05 Kekuatan Aneh

Riki membuka kedua mata perlahan. Pandangan matanya masih agak buram. Setelah terasa terang, ia melihat lingkungan sekitar. Kelas.

Ia sekarang berada di kelas. Ia alihkan pandangan keluar jendela. Langit biru dan awan putih masih terbentang indah di atas sana.

"Kenapa aku merasa bingung dengan kondisi ini?" gumam Riki bertanya.

Bukankah seharusnya ia sudah mati akibat terkena batu meteor. Tetapi di lihat dari ujung kaki sampai rambut serta keadaan kelas, semua terlihat seperti biasanya. Tak ada kehancuran dimanapun.

Mimpi. Ia sempat menepis pikiran itu. Ia mengingat jelas setiap detik kejadian dimana batu meteor menghantam ke arah sekolahnya.

Plak!

Riki sampai menampar pipinya sendiri. Rasa sakit begitu terasa. Berarti itu tadi hanyalah ilusi atau mimpinya saja.

Kring!!!

Bel masuk telah berbunyi. Satu persatu murid kelas XA memasuki kelas.

"Hei bro, kok malah bengong." ujar Al. Ia duduk di sebelah Riki.

"Ehh... Enggak kok." sahut Riki cepat.

Ia melihat keadaan teman-teman kelasnya dengan teliti. Tak ada raut wajah takut maupun khawatir. Malah terlihat senang dan bersendau gurau.

"Oke deh bro." balas Al. Ia mulai menatap ke depan. Tepatnya ke arah tempat duduk Zahra berada. Ia terlihat sangat menganggumi sosok Zahra. Itupun bagi pecinta loli macam dirinya.

Pelajaran kedua pun di lanjutkan. Setidaknya pelajaran kali ini tidak membosankan seperti sejarah. Pikiran para murid kelas XA.
.
.
.
.

Tak terasa waktu berlalu dengan cepatnya. Suasana sekolah elit di Bogor ini mulai sepi. Hanya beberapa murid saja yang tengah melakukan kegiatan eskul yang di sana.

Riza tengah berada di taman sekolah. Tepatnya di bawah pohon rindang. Ia sedang sibuk dengan smartphone hitam miliknya.

Angin sore menerpa wajah dan rambut Riza. Nyaman dan damai. Itu yang di rasakannya saat ini.

"Ah... seharusnya Raka nggak muncul." gumam Riza.

"Ya ampun, kenapa malah Hikari benci sama Riza." lanjutnya.

Sekitar limabelas menit Riza bergumam tak jelas. Terkadang ia kesal, tertawa dan marah-marah sendirian.

Beberapa murid yang melihat ke arah Riza menjadi takut. Mereka pikir Riza orang gila yang nyasar kemari.

"Akhirnya selesai juga," ucapnya.

Ia menyenderkan diri di pohon. Kedua tangan ia rentangkan ke atas guna meregangkan otot-otot tangan.

Riza melihat taman sekolah yang nampak sepi. Ternyata ia sudah cukup lama berada di taman.

Hobinya membuat cerita bergenre fantasi di salah satu aplikasi bernama Wattpad membuat dirinya lupa waktu. Walau begitu ia merupakan salah satu penulis terkenal di aplikasi tersebut. Inilah yang membawa Riza menjadi salah satu murid berbakat.

"Seandainya aku memiliki kekuatan seperti tokoh Riza di ceritaku. Mungkin aku akan menjadi seorang author sesungguhnya hehe..." ucap Riza tertawa lebar.

Ia segera membersihkan pakaian dari daun-daun kering yang berjatuh. Ia pun berdiri dan terdiam. Ia memandang sesaat langit sore yang mulai berganti warna.

Riza mulai melangkahkan kakinya ke gerbang sekolah untuk kembali ke asrama khusus pria. Ia sudah tak sabar untuk melanjutkan cerita miliknya.

Tanpa ia sadari, tangan kanan Riza mengeluarkan cahaya. Sebuah simbol berbentuk segienam berwarna merah tercipta di sana.
.
.
.
.

Allyn dan Zahra tak langsung pulang ke asrama putri. Keduanya memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kota Bogor. Jaraknya lumayan tak jauh dari lingkungan sekolah.

Saat ini mereka sedang mengujungi salah satu toko pakaian di pinggir jalan. Zahra terlihat memilih beberapa baju.

"Allyn, apa menurutmu ini bagus?" tanya Zahra menunjukkan gaun berwarna biru laut.

Allyn melihat dengan penuh selidik. Ia mengelengkan kepala cepat.

"Hmm... Bagaimana dengan ini?" tanya Zahra lagi. Kali ini ia menunjukkan baju tidur bergambar Hello Kitty.

Dan sekali lagi Allyn mengelengkan kepala cepat. Ia pun mengalihkan pandangan ke luar toko.

Zahra langsung cemberut. Ia berpikir bahwa mengajak seorang petarung wanita seperti Allyn untuk berbelanja pakaian.

Ia mengembalikan dua baju yang di pegang. Ia memilih pakaian kembali yang cocok untuk dirinya.

"Aku tidak akan menanyakan lagi kepada Allyn." ujar Zahra mengerutu. Ia asyik memilih beberapa potong baju yang menurutnya imut dan lucu macam dirinya.
.
.
.
.

Pandangan Allyn masih fokus ke luar toko. Sebenarnya ia tak begitu nyaman berada di dalam toko pakaian yang terlihat feminin sekali.

Ia anti dengan kata tersebut. Ia lebih suka berpakaian yang tak merepotkan dan simpel.

"Lebih baik aku mencari udara segar." gumamnya.

Ia melirik sekilas ke arah Zahra. Mungkin saat ini dia tak terlalu membutuhkan pendapat dirinya.

Kling!

Bunyi bel berbunyi menandakan sosok Allyn sudah keluar dari toko. Allyn menghirup udara sebanyak-banyaknya.

"Akhirnya aku terbebas juga." ucapnya lega.

Ia mulai melangkahkan kaki menuju ke abang jualan asinan. Ia ingin mencicipi makanan khas kota Bogor.

Saat ia akan sampai, tiba-tiba terdengar suara seorang ibu berteriak histeris. Ia pun mengalihkan pandangan ke arah jalan. Orang-orang di sekitarnya juga melihat ke arah yang sama.

Terlihat seorang anak kecil berdiri di tengah jalan. Anak kecil tersebut sedang mengambil bola plastik miliknya.

Di lain arah, sebuah mobil truk melaju cepat ke arah sang anak kecil. Semua yang melihat melotot dan terkejut.

Sang Ibu masih berteriak histeris. Ia ingin menyusul anaknya, namun dua orang pria menahannya.

Tak ada yang berani menolong sang anak kecil. Mereka takut akan tertabrak juga dan mungkin akan meninggal dengan cepatnya.

Allyn mengepalkan kedua tangan erat. Ia benci melihat orang-orang hanya diam melihat saja.

"Andai aku dapat menghentikan waktu sebentar saja. Aku pasti akan menolong anak tersebut." batin Allyn berharap.

Tiba-tiba cahaya terang muncul di salah satu mata Allyn. Simbol segienam berwarna merah tercipta. Ia tak menyadari hal itu dan... waktu di sekitarnya berhenti secara misterius.
.
.
.
.
.

Selamat pagi menjelang siang all...

Hehehe :v

Maafnya baru bisa update lagi. Yang sudah kuberitahu di chapter sebelumnya. Cerita ini akan sedikit berbeda di awal pembuatan cerita.

Semoga kalian tetap suka dan menunggu kelanjutan ceritaku ini.

For: AhmadRizani allleter Zushieysha

[08-01-2020]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top