali menatap ke depan.

"Kau seperti jalangkung saja!" Ejek Alina.

"Kau pikir aku ini hantu yang memiliki batok kelapa!" Sewot Aoki.

Ia menyilangkan kedua tangan di dada. Ia bersikap menyebalkan.

"Sudahlah kalian..." ucap Erix.

"Berisik kau tukang kebun!" Cibir Aoki. Ia menatap sinis sang ketua.

"Hahaha... menarik sekali." Sahut Alina riang.

Erix tak mempedulikan. Ia lebih baik fokus pada tanaman hiasnya daripada memikirkan kelakukan bawahannya yang kurang ajar.

"Aku tak peduli." Gumam Erix.
.
.
.
.

Gaku, Mayumi dan Yùki sedang mengamati sebuah gedung tua yang tak terpakai. Mereka memperhatikan dengan hati-hati dan intens.

"Aku rasa di sini markas The Killer." Ucap Yùki. Ia menggunakan sebuah teropong untuk melihat keadaan di depan.

"Ya, aku berpikir sama denganmu." Sahut Mayumi.

"Nana...nananana..." gumam Gaku. Ia mendengarkan sebuah lagu dari headphone miliknya.

Mayumi menjitak kepala Gaku keras. Satu benjolan muncul berukuran besar.

"Ckckck! Kalian bertengkar terus!" Ejek Yùki.

"Jadi, wanita bisa tidak lembut sedikit saja!" Sewot Gaku. Ia mengelus kepalanya yang benjol.

"Cih! Aku ini wanita lembut dan baik hati!" Seru Mayumi percaya diri tingkat tinggi.

Yùki menghela napas lelah. Gaku memutar bola mata bosan. Miyumi masih bergaya bak seorang malaikat.

Setelah pertengkaran tak jelas itu. Ketiganya mulai mendekati bangunan tua.

"Sebaiknya kita berpencar." Usul Yùki.

"Setuju!" Seru Mayumi dan Gaku kompak.

Mereka pun berpisah. Yùki ke arah kanan, Gaku ke kiri dan Mayumi ke belakang.
.
.
.
.

Huda dkk masih tertidur lelap terkecuali Vero. Ia sudah terbiasa bangun di pagi. Ia menikmati teh melati kesukaannya.

"Hmm... Nikmatnya..." gumam Vero.

Ia menghirup aroma teh melati, lalu menyeruput hingga setengah isi cangkir.

"Ada tiga penyusup!" Ujar Vero. Ia menunjukkan senyum misterius.

"Saatnya beraksi!" Lanjutnya.

Vero melangkah menuju ke arah belakang. Ia merasakan kekuatan yang cukup kuat dari arah sana.

Tak sengaja ia berpapasan dengan Teguh. "Ahh! Vero!" Sapanya sedikit terkejut.

"Apa kau merasakannya?" Tanya Teguh bertampang serius.

"Hmm... Mari kita bersenang-senang!" Jawab Vero menyeringai.

"Yeahh! Sudah lama aku tak menggunakan jurus ilmu beladiri ini." Balas Teguh bersemangat.

Keduanya berpisah, Vero tetap ke arah belakang dan Teguh ke arah kiri.

Teguh telah sampai di sebelah kiri gedung. Ia menempelkan telinga ke dinding.

"Semakin mendekat..." ucap Teguh pelan. Ia mengepalkan tangannya kuat. Ia juga menarik napas panjang.

Duarr!!

Dinding itu berhasil di hancurkan hanya dengan satu pukulan saja. Teguh tersenyum puas.

Di depannya nampak Gaku terkejut. Ia memandang sosok Teguh dengan tatapan tajam.

"Rupanya aku sudah ketahuan." Gumam Gaku.

"Yeahh! Mari kita bersenang-senang." Ujar Teguh.

Kretek!

Ia mengepalkan kedua tangan. "Kita mulai-" jeda Teguh.

"Dari sekarang!" Lanjutnya.

"Aku takkan kalah!" Seru Gaku.

Keduanya saling mengeluarkan serangan andalan masing-masing. Teguh dengan ilmu bela diri pencak silat. Gaku dengan kelincahan dan kekuatan fisik juga.
.
.
.
.
.

Bersambung... 😂

Malam kawan2.... 🤗

Mungkin saya tidak akan update. So! Ane hari ini update lagi sebagai penutup malam ini 😁 😊

Selamat membaca dan tinggalkan vote ya! 😎

Thanks to masyanaayumi Rahma_Akira yuuri_ndin02 AhmadRizani erix_castello Yume_Night AoiNisaa Yuuki_honomiya03 😆😉

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top